Chapter 19: Bola Kekacauan

Quest Day 19
Genre Utama: Fantasi
Sub-Genre: Sci-fi

***

Tepat saat Morina mengetuk tongkatnya dan menciptakan aura, iblis yang telah merenggut semua nyawa tamu pada pesta dansa itu terkekeh. Gumpalan darah besar miliknya beresonansi dengan ruangan, menciptakan gempa besar yang meluluhlantakkan kediaman.

Chandelier-chandelier raksasa berjatuhan, menghancurkan kemegahan dan melibas tubuh-tubuh yang sudah tidak memiliki jiwa. Langit-langit membawa bongkahan dari lantas sebelumnya, mengubur semua hal yang ada di bawahnya.

Morina kabur melalui jendela. Ia mendarat di taman bunga dan bergegas menepi dari kekacauan. Wanita itu sadar jika ia tidak bisa melakukan apapun dengan keputusasaan yang ada di hadapannya.

Iblis itu terbang mengangkasa, membawa bola kekacauan yang diciptakannya. Bola itu berputar, menciptakan petir merah yang menyambar ke segala arah.

Morina yang berlindung di taman tidak bisa melakukan apapun. Saat ia berlari menuju air mancur, tawa jahat iblis berpakaian dokter itu membuncah. Pria itu mengarahkan laju petirnya ke arah Morina. Syukurnya, wanita itu berhasil menciptakan aura pelindung meski itu membuat tubuhnya berakhir terpelanting.

"Wanita tua yang tidak tahu diri. Kau sudah menghancurkan rencanaku untuk lahir ke dunia, lagi dan lagi. Setelah bocah permata, kau juga memurnikan gadis yang akan menjadi sumber kekacauan itu. Dan sekarang kau berniat menghancurkan rencanaku lagi, hah!" seri pria tersebut dengan suara yang mencekam. "Sayangnya, aku telah menemukan formula lain untuk lahir ke dunia. Aku akan membunuh Tuhanmu seperti saat kami masih hidup di bumi."

"Apa maksud ...."

Morina kini terdiam seribu bahasa. Kini, ia tahu siapa orang yang dimaksud oleh Solus sebagai pembunuh yang menciptakan mimpi buruk bagi Kanaria. Selain itu, ia merupakan dalang dari penderitaan Grey, Vera, dan Brigan.

Darah wanita itu perlahan mendidih. "Aku tidak akan mengampunimu, Iblis!"

Morina mengangkat tongkatnya dan menyerang iblis itu dengan sihirnya secara beruntun. Akan tetapi, petir-petir yang melingkupinya membuat sihir wanita itu tidak memberikan dampak apapun.

Bola kekacauan yang diciptakan iblis itu lantas memelesat ke bulan, membuat permukaan bulan berwarna kuning cerah seolah dilumuri oleh warna darah.

Tanaman-tanaman di sekitar Morina tiba-tiba mengering, begitu pula air yang menguap menjadi awan hitam. Hujan disertai badai turun, tetapi itu malah menyebabkan tanah menjadi rapuh dan retak.

Iblis yang merupakan pelopor dari kekacauan itu pun tiba-tiba jatuh ke tanah. Morina yang berusaha memanfaatkan kesempatan pun mengetuk tongkatnya. Sayangnya, baik arwah maupun sihir yang menjadi sumber kekuatannya tidak memberikan respon apapun.

Saat itulah Morina menyadari jika hujan yang turun di langit malam tersebut mengacaukan semua aliran yang ada dibawahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top