"Ah, seperti biasa dia terlihat tampan sekali," gumam Jian Yi dengan kedua mata berbinar-binar menyaksikan aksi Zhan Xixi yang tengah men-dribble bola basket di lapangan.

Pemuda berambut pirang sebahu ini tersenyum dengan wajah memerah. Botol air mineral di sampingnya diambil, bersiap-siap kalau nanti Zhan Xixi selesai dengan permainannya dan merasa kehausan. Tidak pula lupa handuk untuk mengelap keringat. Pun, jaket Zhan Xixi yang segera didekapnya.

"Dia pasti akan sangat berterimakasih padaku. Khikhikhi." Jian Yi tersenyum sampai kedua matanya memejam.

"Jian Yi! Awas!"

Suara Zhan Xixi membuat senyum di wajah Jian Yi kian mengembang. Ketika kedua mata Jian Yi membuka, wajahnya sontak dihadiahi tamparan dari bola basket yang melayang dari lapangan. Botol air mineral, handuk dan jaket seketika lepas dari pegangan. Tubuh tingginya merosot dari kursi, lalu jatuh ke tanah akibat sakit yang menjalar hingga ke kepala.

"Jian Yi!" Zhan Xixi berlari mendekat. Wajahnya tampak cemas. "Hei, bangun. Apa kau baik-baik saja?"

Jian Yi mendengar suara dari sosok pemuda yang amat disukainya. Membawa kesadarannya yang masih tersisa untuk bersuara.

"Z-Zhan Xixi," sebut Jian Yi dengan wajah memerah dan derai air mata.

Zhan Xixi menatap serius.

"A-aku butuh napas buatan."

Zhan Xixi membenturkan kepala Jian Yi ke tanah. Menghilangkan kesadarannya tanpa sisa.

"Aku menyesal sudah mengkhawatirkanmu," ucap Zhan Xixi yang lantas kembali ke lapangan. Meninggalkan Jian Yi yang nyawanya melayang-layang kebingungan.

---TBC

Jadi, aku baru baca 19 Days beberapa hari yang lalu setelah dibuat kepo sejak 2017. Part-nya banyak, tapi baca 2 jam kelar semua itu 277 chapter yang udah rilis. Jadi, tinggal nunggu update-an kayak yang lain. Cuma karena nggak sabar baca next part-nya, aku jadi nekat bikin fanfict mereka.

Maaf kalau kurang memuaskan dan agak OOC. 😂😂😂

Sampai jumpa pada bagian couple selanjutnya.