01. Ketentuan Fana


"Kamu bilang, "Ayo menua bersama." Padahal di antara kita, yang menua cuma kamu."

― MENGUDARA

___________

Kematian sang istri sudah BoBoiBoy saksikan kurang lebih dua puluh kali. Sebab kematian pun berbeda; ada yang karena korban perang, ada yang karena pembunuhan, ada yang karena terkena kutukan, ada juga yang karena depresi. Intinya, kematian sang istri bukanlah kematian karena faktor usia atau penyakit. Oleh karena itu, BoBoiBoy menjelajahi setiap alam semesta dan berusaha mengubah setiap kisah tuk berakhir bahagia. Setidaknya sampai [Name] menyentuh usia 50 atau 60 tahun lamanya.

Sebenarnya, di dunia aslinya pun amerta dianjurkan untuk tidak berhubungan dengan segala hal yang fana. Namun, untuk seseorang dengan rasa ingin tahu yang besar seperti BoBoiBoy, itu tidak mungkin. Dia ingat, pertama kali dia bertemu dengan [Name] itu di laboratorium milik Kaizo dengan status 'asisten' Kaizo, atau lebih tepatnya 'alat percobaan' Kaizo.

Pendekatan dua bulan, lalu menikah. Pernikahan mereka pun dirahasiakan, hanya mengundang keluarga dan beberapa teman dekat. Kalau pernikahan mereka besar-besaran, khawatir mengundang keributan perihal status mereka sebagai amerta dan fana. Pernikahan mereka tidak berlangsung lama, sebulan setelahnya; [Name] meninggal karena kecelakaan uji coba yang dilakukan di luar pengamatan Kaizo.

Sejak saat itu pula, BoBoiBoy fokus pada penelitiannya dan meneliti setiap semesta; mencari jawaban terdalam dan bermakna tanpa henti. Empat puluh... Lima puluh... Tujuh puluh... Seratus tahun sekali pun, BoBoiBoy akan terus meneliti. Pun, tahun ini sudah tahun ke-893. Kalau mau diberitahu umur aslinya, BoBoiBoy berusia lebih dari sembilan ratus tahun. Namun, perawakannya seperti pria berusia dua puluh tahunan, dan tidak akan pernah berubah.

BoBoiBoy ingin tahu, dari segala alam semesta yang ia teliti ... apa ada satu yang bertahan? kemungkinannya hanya 0,002%. Namun, apa salahnya mencoba?

Alam semesta yang dia masuki saat ini cukup aman untuk menghindari segala skenario buruk tidak masuk akal yang bisa terjadi di alam semesta lain. Intinya, peluang dia saat ini cukup besar. Mana mungkin dia lewatkan.

Cuaca hari ini cukup dingin, hujan tiada henti terus menangis di luar sana. BoBoiBoy jadi berpikir, apa memang bumi senang sekali mengurung diri dan bersedih seperti ini? Dalam negeri asalnya, mereka percaya bahwasanya semua yang ada di alam semesta itu memiliki perasaan. Bahkan planet sekali pun. Oleh karena itu, tidak heran BoBoiBoy sedikit memiliki pikiran yang berbeda.

"Oboi, kamu nggak kerja?"

Suara itu membuyarkan lamunan BoBoiBoy. Segelas kopi hangat yang ada digenggamannya dia letakkan di atas meja, lalu, maniknya yang memancarkan kebahagiaan itu melirik ke arah sosok primadona miliknya.

"Eh? Kerja?"

[Name] mengerutkan keningnya bingung. Apa suaminya ini mulai memiliki penyakit pikun? Ah, tidak, deh. Rasanya suaminya ini masih muda. Lantas, dia mendekati suaminya dan duduk di sampingnya.

"Iya, kerja. Memangnya kamu nggak dihubungin sama Pak Kokoci?"

"... Pak Kokoci siapanya aku?"

"Kamu pikun atau gimana... Dia kan bos kamu."

Detik itu pula, BoBoiBoy langsung mengingat hal penting. Di setiap alam semesta, dia memiliki pekerjaannya masing-masing. Ada masa di mana dia bekerja sebagai dokter, ada masa di mana dia bekerja sebagai pemilik restoran, dan ada masa di mana dia pengangguran; ada masa di mana dia adalah seorang super hero, ada pula masa di mana dia seorang jenderal. Lantas... di sini pekerjaannya apa?

"Ehehehe... Kalau boleh tau, aku kerja apa, ya?"

"Hah, kamu kenapa, sih?"

[Name] dibuat bingung dengan gelagat suaminya yang tak biasa. Sudah sekitar dua hari suaminya memiliki tingkah seperti ini.

"N-nggak apa-apa. Kalau gitu aku berangkat kerja sekarang, ya!" Menyadari bahwasanya [Name] akan mencurigainya lebih jauh, BoBoiBoy memilih untuk menutup percakapan dan menuju kamarnya untuk mencari petunjuk; seperti kartu nama atau daftar nama orang di kontaknya.

"Okay... Ayo semangat, B301."

_______

"Jadi ini... Tempat aku kerja?"

BoBoiBoy tidak begitu paham, jadi pekerjaan dia di sini seorang Office Boy? Atau bagaimana? Mengapa dia mengenakan seragam ini? Namun, kala sedang sibuk di dalam pikirannya; tiba-tiba pemuda yang cukup familiar baginya datang menepuk pundak.

"Fang―?"

"Ayo cepat, Pak Kokoci sudah nunggu."

"Hah? Nunggu apa? Bukannya kita kerjaannya cuma bersihin kamar mandi ini―"

"―Mendalami peran boleh, tapi jangan sampe nyaman gitu, Boi. Ayo ikutin Ejo Jo, ingat, kita di sini nyamar buat liat gerak-gerik Ejo Jo."

Lantas, BoBoiBoy mengerutkan keningnya bingung. Sebenarnya dia ini bekerja sebagai apa?

"Kita kerja apa sih?"

"Penyakit pikunmu nambah, ya?"

"Serius!"

"Mata-mata anjir, lupa lu?"

Ketika Fang berkata begitu, BoBoiBoy langsung membelalakkan matanya. Mampus.

Mampus. Mampus. Mampus. Mampus.
Mampus. Mampus. Mampus. Mampus.

Hanya itu yang bisa BoBoiBoy pikirkan sekarang. Tempatnya saat ini aman, tidak ada monster atau hal lainnya. Kondisi [Name] juga aman. Dia pikir ini akan sempurna... Namun nyatanya, pekerjaannya tidak mendukung.

Semua hal yang dia pikir sempurna dihancurkan begitu saja dengan kenyataan bahwasanya dia seorang mata-mata. Seorang mata-mata berarti berani mengambil risiko dan siap menerima konsekuensinya. Kemungkinan ketahuan dan masuk ke dalam bahaya lebih dari lima puluh persen. Yang itu artinya... Di dunia ini, dia tetap masuk ke lobang buaya.

Pekerjaan mata-mata > bahaya > ketahuan > keluarga dicari > [Name] kena imbas > [Name] bisa dalam bahaya.

Begitu yang ada di pikiran BoBoiBoy. Lantas, pemuda itu melepas tangan Fang dari pundaknya dan menaruh ID Card miliknya di atas telapak tangan Fang.

"Aku mau resign, titik!"

"YANG BENER AJA LU??"

Apapun akan BoBoiBoy terobos demi keamanan pujaan hatinya. Bahkan mau ketentuan fana serumit apapun; kalau ada celah untuk menentang, maka BoBoiBoy akan ambil celah itu.

_________

Berlayarlah, engkau sukma nir suci.
Berbahagialah, engkau raga tanpa waktu.
Tersiksalah, engkau dengan aturan fana.

―MENGUDARA (II)

_____

halo... aku kembali lagi... setelah hampir sebulan atau lebih... apa kabar... 😭

minal aidin wal faidzin yaa, taqabbalallahu minna wa minkum. maaf atas segala kesalahanku selama ada di akun ini. semoga bahagia menyertai kitaa yaa.

jujurr yang bikin lama itu sebenarnya karena aku lagi mudik ditambah aku mau ganti writing style. cuma belum... aku masih belajar dan nyari polanya t___t akhirnya aku menyerah dan milih nulis pake gaya tulisan lama

maaciw ya semuanyaaa!



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top