Dua Puluh Delapan

Agustus 2022

Apa yang orang-orang katakan ternyata benar adanya. Setiap orang memiliki tempat tersendiri di hati seseorang. Meski perasaan romantis itu sudah tidak seperti dulu—atau bahkan sudah menghilang sepenuhnya—tetapi jejaknya masih ada di dalam hati.

Rana duduk diam di atas kasur. Tak jauh di dekat kakinya, sebuah kotak berukuran sedang terbuka lebar. Beberapa lembar foto berada di dalamnya. Senyum lebar Rana di potret itu terlihat begitu bahagia. Apalagi dengan sosok di sebelah Rana yang ikut tersenyum tak kalah lebarnya.

Ada yang bergemuruh di dada Rana saat melihat potret tersebut. Rana tidak menyangka jika dulu ia pernah sebahagia itu saat berdiri di sisi Nando. Seolah mengatakan pada dunia bahwa ia adalah wanita paling bahagia dan beruntung telah menjadi istri sah Nando Mahendra. Memiliki Nando sepenuhnya tanpa mengizinkan orang lain menjadi pengganggu.

Foto pernikahannya dan Nando yang dirayakan secara sederhana, kini hanya tinggal kenangan. Menjadi bukti bahwa dulu ia dan Nando pernah mengikat janji suci. Saksi bisu bahwa mereka berdua pernah bahagia bersama. Meski pada akhirnya ikatan itu tidak berlangsung lama dan berakhir dengan menyakiti hati keduanya.

Bertahun-tahun bercerai, akhirnya hari ini Rana memberanikan diri membuka luka hatinya. Bukan untuk kembali terluka, tetapi Rana tahu jika tidak dengan membuka lagi kenangan lama, maka hatinya tidak akan pernah sembuh. Rana harus berani menghadapi masa lalu jika ia ingin masa depannya lebih baik lagi.

Apalagi hari ini baru Rana sadari adalah hari anniversary pernikahannya dan Nando. Jika saja mereka tidak bercerai, mungkin saat ini Rana dan Nando tengah merayakan tahun ke-8 pernikahan mereka. Entah akan seperti apa mereka merayakannya, tetapi Rana yakin Nando akan menjadikannya spesial.

Namun pada kenyataannya, jangankan merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-8, Nando dan Rana bahkan tidak diberi kesempatan untuk merayakan anniversary pertama mereka. Pernikahan mereka saja hanya bertahan beberapa bulan.

Kembali lagi ke masa kini, Rana menyadari seharusnya dulu ia dan Nando bisa memperbaiki pernikahan mereka. Kalau saja Rana tidak bersikeras dan memberikan Nando kesempatan untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, mungkin hakim tidak akan mengindahkan perceraian tersebut.

Namun, Rana tidak ingin berlarut-larut dalam lukanya. Sekarang, Nando sudah resmi menjadi suami Yaya. Pernikahan mereka sudah terjadi dan disaksikan oleh para tamu undangan. Termasuk Rana yang turut menyaksikan melalui live streaming akun media sosial Loana Wedding Organizer.

Sebenarnya, Yaya sudah secara resmi mengundang Rana agar hadir secara langsung di pernikahannya, tetapi mengingat Nando adalah mantan suaminya, tentu Rana memilih untuk tidak datang. Bahkan tim yang mengurus akad dan resepsi pernikahan Yaya dan Nando pun, tidak menyertakan Rana di sana.

Bukan tanpa alasan, karena memang tugas Rana hanya di seputar persiapan pernikahan Yaya dan Nando saja. Untuk eksekusi acara, Rana tidak turut andil dalam tugas apa pun. Karena itu juga, Yaya memberikan undangan pada Rana.

"Datang sebagai teman gue, Na, bukan pacar Soni. Jangan nggak dateng, ya," ujar Yaya saat memberikan undangan.

Rana hanya tersenyum saat menerima undangan tersebut. Tidak berani menjanjikan apa pun pada Yaya. Meski tahu ia dan Yaya cukup memiliki hubungan yang baik karena persiapan pernikahan ini, tetapi Rana sadar diri untuk tidak menjadi bagian dalam hari bahagia Yaya. Sebuah tekad bulat yang Rana buat, meskipun ia tidak tahu apakah Yaya mengetahui bahwa Nando adalah mantan suaminya.

Memikirkan hal tersebut, Rana jadi penasaran, apa Yaya sudah tahu tentang masa lalu Nando? Rana memang ingat kalau Yaya pernah bercerita kalau calon suaminya sudah pernah menikah. Namun Yaya tidak mengatakan apakah ia tahu siapa mantan istri calon suaminya itu.

Rana ingin bertanya, tetapi tidak ingin Yaya menaruh curiga padanya. Tidak ingin juga Yaya menganggap Rana terlalu kepo dengan urusan pribadinya, terkhusus urusan asmara. Rana dan Yaya memang dekat, tapi tidak sedekat itu untuk membahas lebih jauh mengenai hubungan asmara yang sedikit sensitif.

Jika mengingat Nando yang sudah secara terbuka memberitahukan masa lalu dan pernikahannya yang gagal pada Yaya, tidak menutup kemungkinan lelaki itu juga menceritakan siapa mantan istrinya. Namun dengan semua sikap Yaya selama ini padanya, Rana sedikit sangsi jika wanita itu tahu siapa mantan istri Nando.

Kalaupun Yaya tahu Rana adalah mantan istri Nando, kenapa sikapnya selama ini begitu baik? Yaya tidak pernah sama sekali bersikap jahat pada Rana. Tidak juga menyulitkan Rana selama menyiapkan pernikahan Yaya dan Nando. Malah sikapnya yang ceria membuat pekerjaan Rana menjadi mudah.

Jika benar Yaya tahu masa lalu Rana dan Nando dan masih bersikap baik seolah tidak ada apa-apa di antara mereka, satu hal yang Rana ketahui: ia telah kalah telak. Sikap Yaya yang seperti ini, sama sekali tidak bisa Rana miliki.

Sebaik apa pun Rana, ia tidak akan bisa memiliki kesabaran seperti Yaya. Jika berada di posisi Yaya, tentu Rana akan merasakan sedikit kedongkolan dengan mantan istri calon suaminya. Dalam hal ini, harus Rana akui Nando tidak salah memilih Yaya menjadi pendamping hidupnya.

Dibandingkan Rana, kedewasaan Yaya berada di tingkat yang berbeda.

"Kamu beneran nggak salah pilih pendamping," monolog Rana sembari tersenyum tipis.

Perasaan sedih dan senang bercampur aduk menjadi satu. Jenis perasaan yang sama saat Rana menyaksikan akad nikah Nando dan Yaya. Ada rasa sedih karena kenyataan dan takdir sama sekali tidak main-main pada manusia. Begitu mudahnya hati yang dulu saling mencintai, kini terasa asing dan sangat jauh.

Namun Rana juga senang karena Nando sudah membuka lembaran baru dengan wanita yang ia cintai. Melepas masa lalunya yang menyakitkan dan menyongsong masa depan dengan harapan baru akan kebahagiaan.

Rana tersenyum sekali lagi. Memastikan bahwa hatinya baik-baik saja. Rana tahu, perasaan yang ia rasakan saat ini hanyalah sebuah sisa dari kenangan masa lalu. Tidak untuk diungkit, tetapi hanya bisa disimpan rapat-rapat di sudut hati.

Sebuah perasaan romantis yang menjadi bagian dari perjalanan hidup seorang Rana Noviandra. Rasa cinta yang tidak akan tumbuh dan berbunga seperti saat dulu lagi. Biarlah menjadi kenangan dan terkunci selamanya.

Sudut mata Rana memanas. Namun, Rana tidak ingin berlarut-larut, karena memang tidak sepantasnya ia bersedih. Terlalu merasakan kegalauan di dalam hati hanya akan membuat Rana berhenti di tempat. Lagi pula, perasaan ini tidak nyata. Hanya efek dari sebuah sesal karena telah kehilangan lelaki yang pernah ada di dalam hidupnya.

Tidak ingin kehilangan akal sehat dan diperdaya rasa semu, Rana gegas menyimpan kembali foto-fotonya dan Nando. Mengembalikan kotak tersebut ke sudut atas lemari pakaiannya. Sama seperti perasaan yang harus Rana simpan dan kunci di salah satu sudut hatinya.

Rana memang tidak akan sepenuhnya bisa menghapus jejak Nando dari dalam hidupnya. Karena bagaimanapun juga, Nando sudah menjadi bagian dari kehidupan Rana. Meski tidak lagi berada dalam hubungan romantis, tetapi Rana akan mengenang Nando sebagai lelaki yang pernah mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan.

Jangan lupakan juga bahwa dulu Nando-lah yang memberikan les privat pada Rana demi bisa lulus SMP dan masuk ke SMA yang ia inginkan. Jika diingat kembali, masa-masa itu justru jauh lebih membahagiakan. Di mana perasaan itu mulai tumbuh malu-malu tanpa berani untuk diungkapkan.

"Seharusnya kita tetap seperti itu saja, Kak. Kita belajar bersama. Bercanda bersama. Aku yang akan diam-diam mengamatimu, alih-alih belajar dengan benar. Dan kamu yang diam-diam akan menyelimutiku yang ketiduran di sofa. Menjagaku dan mengajariku yang sedikit bebal ini dengan sabar."

Rana hanya bisa tersenyum mengenang yang sudah. Sebuah potongan takdir yang tidak bisa ia ubah dan ulang kembali demi menenangkan hatinya yang gusar. Kenangan yang tidak boleh ia ungkit lagi, karena semua hanyalah masa lalu.

Rana menarik napas dan mengembuskannya. Ada sedikit kelegaan di dalam hatinya karena sudah mau mengakui rasa sakit di dadanya. Selama ini, Rana selalu meyakini dirinya bahwa ia baik-baik saja. Memanipulasi hati dan pikirannya bahwa ia sama sekali tidak terluka karena perpisahannya dengan Nando.

Namun kali ini, Rana tidak ingin seperti itu lagi. Rana akan mengakui bahwa ia sakit dan terluka. Kali ini, Rana akan menghadapi semua rasa sakitnya dan tidak akan kabur lagi. Karena kabur dari rasa sakit hanya akan membuat rasa sakit itu semakin dalam dan sulit untuk disembuhkan.

Berdamai dengan masa lalu adalah pilihan tepat dan terbaik. Saling memaafkan dengan Nando dan menangisi semua yang ada. Tidak ada lagi rasa janggal di dalam dada setelah saling memaafkan dan melepaskan. Saling menyemangati dengan pilihan hidup masing-masing dan tidak ikut campur di dalamnya.

Saat ini, Rana hanya harus fokus dengan hidupnya. Mencintai Soni sepenuh hati tanpa kepura-puraan dan beban dalam dada. Menyebutkan nama Soni, Rana tertegun sesaat. Ada baiknya Rana juga jujur perihal rumah tangganya di masa lalu pada Soni. Apalagi sudah berulang kali Soni mengutarakan niatnya untuk menjalin hubungan yang lebih serius pada Rana.

Rana tidak ingin mengecewakan Soni yang sudah begitu tulus padanya. Tidak ingin lagi kehilangan sosok yang begitu mencintainya. Cukup sekali di masa lalu Rana dengan egoisnya melepaskan lelaki yang ia cintai dan mencintainya balik.

Cukup sekali saja, Rana merasakan kehilangan dan sesal. Rana tidak ingin Soni menunggunya terlalu lama karena tumpukan beban di hati Rana selama ini. Sudah cukup bagi Rana untuk menerima Soni apa adanya.

Melirik cincin pemberian Soni di jari manisnya, Rana tertegun cukup lama. Soni tidak ingin menjadikan cincin ini sebagai beban bagi Rana. Namun Rana tahu, cincin ini memberi tahunya bahwa Soni tengah menunggu Rana membuka hati. Menunggu Rana agar mau menerima Soni sebagai bagian dari hidup dan masa depannya.

Rana tahu, tidak selamanya ia menyimpan rahasia ini dari Soni. Bagaimanapun juga, jika ingin hubungannya kali ini berjalan lancar, Rana sudah seharusnya jujur dengan Soni tanpa menutup-nutupi apa pun.

Namun, satu sisi Rana masih ragu dan takut. Tidak berani membayangkan akan seperti apa reaksi Soni jika mengetahui Rana adalah seorang janda muda. Wanita yang Soni cintai ternyata pernah menjalani pernikahan seumur jagung dengan lelaki yang kini menjadi sepupu iparnya.

Permainan takdir lain yang membuat Rana berada di situasi dan posisi yang tidak menguntungkan.

Dari sekian banyak manusia dan jalan takdir yang tersedia, kenapa harus Yaya yang menjadi sepupu Soni? Kenapa harus Nando yang kini menjadi suami Yaya?

Jalan takdir yang sangat tidak terduga ini, membuat Rana semakin memiliki keraguan untuk berkata jujur pada Soni mengenai statusnya. Entah akan dari mana Rana menceritakan kisah hidupnya pada Soni, Rana tetap harus jujur pada kekasihnya itu.

Tidak peduli akan seperti apa reaksi Soni setelah mendengar kejujuran Rana.


***


Menikah Kembali update lagi!!!

Ada yang nungguin?

Semoga ada, ya.


Akhirnya bisa lanjutin cerita ini lagi. 

Masih ada sisa 2 bab. Tetep tungguin, ya.


Xoxo


Winda Zizty,

25 Juli 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top