22 - Kata Maaf Penuh Makna

"Selamat pagi suamiku," sapa Rindu dengan nada dibuat-buat.

Duta yang tadinya masih mengucek mata seketika melongo. Dia bangun dalam keadaan perut keroncongan, sengaja langsung ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Tahu-tahu Rindu sudah menyiapkan sarapan.

"Sini, Suamiku, sarapan dulu." Rindu cengar-cengir.

Duta masih melongo. Ini nyata atau dia tidur sambil jalan dan sedang mimpi?

"Kok, malah bengong, sih? Ayo, sini. Mumpung masih hangat."

Oke ini nyata. Namun, kenapa Rindu jadi lebay begini?

"Jangan lagi manggil kayak tadi. Geli, ah!" protes Duta sambil mendekat.

"Loh, kenapa? Mulai sekarang kita harus terbiasa mesra-mesraan, biar nanti pas di depan kamera nggak kaku lagi."

"Tapi masa panggilannya harus 'suamiku' segala?"

"Atau mau dipanggil 'Sayang' aja?"

Duta memutar bola mata. "Terserah, deh. Kan, kamu bosnya. Aku cuma dibayar di sini."

Gerakan tangan Rindu terhenti. Dia urung menuang susu ke gelasnya.

"Tapi, Ta, meskipun pernikahan kita ini sifatnya hanya sementara, mulai sekarang kamu imamku. Kamu boleh, kok, ikut mengambil keputusan. Aku akan nurut."

Kalimat itu diucapkan dengan intonasi yang berbeda. Duta bisa merasakan kesungguhan di setiap katanya.

Duta mengusap tengkuk, bingung harus merespons seperti apa.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib pernikahan settingan Duta dan Rindu, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top