chapter 2
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama
Sakura POV end
"Anda... Nenekku?" Sakura agak tercengang mendengar fakta itu. Yah... Wajar saja ia tak pernah mendengar kabar apapun atau bertemu dengan keluarga ibunya, semua keluarga ibunya berada di Indonesia sedangkan ia hidup selama 19 tahun di Jepang. "Apakah nenek tinggal sendirian disini?"
"Yah... Begitulah, Fatimah adalah satu-satunya putriku. Dan suamiku sudah tenang disana... Jadi yah... Nenek sendirian." Nenek Mira tersenyum. "Apa Nia lapar? Nia mau makan?" kata nenek Mira mengalihkan pembicaraan.
Sakura mengerutkan alisnya. "Nia wa dare? Maksudku Nia itu siapa?".
"Ibumu mengatakan pada nenek kalau ia ingin anaknya dipanggil Nia. Tapi kalau Nia keberatan... Nia bilang sama nenek Nia mau dipanggil apa... Sekarang Nia makan ya." Nenek Mira terlihat sangat dewasa. Jujur dari hati Sakura yang paling dalam inilah pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini. Bisa berbincang santai dengan keluarga disiapkan makanannya. Ahh sakura sangat senang.
Sakura melihat makanan berwarna kuning yang sangat becek, berminyak sekaligus bersantan. What the hell! Sakura bisa mati kolesterol. Apa makanan ini?. "Umm nenek... Ini makanan apa? Apakah tidak terlalu berlemak? Dan juga apa ini? Daging ayam?" tanya sakura penasaran.
"Ini namanya kare ayam. Ya memang agak bersantan tapi rasanya sangat enak. Kalau Nia mau makan sesuatu, Nia bilang nenek saja nanti nenek masakkan kalau nenek bisa. Dicoba dulu Nia... Sini nenek ambilkan nasinya". Sakura menyerahkan piring didepannya pada nenek. Tidak ada sayuran di atas meja makan. Hanya ada buah-buahan. Sakura harus berolahraga keras agar berat badannya tetap ideal. Sakura melihat neneknya mengambil nasi untuknya terlalu banyak.
"Nenek... Sudah cukup, terimakasih".
Sakura mengambil sepotong paha dan sedikit kuahnya. Kemudian mengambil sendok dan garpu. Lalu mengatupkan kedua tangannya didepan dada. "Ittadakimasu(selamat makan)." bisiknya pada diri sendiri. Kebiasaan yang ia bawa dari Jepang.
Neneknya bingung dengan apa yang dilakukan Sakura. "Nia... Sudah berdoa sebelum makan?"
Kini Sakura yang bingung. "Berdoa seperti apa nek?"
Kemudahan nenek mengangkat kedua tangannya didepan dada seperti menadah lalu mengucapkan serentetan kalimat yang cukup asing ditelinga Sakura. "Allahumma baariklanaa fii mas rozaqtanaa waqinaa adzaabannaar... Amiin." Kemudian neneknya mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
Sakura ikut mengangkat kedua tangannya. Lalu mengulang apa yang neneknya ucapkan. "Allohumma...Baa...Rik...Lana...fiimaa...rozaqtanaa...wa...qina... adzaabannaar." Sakura sedikit terbata-bata lalu mengusap wajahnya seperti yang neneknya lakukan. Setelah kedua tangannya turun, Sakura bisa melihat neneknya tersenyum kecil, namun begitu tulus dan senang. Entah kenapa Sakura merasa begitu senang.
Sakura mulai mencicipi kuah karenya. Hmm... Rasanya tidak buruk. Malahan bisa dibilang sangat enak. Rasanya banyak sekali rempah dalam sedikit kuah itu. Santannya terasa sangat gurih. Sakura merasa seperti ia sedang berada di 'rumah'. Maksudnya benar-benar dirumah. Sakura dengan semangat memotong ayamnya lalu menyuapkan makanan itu kemulutnya.
"Oishiiii... Ini enak sekali nenek." puji Sakura tersenyum lebar dan sumringah kepada neneknya.
Neneknya terkekeh. "Benarkan? Nia makan yang banyak ya..."
Sakura hanya mengangguk sembari terus menyantap makanannya. Tak lama kemudian makanan dipiring Sakura habis tanpa sisa. Sakura kembali mengatupkan kedua tangannya didepan dada. "Ahhhh...Gochisousama(terima kasih atas makanannya)."
Neneknya kembali menatapnya bingung. "Nia... Ucapkan Alhamdulillah nak "
Sakura bingung namun naluringa berkata bahwa ia lebih baik mengikuti neneknya. Nenek Mira sepertinya bukan orang yang akan menjerumuskan Sakura pada hal yang tidak baik. "Al..ham..dulillah." Neneknya kembali tersenyum. Kemudian sakura teringat kalau sakura belum mengetahui nama neneknya. "Nenek namanya siapa?"
"Panggil saja nenek Mira. Oh iya ayahmu baru saja menelpon nenek dan berkata kalau Nia akan kuliah di universitas Islam. Mungkin kamu bisa mengambil jurusan Al-Qur'an dan hadits?"
"Are(hah)?!.. kenapa tou-san(ayah) tidak mengatakannya padaku?" pekik Sakura sembari segera berdiri, "nenek... Saku... Maksudku Nia pamit dulu. Nia mau ke kamar. Permisi".
Sakura segera menuju kamar dan mengambil ponsel yang ada di atas meja rias kamarnya. Ia mencari nomor ayahnya dengan cepat lalu meneleponnya. Nada sambung terdengar beberapa detik sebelum akhirnya suara ayahnya terdengar. "Assalammualaikum warahmatu..."
"Tou-san... Nanishiteiruno(apa yang ayah lakukan)? Aku belum bilang aku ingin kuliah tou-san! Dan tou-san seenaknya memasukkan ku ke kuliah yang sama sekali aku tidak ketahui? Tou-san... Aku bahkan tidak mengetahui doa yang nenek ucapkan tadi... Aku tidak mengerti dunia Islam tou-san." tandas Sakura tanpa ampun dengan sedikit merengek supaya ayahnya mau memikirkan kembali keputusannya.
"Saki... Kalau ada orang salam itu dijawab. Cobalah nak."
"Fuuffft... Wa.. Alaikum..salam."
"Pintar... Itu baru Saki anak ayah. Keputusan ayah sudah bulat nak. Ayah sudah banyak berdosa dengan membiarkan kamu tidak berhijab. Kamu juga harus mulai belajar mengenai agama Islam dan memperbaiki sholatmu nak."
"Matte(tunggu)... Hijab wa nandesuka(hijab itu apa)? Dan juga... Saki malu... Saki malu jika harus belajar dari awal." Sakura masih tetap merengek pada ayahnya. Persis seperti anak kecil.
"Saki... Untuk kali ini saja... Tolong turuti tou-san. Tou-san hanya menginginkan yang terbaik untuk saki... Ya... Onegai(kumohon)." Untuk pertama kalinya Sakura mendengar ayahnya memohon.
Sakura memikirkan sejenak sebelum berkata, "Saki akan kuliah selama 3 hari jika dalam 3 hari saki tidak nyaman maka saki akan pergi. Dan saki akan terbang kembali ke Jepang." Sakura bisa mendengar ayahnya mendengus. Entah karena senang atau marah. "Tou-san harus segera mentransfer beberapa Yen pada saki... Uang saki tidak cukup untuk kuliah... Baiklah tou-san... Hai wakarimashita(ya, aku mengerti)... Jaa(sampai jumpa)... Waalaikum... Salam."
"Tch... Hijab wa nandesuka?"
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh... Alhamdulillah hari ini bisa update. Semoga bisa dinikmati
Jangan lupa tinggalkan jejak 😊
اللهم صلي على سيدنا محمد
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top