Menginginkan Bayi (21+)
Yok vote dan simpan di library dulu.
==========================================
BAGIAN
PROLOG
==========================================
“Kenapa tidak ada?” gumam Agratha saat tak mendapati adanya sosok sang suami.
Wanita itu pun hendak keluar dari ruangan tidur guna menemukan Dhega Sentana.
Namun ketika pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah pria yang tengah dicarinya.
Agratha Dewantara segera mendekat. Ia jelas harus bicara dengan suaminya, yakni membahas soal rencana gugatan cerai pria itu yang diterima sekretarisnya tadi siang.
“Apa maksud Anda, Pak Dhega?”
“Aku tidak mau bercerai,” ucap Agratha mengutarakan to the point penolakan.
“Setidaknya sampai pemilu selesai.”
“Jika kita bercerai sebelum pemilu, maka elektabilitas partai dan pencalonan papa sebagai presiden akan terganggu.”
Sebagai ketua umum fraksi, ia dituntut untuk sempurna dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Jika ada skandal, jelas saja akan memengaruhi kredibilitas dirinya serta publisitas partai dipimpin.
Dan posisi Dhega Sentana sebagai politisi berpengaruh, akan menjadi pusat perhatian media massa seluruh negeri nantinya.
Jadi, perceraian tidak boleh ada.
Atas semua yang telah dikatakan, Dhega Sentana seperti tak ingin menanggapi. Pria itu malah menunjukkan sikap abai.
Pergi dari hadapannya tanpa mengatakan apa pun. Keberadaannya tidak dianggap.
Tentu, ia harus mendapatkan respons pria itu agar rencana perceraian tak terlaksana.
Saat berhasil diraih lengan konglomerat itu, justru ia yang ditarik kuat sehingga terhempas jatuh ke atas ranjang.
Dengan cepat pula, sang suami menindih.
Kedua tangan direntangkan di sisi tubuh dan dicengkram dengan cukup erat.
Dhega Sentana lalu mendekatkan wajah, hampir mempertemukan bibir mereka.
“Satu syarat.”
“Jika tidak ingin ada perceraian, kamu harus memberikan saya anak, Bu Ketum.”
Dhega memasang ekspresi lebih dingin, saat dilihat kekagetan raut wajah Agratha.
“Kamu tidak bisa punya anak dengan pria yang tidak kamu cintai?” sindir Dhega.
Saat dirinya ingin bangun, giliran Agratha menarik lengannya. Posisi dirinya kembali di atas wanita itu. Mereka saling menatap.
“Tidak masalah bagiku punya anak dengan suami yang tidak aku cintai, Pak Dhega.”
“Asal batalkan rencana Bapak bercerai.”
“Dan bantu saya dalam pemilu.”
Sedetik kemudian, mulut Agratha yang membuka sudah ditutup dengan ciuman panas oleh Dhega Sentana. Ia tentu akan menerima tawaran diajukan sang istri.
Setelah setahun menikah, barulah malam ini bisa disentuh wanita itu secara utuh.
Cara licik memang dibutuhkan terkadang untuk bisa memiliki cinta seseorang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top