Bab 4: Hari Membaca dan Tugas Sejarah Vannie
Sepulangnya Moira dari perpustakaan, dia melihat Neesa duduk di ruang tamu menonton komedi dengan semamngkuk seledri di satu tangan dan sebotol saus ranch di tangan yang lain. Moira menyapa sepupunya lalu membuka kulkas untuk mencari cemilan yang bisa menemaninya nonton komedi juga. Dia tahu sepupunya suka mengunyah sayur yang kriuk-kriuk seperti batang seledri, tapi dia sendiri benci seledri karena rasanya tawar dan dia juga benci tekstur saus ranch dan lebih suka makan buah-buahan yang manis, seperti stroberi atau nektarin. Moira bukanlah orang yang pilih-pilih makanan, tapi beberapa tekstur makanan membuatnya merasa tidak nyaman karena dia sensitif terhadap sensasi tertentu. Kulkas kosong, hanya ada satu karton penuh telur mentah. Paman Martin dan Bibi Zoe telah meninggalkan catatan kecil: "Kami pergi berbelanja. Kami akan membelikan kacang almond berbalut coklat untuk Moira dan wortel potong untuk Neesa. Tolong cuci piring dan cuci baju."
Moira memperhatikan sepupunya. "Hei Neesa, kamu sudah bantu-bantu di rumah?" dia bertanya sambil memeriksa mesin cuci. Neesa menjawab dia sudah mencuci baju, jadi Moira tinggal mencuci piring. Waktu Moira masih kecil, kotoran dan noda di piring bekas makan membuatnya jijik. Sekarang, dia sudah tahu dia harus memakai sarung tangan saat mencuci piring.
Film komedi yang ditonton Neesa akhirnya selesai dan Moira duduk di sampingnya, dengan antusias memberi tahu sepupunya tentang Kenta dan tentang rencana Vannie membacakan buku untuk murid-murid SD. Neesa tidak terlalu tertarik mendengar bagian tentang membaca buku untuk anak SD, tapi saat Moira bicara tentang pacar Kenta, Neesa terlihat sedih. "Aku sebenarnya naksir dia, Moira, dan bukan hanya karena dia membuat kue muffin yang enak, walau harus diakui itu poin plus. Oh ya sudahlah, dia terlalu tua untukku, tapi aku masih sedikit patah hati," desah Neesa. Moira menatapnya dengan simpatik dan merangkul sepupunya. Tiba-tiba, telepon genggam Moira bergetar di saku celananya. Neesa terbiasa mengintip di balik bahu Moira dan membaca pesan yang masuk, tapi Moira juga sering mengintip pesan untuk Neesa, jadi dari dulu mereka berdua tidak pernah merahasiakan apa pun dari satu sama lain.
Ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Kode area nomor tersebut mengindikasikan pengirim pesan tersebut tinggal di Elm Hitam, planet tetangga di sebelah barat planet Beringin Putih. Moira dan Neesa berpandangan kemudian bersama-sama membaca pesan yang masuk.
Hai, namaku Nardho Sitohang. Kenta memberi tahu aku tentang kamu. Aku adiknya pacar dia. Aku senang saat tahu kamu juga bakal kuliah di Anggrek Biru, tentu saja kalau dapat beasiswa. Aku ingin kenalan sama kamu, kembaranku Nardhia juga mau kenalan. Boleh kita merencanakan panggilan lewat video? Maaf ya mendadak kirim pesan. Kenta menunjukkan fotomu ke aku. Kamu manis banget! Ini ada fotoku dan kembaranku yang diambil saat kami liburan di pulau tropis di planet kami. Keluarga kami dulunya tinggal di Cemara Perak tapi Papa dapat kerjaan di Elm Hitam sekitar satu setengah tahun yang lalu, jadi kamuu pindah dan aku suka di planet yang baru ini dibandingkan planet kami yang lama. Aku senang karena akan kuliah di planet yang berbeda lagi dan mungkin saat libur semester nanti kamu bisa bawa aku ke planet kamu. Aku tahu Sycamore Merah adalah planet yang penghuninya paling kaya di tata surya kita, tapi semua yang aku tahu tentang planet Beringin Putih hanyalah bahwa di beberapa daerah di sana musim dinginnya dingin banget.
Di fotonya, Nardho dan Nardhia terlihat membangun istana pasir dengan Kenta, yang memegang dua kelapa muda hijau dengan hiasan sedotan payung, dan ada seorang pria yang Moira asumsikan mungkin pacarnya Kenta. Si kembar punya tato di leher mereka, tato seekor binatang yang Moira tidak pernah lihat sebelumnya. Neesa melakukan pencarian sebentar di web dan menemukan informasi bahwa binatang yang ada di tato si kembar adalah burung cenderawasih, dulunya binatang asli planet Bumi dari suatu negara bernama Papua Nugini. Neesa menebak bahwa keluarga Sitohang mungkin punya leluhur dari Papua Nuigini atau suatu ikatan darah dengan negara tersebut sebelum leluhur mereka bermigrasi ke planet Elm Hitam. Moira setuju dengan sepupunya dan bertanya bagaimana seharusnya dia membalasa pesan Nardho dan apa kira-kira maksud cowok itu ketika mengatakan dirinya manis. "Aku rasa dia sedan tidak meggombal, menurutku dia hanya bersopan santun, walau menurutku kamu memang manis, dan enggak aku enggak bilang gini cuma karena kita saudaraan," kata Neesa untk mencegah Moira menyalahartikan pesan yang diterimanya.
Setelah berpikir lama, inilah balasan dari Moira:
Hai Nardho, aku suka foto yang kamu kirim. Kamu dan kembaranmu terlihat keren pakai tato. Aku boleh tanya nggak, apakah tato itu punya makna khusus di budaya kalian? Oh, dan tentang panggilan lewat video, aku tidak bisa melakukan panggilan hari ini karena aku harus mempersiapkan beberapa hal utuk pekerjaan paruh waktuku, tapi aku bisa melakukan panggilan besok malam begitu aku balik dari kerjaan. Semoga perbedaan waktu kita tidak menghalangi.
Nardho membalas pesannya dengan cepat: Aku senang kamu berpendapat tato kami keren! Tato kami adalah bentuk penghormatan terhadap nenek moyang kami. Beliau dulunya astronot dari Papua Nugini, orang pertama dari negaranya yang berhasil mendarat di tata surya Api Nila. Papua Nugini butuh waktu lama untuk mengikuti perkembangan zaman dan meluncurkan pesawat ke luar angkasa. Dalam perjalanan menuju luar angkasa itu, nenek moyang bertemu kakek moyang kami, yang merupakan orang suku Batak dari pulau Samosir di Indonesia. Kami tidak tahu apa-apa tentang bagaimana kehidupan di Bumi pada masa nenek dan kakek moyang, tapi kami tahu nenek moyang mencintai burung cenderawasih. Omong-omong, tentang panggilan video, jangan khawatir soal perbedaan waktu. Beda waktu antara planet Elm Hitam dan planet Beringin Putih hanya enam jam. Kamu tinggal kirim pesan ke aku saat kamu online! Sampai jumpa!
Lega karena Nardho tidak menganggap pertanyaannya menyingung, Moira tersenyum ke Neesa dan dua gadis itu toss. Setelah itu Moira pergi ke kamarnya untuk istirahat karena interaksi sosial yang terus-menerus membuatnya letih, bahkan jika interaksi itu hanya melibatkan orang-orang yang memahami dirinya.
Keesokan harinya setelah dia menyelesaikan tugasnya di laboratorium, Moira beranjak pergi ke perpustakaan keluarga Vannie sementara Neesa tetap di sekolah untuk latihan pandu sorak. Saat Moira membuka pintu perpustakaan, dia lihat Vannie sudah menunggunya bersama dua orang dewasa yang tidak dikenalnya.
"Hei Moira, kamu datang tepat waktu! Mari aku perkenalkan kamu ke orangtuaku, Tn. Dan Ny. Reynolds, walau mereka lebih senang dipanggil James dan Debbie saja. Mereka akan menunjukkan padamu area yang sudah kami dekorasi untuk acara membaca buku hari ini. Anak-anak dari SD sebelah akan tiba sebentar lagi," kata Vannie dengan suaranya yang nyaring sambil mendorong kursi roda listriknya sendiri dan memberikan Moira pamphlet tentang acara tersebut. Dia juga membawa setumpuk buku di pangkuannya, kelihatannya buku yang punya pesan moral sama dengan yang dia pinjamkan ke Moira tempo hari. "Aku akan memberikan setiap anak salinan buku mereka sendiri supaya mereka bisa ikut menyimak saat kita membacakan buku untuk mereka. Guru-guru SD sebelah bilang ini akan meningkatkan minat baca anak-anak," jelas Vannie seperti seorang pakar pertumbuhkembangan anak.
James dan Debbie memimpin para gadis menuju elevator yang membawa mereka naik ke suatu ruangan yang terang benderang. Ruangannya sangat luas seperti ruang dansa hotel mewah dan di dinding ada lukisan binatang-binatang liar. Satu dinding dipenuhi lukisan beruang kutub, di dinding lain ada penguin, dan dinding ketiga dan keempat dipenuhi gambar panda dan rakun. Tidak jelas bagi Moira apakah lukisan itu punya tema tertentu, tapi kalau dia harus menebak dia akan tebak lukisan itu dibuat untuk mnengajari anak kecil soal binatang yag hidup di iklim dingin dan binatang yang hidup di iklim yang lebih hangat. Dia penasaran kenapa lukisan tentang binatang yang hidup di iklim hangat tidak diwakili oleh lukisan monyet dan macan. Tiba-tiba Moira sadar bahwa bintang yang ada di lukisan adalah binatang yang sama yang ada di buku cerita bergambar yang akan dia bacakan ke anak-anak!
Para anak SD dan guru-guru SD tiba di perpustakaan, gaduh dan terlihat sangat bersemangat. Moira langsung tahu bahwa anak-anak ini akan membuatnya sangat repot, namun James dan Debbie memberinya senyum menyemangati dan Vannie menggenggam tangannya erat.
"Selamat siang, para petualang dan para penjelajah yang berani! Aku James dan ini istriku Debbie, kita harus berterima kasih ke dia karena dialah yang mengatur segalanya. Di situ ada Vannie, dia akan menirukan suara binatang, dan hari ini kita kedatangan teman baru! Semuanya, ayo beri tepuk tangan yang meriah untuk Moira! Dia akan membaca buku bersama kita semua."
"Hai, ini Moira di sini! Hari ini kita akan membaca bersama. Aku punya cerita tentang seekor panda dan seekor rakun yang terdampar di planet yang membeku lalu diselamatkan oleh seekor penguin kecil dan seekor anak beruang kutub. Ada yang mau maju dan menjadi salah satu binatang? Vannie akan membantu kalian pura-pura jadi binatang."
Semua anak mengangkat tangan dan Moira memilih empat anak secara acak. Vannie membantu mereka memasang bando dan memakai kostum binatang. Anak-anak itu juga diberi boneka tangan dari kaus kaki.
Setelah acara selesai, Debbie kembali ke lantai dasar untuk bekerja di meja depan di mana beliau mnerima tamu yang mau meminjam buku, sementara James meminta Moira untuk tunggu sebentar sebelum berangkat ke apartemen Kenta karena Vannie ingin mendiskusikan sesuatu.
"Moira, aku dengar kamu pandai melukis, kan? Apakah kamu sudah pernah mencoba melukis adegan-adegan bersejarah dengan realistis? Aku dapat tugas dari sekolah yang harus selesai bulan depan dan aku butuh beberapa ilustrasi. Aku nggak minta kamu untuk kerja tanpa upah, tentu saja nggak gitu! Papa akan membayar kamu. Anggap saja ini pekerjaan resmi kamu yang ketiga. Kamu butuh surat rekomendasi, kan? Tolong jawab iya." Vannie memelas.
"Aku sanggup membuatkan lukisan untukmu kalau kamu memberikan aku lebih banyak rincian dan juga beberapa contoh gambarnya, karena aku tidak begitu pintar melukis hanya dari imajinasi, kecuali kalau melukis bunga dan manusia, tapi kalau barang atau benda yang harus dilukis ada tepat di depan aku, maka aku bisa melukisnya dengan persis."
"Bagus, itu yang ingin aku dengar. Jadi, tugas aku adalah mencari tahu bagaimana para pengguna kursi roda sejak zaman dahulu sudah menjadi aktivis yang sangat vocal, terutama pada saat berlangsungnya Revolusi Disabilitas beberapa dekade yang lalu. Aku sudah mendapatkan cerita-cerita, arsip, dan lain-lain dari perspektif para aktivis Sycamore Merah, sekarang aku butuh sudut pandang para aktivis Elm Hitam."
"Elm Hitam? Kebetulan aku kenal seseorang yang tinggal di sana! Oke, sebenarnya aku belum pernah ketemuan langsung sama dia, tapi kami janjian mau melakukan panggilan video, jadi mungkin kamu bisa gabung dan bisa tanya-tanya ke dia tentang sejarah Elm Hitam?"
"Ah, kebetulan yang bagus! Boleh, tolong kabari dia ya."
Moira mengirim pesan singkat ke Nardho untuk memberitahu bahwa Vannie mau ikut panggilan video dan, setelah membuat catatan di kalendarnya supaya jelas kapan Vannie butuh luisan-lukisannya, Moira meninggalkan perpustakaan dengan senyum lebar.
Saat Moira tiba di depan pintu apartemen Kenta, dia mendengar dentuman musik rock. Dengan ragu-ragu, dia membunyikan bel namun tidak ada yang menjawab. Dia membunyikan bel dua kali lagi, masih tidak ada jawaban. Dia memutuskan untuk menelpon Kenta dan tiba-tiba ada pesan muncul di layar HP Moira: "suara Anda akan diubah menjadi pesan singkat. Pengguna nomor ini telah memasang program dari-suara-ke-pesan. Tekan 1 untuk menyetujui dan tekan 2 untuk menolak permintaan." Moira lupa bahwa Kenta itu tuli dan menggunakan alat implan koklea untuk membantunya mendengar dan tempo hari juga sudah menjelaskan bahwa dia terkadang terdistraksi oleh kesibukannya dan tidak sepenuhnya bisa fokus mendengarkan sekelilingnya. Mungkin musik rock itu membuatnya tidak mendengar HP dia berdering? Moira mengirimkan pesan suara ke Kenta lewat layanan dari-suara-ke-pesan. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dan Kenta muncul dengan headphone yang sudah lepas.
"Ah, Moira, maaf! Aku punya kebiasaan buruk mendengarkan musik rock sampai lupa diri. Aku tidak bisa mendengar lirik lagunya dengan baik, tidak seperti saat komunikasi tatap muka, tapi aku senang merasakan getaran musiknya di lantai. Silahkan masuk, aku punya berita bagus buatmu tentang perkembangan makalah penelitianku untuk S3!"
Kenta mematikan musik dan membawa Moira ke meja makan, di mana setumpuk kertas berserakan. Moira menaikkan alis dan Kenta mengambil selembar kertas yang penuh diagram angka-angka dan grafik "Aku akhirnya tahu kenapa Ragi Lembayung, bunga merah yang berbau seperti jamur itu, tumbuh di atas es! Jadi ceritanya bunga itu dibawa ke sini ke planet Beringin Putih berabad-abad lalu oleh seorang ilmuwan dari Alaska. Anehnya, bunga ini bukan asli Alaska, lho. Coba kamu tebak kelanjutannya!"
"Um, mungkin bunganya sebenarnya bukan terdiri dari satu spesiestapi merupakan hasil kawin silang dari dua spesies bunga berbeda kemudian hasil persilangannya juga kawin silang dan siklusnya terus berlanjut?"
"Tebakan yang bagus, namun bukan itu jawabannya. Aku sudah mengacak-acak arsip bersejarah dan aku baca satu dokumen bersejarah yang menyebutkan ilmuwan ini terobsesi mengumpulkan segala jenis tanaman di benua Amerika yang bisa bertahan di musim salju yang terdingin dan dia ekstraksi DNA aneka ragam tumbuh-tumbuhan tadi lalu memberikan ramuan fortifikasi dengan campuran kimia yang istimewa. Sim salabim, jadilah bunga Ragi Lembayung, suatu organisme yang sudah direkayasa secara genetis! Sains memang membuat ilmuwan jago memodifikasi makhluk hidup, ya. Sekarang Moira, coba tebak tugasmu selanjutnya."
"Kakak ingin aku memecahkan kode-kode spesial dari serangkaian persamaan kimia yang kakak baca? Aku bisa pecahkan itu buat kakak, tapi mungkin aku butuh beberapa hari, tergantung kode ini seberapa kompleks. Aku juga harus konsultasi dengan gurukku, Bu Roberts. Apakah kakak buru-buru dikejar deadline?"
"Nggak kok, santai saja. Omong-omong, kamu sudah ngobrol belum sama Nardho dan Nardhia?"
"Aku bakal ngobrol sama mereka malam ini! Aku gugup banget."
"Gak usah gugup. Mereka berdua orangnya nyantai abis kok, anak-anak paling keren yang aku tahu dan iya aku berpihak karena mereka adik-adiknya pacarku, tapi serius deh, mereka keren."
Setelah mendengarkan testimony Kenta, Moira tidak lagi merasa gugup untuk memulai panggilan video dan dengan semangat menggenjot sepedanya pulang sambil membayangkan pembicaraan macam apa yang akan terjadi antara dia dan si kembar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top