Epilog
Disclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto-Jiisan, saya hanya meminjam karakternya untuk bahan imajinasi semata.
Setelah menunggu sembilan bulan sepuluh hari yang ditambahi bumbu - bumbu kebabuan, kengerian, dan keganasan bumil, Itachi akhirnya bisa melihat hasil penanamannya di ladang subur Naruto yang berada di dua box bayi.
Ia melihat darah dagingnya yang ternyata ada kembar berbeda jenis kelamin. Bayi laki - laki memiliki ciri - ciri identik yang sama dengan Naruto tanpa tanda lahir tiga kumis kucing di kedua pipi bakpaonya, sedangkan satu lagi bayi perempuan dengan ciri - ciri yang identik dengan Itachi dilengkapi tanda lahir tiga kumis kucing di kedua pipi bakpaonya.
Ia merasa gembira mendapat putra dan putri yang tampan dan cantik seperti dirinya dan Naruto. Keluarganya sudah lengkap dengan kehadiran si kembar beda jenis kelamin, namun mungkin setelah 2 tahun anak kembarnya ini sudah besar, ia akan menambah keturunan Uchiha di ladang subur milik Naruto.
Itachi berpikir nista, "Masih muda, tetap pertahankan stamina untuk mencetak generasi keturunan Uchiha dan sebagai teman bermain anak kembarku, fufufu."
Karena melamun yang nista dan berekspresi tidak jelas, ia tidak sadar bahwa orang tuanya, kedua mertuanya, kakeknya, dan adik laki - laki sablengnya sudah datang dan melihat ke arah dirinya dengan tatapan heran. "Kenapa Itachi/Itachi-kun/Baka-Aniki berekspresi seperti itu? Jangan - jangan ia berpikiran yang macam - macam, nih?" Batin mereka bersamaan.
Tapi mereka semua mengabaikan Itachi dan lebih memilih sibuk untuk melihat bagaimana paras cucu - cucu bagi para kakek nenek mereka dan keponakan bagi Sasuke. Ketika melihat si kembar beda jenis kelamin, keempat Uchiha dan dua Namikaze yang satu dulunya Uzumaki tersenyum cerah. Merasa sangat senang melihat keturunan Itachi dan Naruto yang langsung tokcer mendapatkan si kembar beda jenis kelamin.
Untuk Sasuke, ia sangat berharap nanti kedua keponakannya tidak mewarisi sifat jahil dan nakal dari kakak iparnya. Kalau iya mewarisinya, Sasuke pasti gila. Dia masih trauma dengan kejahilan Naruto yang mewarnai rambutnya dengan warna pink, dan gilanya ia tidak mengetahuinya karena ia baru saja bangun tidur saat itu. Sadarnya ia saat di kantor, semua karyawan di perusahaan tempatnya bekerja pada menggosipinya dengan tawa cekikin. Mengingatnya membuat Sasuke bergidik ngeri. "Jangan mewarisi sifat jahil dan nakal Kaa-sanmu, ya keponakan - keponakan kecilku. Aku tak mau trauma lagi." Batinnya berdoa sambil melihat lekat kedua keponakannya yang masih kecil dan bayi.
Itachi yang mendengar suara berisik di sebelahnya pun sadar. "Ah, kalian sudah datang. Bagaimana paras anak kembarku? Cantik dan tampan seperti orang tuanya, kan?" Tanyanya narsis yang membuat semua orang di sana memutarkan kedua bola mata mereka bosan.
"Diamlah, Baka-Aniki. Anak kembarmu cantik dan tampan, tapi beruntunglah dua keponakanku tidak punya dua keriput di sisi wajahmu itu." Ejek Sasuke datar.
Itachi hanya pundung mendengar ejekan Sasuke sambil menggumam 'Dasar adik durhaka' berulang kali. Sedangkan Sasuke, ia menatap kelakuan Itachi dengan keringat sebiji jagung di pelipisnya. "Aku tidak punya Aniki seperti dirinya." Batinnya berucap berulang kali dalam hati.
Sedangkan yang lain, sweatdrop ria melihat kelakuan absurd mereka yang tidak pernah berubah dari dulu. Naruto yang sedang tiduran di ranjang rumah sakit miliknya hanya memandang suaminya tatapan datar. Merasa tidak terganggu dengan kelakuan absurd suaminya.
Dia mencoba bangun dari tidurnya. Kushina yang melihatnya segera membantu Naruto untuk bangun karena ia tahu perut Naruto masihlah sakit setelah melahirkan anak kembarnya.
Minato dan kedua besan serta Madara menghampiri Naruto. Mengucapkan selamat sembari memeluk Naruto satu per satu. Namun, Minato memilih menyandarkan tangannya ke bahu Naruto untuk membantu Naruto tetap bangun.
"Kaa-san dan Mikoto-kaasan, aku ingin menggendong kedua anakku. Bisa tolong gendong mereka kemari?" Tanya Naruto meminta tolong.
Kushina dan Mikoto pun menganggukkan kepala mereka. Mereka pun juga ingin menggendong cucu pertama mereka, namun Naruto lebih berhak yang pertama kali melihatnya dengan jelas karena ia yang melahirkan bayi kembarnya.
Segera mereka berdua menghampiri dua box bayi. Kushina memilih menggendong yang laki - laki, Mikoto menggendong yang perempuan. Mereka menggendong penuh hati - hati agar tak menganggu tidur nyenyak mereka. Mereka berdua membawanya ke arah Naruto yang sedang dipeluk Minato di samping kiri dan disebelah kanannya ada Itachi yang tersenyum tipis ke arah Naruto.
Kushina memberikan bayi laki - laki ke arah Naruto, Mikoto memberikan bayi perempuan pada Itachi setelah Itachi menawarkan karena ia tahu bahwa Naruto sedang tidak bisa menggendong dua bayi sekaligus.
"Nama apa yang akan kau berikan pada kedua cicit kembarku ini, Naru-chan?" Tanya Madara yang terdiam sedari tadi. Pertanyaan yang diucapkan Madara membuat semuanya menatap penasaran ke arah Itachi dan Naruto.
Itachi dan Naruto yang dipanggil hanya memandang satu sama lain, seperti mengkode apa nama yang bagus untuk anak kembar beda jenis kelamin mereka berdua.
"Ayolah, Aniki, Dobe-nee. Aku sangat penasaran dengan nama dua keponakanku." Desak Sasuke yang membuat Naruto mendelik kesal ke arahnya.
"Teme, diamlah. Aku ini kakak ipar, tebbayo." Ucap Naruto cemberut. Namun, ia menahan emosinya agar bayi laki - laki yang ia gendong tidak bangun dari tidur nyenyaknya.
"Nah, Itachi-kun, siapa nama anak - anak kita? Tanya Naruto.
Itachi yang dipanggil Naruto hanya mengeluarkan keringat di pelipisnya. Merasa gugup ketika ditanya tentang nama untuk anak kembarnya karena ia pun belum menyiapkan nama yang bagus untuk anak kembarnya. Itu pun ia baru tahu bahwa anaknya kembar setelah Naruto lahiran karena ia dan Naruto sengaja tidak ingin tahu tentang bayi mereka. Jika untuk mengecek bayi pun hanya bertanya tentang bayinya sehat atau tidak. Mereka berdua hanya bertanya sebatas itu saja, tidak lebih.
Itachi bergerak - gerak tidak nyaman di tempatnya ia berdiri. Namun, ia berhenti karena mendengar bayi perempuan yang ia gendong melenguh pelan. Dengan lekat ia pandang anak gadis bayinya itu. Ia mengusap dahi bayinya pelan.
"Perempuan bernama Haruka dan laki - laki bernama Hikaru." Ucapnya tanpa sadar. Ia membulatkan matanya kaget tapi ia tersenyum tipis. "Seperti yang kukatakan tadi, perempuan bernama Haruka dan laki - laki bernama Hikaru." Lanjutnya kembali.
Semua yang ada di sana tersenyum tipis, bahkan Madara dan Fugaku yang terkenal kaku dapat tersenyum. Bagaimanapun juga mereka adalah manusia biasa yang tak sempurna.
"Nama yang bagus, Itachi-kun. Terlihat dari gerak - gerik cucu - cucuku yang sangat menyukainya." Puji Minato senang. "Hei, Fugaku, kau tidak ingin menggendong cucu - cucumu?" Tambahnya sembari menggoda Fugaku yang sedang mendengus pelan mendengar perkataannya.
"Tckk... Kemarikan cucu perempuanku, Itachi. Aku ingin sekali menggendongmu, Jii-sanmu sangat ingin sekali melihatnya." Balas Fugaku sambil berjalan pelan ke arah Itachi.
Madara mendengus pelan mendengar perkataan anak tunggalnya itu. Bisa - bisanya dia mengkambinghitamkan dirinya, padahal anak tunggalnya itu ingin juga. Walaupun ia juga ingin melihat cicit - cicitnya sih.
Itachi mengabulkan permintaan Ayahnya. Fugaku pun mengambil cucu perempuannya dengan hati - hati. Setelah dirasa pas di lengannya, ia menggendongnya perlahan dan menuju Madara. Minato, ia ingin juga menggendong cucunya. Ia menyuruh Itachi untuk memegangi Naruto. Ia meminta Naruto untuk memberikan cucu laki - lakinya pada dirinya. Naruto pun mengabulkan, Minato sangat senang diizinkan.
Minato menggendong cucu laki - lakinya hati - hati, Kushina juga melihat cucunya. Ia tersenyum saat melihat parasnya yang mirip dengan dirinya karena terus merasa diperhatikan, si bayi membuka kedua matanya. Kedua matanya ternyata mirip dengan sang Ayah, yaitu Onyx.
Fugaku yang melihat cucu perempuannya bersama Mikoto, Madara, dan Sasuke, tersenyum saat melihat kedua matanya cucunya adalah Sapphire yang mirip dengan Ibunya.
"Fugaku, cucu laki - laki kita ini memiliki iris mata yang mirip Ayahnya." Ucap Minato memberi tahu.
Fugaku mengangguk mendengarnya. "Cucu perempuan kita memiliki iris mata yang mirip dengan Ibunya." Balas Fugaku. Mereka semua yang ada di sana terkekeh pelan.
"Benar - benar keturunan Namikaze dan Uchiha." Ucap Kushina.
Fin
Gimana cerita di atas? Endingnya agak gantung, yak? Wkwk ide cuman segitu aja. Maaf yak
Untuk Me and My Prince Charming dan War and Love, belum aku tulis ceritanya. Mood untuk menulis belum ada, apalagi idenya. Hah... capek deh. Tapi akan aku usahakan untuk menulis untuk para readersku tercintahh...
Udah segitu aja, makasih udah baca dan tolong Vomment yak.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top