day 3: stay.

Jung Hoseok (BTS). | drama. | 698 words.

prompt: Kau menunjukkan padaku warna yang tidak bisa kulihat dengan siapapun, dan kau tahu bahwa untukmu aku akan mengorbankan apapun dalam diriku. (Taylor Swift - Illicit Affairs)

***

"Hoseok, berhentilah. Jangan menemuiku lagi."

Sohyun langsung berucap setelah mengobati luka dan memar di wajah Hoseok sambil merapikan peralatan P3K miliknya. Mereka berdua sedang berada di salah satu taman kota yang sudah sepi. Memangnya, siapa yang akan memilih untuk pergi ke tempat ini jam satu dini hari?

Sohyun yang awalnya menatap Hoseok di sampingnya, mengalihkan pandangannya dan menghadapkan badannya ke depan menatap pinggir jalanan taman. "Tidak. Aku akan tetap menemuimu," kata Hoseok, lalu mengikuti arah pandangan Sohyun.

"Kau, baik?"

"Tentu saja, aku baik. Kau yang terluka, Hos."

Sohyun berdecak kesal karena tawa pelan Hoseok yang mendengar jawabannya. Hoseok berhenti tertawa, "Setidaknya, kau tidak terluka."

Sohyun menghela napas pelan. Dalam hati, sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi pada Hoseok untuk kesekian kalinya. Sohyun mengeratkan jaket ke tubuhnya karena udara malam yang semakin dingin. "Bagaimana jika kita kabur? Kau akan hidup dengan layak, aku juga akan selalu dengamu," ujar Hoseok sambil memandang Sohyun yang mendapatkan gelengan kepala tanpa kata. "Kau tidak mempercayaiku?" Hoseok bertanya.

Sohyun hanya tersenyum dan kembali menggelengkan kepalanya, lalu menatap tepat ke mata Hoseok. Mata yang selalu disukai Sohyun sampai kapan pun. Mata yang pertama kali menyiratkan kesedihan saat bertemu dengan dirinya. Mata yang ingin selalu dia lihat setiap saat. Hoseok terlalu sempurna bagi Sohyun yang membuatnya merasa bersalah karena Hoseok terasa rusak, akibat dirinya. "Aku selalu mempercayaimu, Hos. Kau tahu alasan mengapa aku selalu menolak setiap kau mengajakku untuk kabur."

"Ibumu?"

Sohyun menganggukkan kepalanya. "Ibu masih mencintai ayah, meskipun ayah seperti itu. Apabila aku kabur, tidak ada yang melindungi ibu dari pukulan ayah," kata Sohyun. Hoseok menghela napas sejenak, "Kalau begitu, aku masih akan bersamamu agar dapat melindungimu."

"Kau tidak perlu melakukannya, Hos. Kau tidak pantas mendapatkan pukulan dari ayahku hanya untuk melindungiku dan ibuku."

"Lalu, apakah kau dan ibumu pantas mendapatkannya, Hyun?" Pertanyaan Hoseok membuat Sohyun terdiam, enggan untuk menjawab. Hoseok mengambil kedua telapak tangan Sohyun yang dia letakkan di samping badannya, kemudian memegangnya erat secara lembut, "Ayahmu sudah bersalah, Hyun. Kau dan ibumu juga tidak ingin melaporkannya. Ayahmu terlibat perjudian bahkan melakukan kekerasan rumah tangga," Hoseok berujar sambil tersenyum tertahan. "Aku juga ingat kalau kau pernah tidak diberi makan selama tiga hari karena dikurung, padahal kau dan ibumu yang mencari uang."

Sohyun memilih mendongakkan kepalanya sedikit untuk menatap langit malam sambil tersenyum kecil. Sohyun dapat merasakan tangannya yang terasa hangat. "Hoseok, mengapa kau ingin melindungi?" Sohyun bertanya. Bintang-bintang banyak terlihat di atas sana dengan bulan yang terlihat setengah, lalu memandang Hoseok. "Kau sudah tahu segalanya mengenai yang terjadi pada aku dan keluargaku, tetapi kau masih datang ke rumahku apabila aku tidak menjawab panggilanmu. Berakhir, kau akan mengalami kejadian seperti dua jam yang lalu."

"Kau menunjukkan padaku warna yang tidak bisa kulihat dengan siapapun, dan kau tahu bahwa untukmu aku akan mengorbankan apapun dalam diriku."

"Warnaku sejak dulu sudah abu-abu dan sekarang hampir menjadi gelap, Hos."

Hoseok tersenyum lebar, "Kau masih bisa tersenyum saat bersamaku, tertawa bersama teman-temanmu yang lain di kafe, menyiapkan aku makan siang ketika aku lupa karena sibuk di kantor, dan banyak lagi sampai aku bisa menghabiskan beberapa lembar kertas," jelas Hoseok.

"Memang tidak hanya dirimu seperti itu. Kita sudah saling mengenal hampir sepuluh tahun sejak awal SMA. Aku sudah melihat bagaimana hidupmu selama di rumah dan bagiku warnamu berbeda, Hyun. Menurutmu, warnamu hampir mgelap tapi bagi orang lain warnamu cerah. Aku bisa melihat keduanya. Makanya, aku akan mengorbankan apapun untuk mengubah warna itu menjadi satu yaitu cerah. Jadinya, aku dan orang lain akan memiliki pandangan yang sama mengenai warnamu."

Sohyun hampir meneteskan air matanya. Hoseok adalah sosok pria yang ingin selalu dia cintai dengan layak. Hoseok meletakkan telapak tangannya ke pipi Sohyun, "Jangan menangis," ujar Hoseok yang langsung membuat Sohyun tertawa keras, begitu juga dengan Hoseok yang mengikutinya. Taman masih sepi sehingga tidak ada yang terganggu karena mereka berdua.

"Saat kau sudah ingin menyerah karena keadaan sekarang, aku akan segera membawamu pergi jauh. Membawamu dan ibumu. Kalian berdua akan mendapatkan kehidupan yang layak," Hoseok melanjutkan. Sohyun menganggukkan kepalanya, "Kau juga, Hos. Terima kasih"

Hoseok kembali memegang telapak tangan milik Sohyun dan menariknya untuk berdiri. "Ayo, pulang. Kau harus beristirahat."

Sohyun pun mengangguk dan mereka segera berjalan menjauh dari taman, berharap setelah ini akan menjadi awal yang baik untuk mereka berdua.

finish.
15 september 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top