chapter 1: Membakar Diri

18 Januari 2018

Begitu aku sadar tidak ada siapapun selain diriku sendiri di hotel ini, aku berjalan keluar untuk mencari jalan raya, namun meski aku berjalan lurus, menembus hutan, mencari cara keluar dari entah-dunia-sempit sialan ini, aku pasti kembali ke hotel.

Aku takut aku akan kelaparan, mati di dimensi sempit entah di mana, tapi setelah menunggu sehari penuh, aku sadar aku tidak merasakan apa-apa. Tidak lapar. Tidak haus. Tidak ada. Bagaimana mungkin, aku bertanya-tanya. Awalnya aku sudah pasrah menerima kematian setelah seharian penuh mencari jalan, tapi ternyata aku dijebak.

Lalu apa? Aku tidak ingat. Aku ingat aku menggigit diriku sendiri. Aku ingat aku menangis karena aku telah meninggalkan keluargaku -- yang aku bahkan tidak ingat siapa dan apakah aku memang punya -- dan aku ingat aku berlari menembus hutan, menemukan sebuah tempat yang kulewati berkali-kali, lalu diam di sana sesaat. Tempat pembakaran api unggun besar di balik pepohonan mulai menyala, meraih udara dan menari saat aku menghampiri. Lalu aku melemparkan diri ke dalamnya.

Saat aku sadar, sudah hampir dua hari berlalu sejak tulisanku yang pertama. Aku menatap langit. Bintang dan bulan mentertawakan kebodohanku yang telah menjadi gila hanya karena aku tidak bisa keluar dari sini. Tubuhku terendam abu dan jelaga sampai sewarna dengan rambut.

Kenapa ya aku menulis ini? Berharap aku ingat sesuatu? Berharap aku memecahkan misteri? Berharap kabur? Aku di mana? Kenapa handphoneku tidak menerima sinyal di sini, dan kenapa aku bisa ada di sini?

Kepalaku sakit.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top