14 - Perayaan Kelabu

Terkadang kita terpaksa terbiasa melakukan sesuatu, sekalipun itu menyakitkan.

---

Hari-hari pasca tampil di Gedung Balai Pemuda, Lila berusaha menyibukkan diri dengan berbagai rutinitas sekolah. Ia tidak pernah lagi merusuh di Tamalatea. Saat pulang sekolah ia lebih memilih langsung ke atas, betapa pun ia sangat merindukan momen kebersamaannya dengan Gio. Selain was-was karena menunggu nama perwakilan Provinsi Jawa Timur diumumkan, ada hal lain yang membuat hari-hari Lila tidak nyaman. Tentang Gio, perasaannya, serta jarak yang semakin lebar dan nyata.

Hampir setiap detik pergolakan batin terjadi dalam diri Lila. Entah harus ia apakan nama Gio yang telanjur tercetak tebal dalam hatinya. Memberikannya ruang yang lebih istimewa? Membebaskannya? Atau malah dibiarkan teronggok begitu saja hingga lapuk bersama ketidakpastian?

Di saat-saat tertentu Lila merasakan waktu di sekitarnya seolah membeku, saat pernyataan cinta Gio yang waktu itu, yang datangnya serupa hujan tanpa antaran mendung, kembali terngiang. Di balik sikap masa bodonya, Lila sudah cukup umur untuk menangkap keseriusan Gio kala itu. Tapi anehnya, bukannya berusaha membentuk sebuah jawaban, Lila malah memilih untuk melupakannya. Meski tidak pernah benar-benar bisa. Terlebih saat membayangkan kemungkinan Gio kembali ke pelukan cinta lamanya.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Gio dan Lila, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Atau kalau kamu mau baca versi cetak dengan tambahan plot yang tidak dipublish di mana pun, silakan order novel "Tamalatea" terbitan Clover di Gramedia.com

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top