"He Tian!"
He Tian sekadar tersenyum membalas sapaan demi sapaan dari para siswi yang mulai berkerumun menempelinya. Sebelah tangannya melambai, sedangkan satu tangan lainnya digunakan untuk menahan sosok Mo Guanshan yang berusaha keras melarikan diri dari pegangannya.
"Ah, halo."
"He Tian!" Seorang gadis berambut pendek cokelat berjalan mendekat. "Kau masih jomlo kan sampai sekarang?" Pertanyaan itu disoraki suara pekikan siswi lain yang antusias menanti jawaban.
He Tian menyipitkan mata. Sudut matanya mengerling sosok Guanshan yang tengah mendelik sengit ke arahnya. "Aku tidak bisa bilang. Aku menganggapnya sudah bagai kekasih sendiri, tapi sepertinya dia belum bisa mengakui perasaannya padaku."
"Eh, jadi He Tian sudah punya sosok yang disukai?"
"Siapa?"
"Seperti apa tipe pacar yang kau suka?"
"Beritahu kami!"
Bermacam respons heboh bersahutan ditujukan pada He Tian. Membuat telinga Guanshan sakit dan menahan diri untuk tidak mengumpat. Berpikir bahwa kehadirannya di sini sungguh membuang waktu.
Sementara He Tian berlagak berpikir dengan gaya yang sok keren--meski sebenarnya dirinya memang sudah keren sejak lahir. "Tipe pacar yang aku suka ..."
Hening. Semua mendengarkan dengan saksama.
He Tian tersenyum. "Sayangnya, aku tidak punya tipe yang seperti itu. Karena bagiku dia hanya memiliki satu nama."
"Eh, siapa namanya?" Para siswi merasa tidak puas.
He Tian menunduk pada Mo Guanshan, mendekati sisi telinganya. "Namanya adalah, Don't Close Mountain."
Wajah Guanshan sontak memerah. Kedua matanya melotot, shock.
"Itu adalah nama istimewa yang kuberikan untuk sosok yang kusukai. Kalian mungkin tidak mengenalnya, tapi kalian cukup tahu bahwa dialah orangnya." Tian lanjut melangkah, meninggalkan para gadis yang kini menelan kecewa. "Benar kan, Little Mo?"
Guanshan tak berani membalas tatapan sosok yang kian erat merangkulnya. "Dasar bangsat menjijikkan," umpatnya tak bersungguh-sungguh. Sebab, debaran di jantungnya bertalu sangat cepat sekarang.
---TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top