Chapter 15: Misi dan Iblis Pembawa Mimpi Buruk

Quest Day 15
Genre Utama: Fantasi
Sub-Genre: HTM

***

Morina kembali ke Hutan Memorandum sembari memegang sebuah kompas. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Solus, terdapat salah satu jiwa yang dicurigai sebagai penyebab ketidaktenangan Kanaria. Keberadaannya membuat gadis pemilik dunia Underworld itu gelisah dan menyebabkan seluruh bagian internal dunia tidak stabil.

Jiwa tersebut adalah pembunuh Kanaria di dunia asli.

Morina berjalan mengitari Hutan Memorandum, mengikuti jarum kompas yang mengarah pada ngarai terdalam. Tepat saat ia sampai di mulut sebuah gua, seorang pemburu tua bersandar di salah satu sisinya. Di sisi lain, terdapat jiwa-jiwa hijau yang berkerumun dan mengucapkan kata maaf.

"Vinter?" sapanya yang membuat pria yang setengah tertidur itu bangun. "Mengapa kau ada di sini?"

"Kau sungguh menanyakan hal itu?" Pria itu berdiri dan menyampirkan busur silang itu ke punggungnya. "Tentu saja karena tugas yang diberikan Tuan Solus. Bukannya beliau sudah memberitahumu saat di kota?"

"Tuan Solus tidak memberitahuku jika ia mengutus seorang penjaga."

"Dan sayangnya, kau membutuhkan penjaga, Kak."

Morina pergi menuju para jiwa-jiwa itu, memanjatkan mantra, dan menciptakan jalan bagi jiwa-jiwa itu menuju Hutan Memorandum.

Ia mengetuk tongkat, menciptakan roh cahaya untuk menerangi mulut gua dengan dinding yang dihiasi pahatan sulur dan pohon di dindingnya.

"Aku tidak peduli soal anggapanmu kepadaku. Meski itu berbanding terbalik dengan obsesi Kakak yang ingin menyelamatkan para jiwa, tindakanku dalam membunuh jiwa-jiwa itu adalah hal yang benar. Jiwa yang sudah tercemar di atas sana sudah tidak bisa terselamatkan. Kalaupun bisa, itu akan—"

"'Itu akan memakan waktu lama. Dan, jika itu sampai ke Hutan Memorandum, itu akan mencemari jiwa lainnya'. Itu yang ingin kau katakan, bukan?" Morina memukul punggung Vinter dengan tongkatnya. "Aku tidak menyalahkanmu, Vinter."

Pemburu itu merapikan rompi kulitnya dan menjawab dengan senyum. Mereka lantas memasuki gua tersebut, menerobos kegelapan gua yang seolah tidak memiliki ujung itu.

Morina memikirkan tugas yang diberikan Solus kepadanya. Pasalnya, tugas kali ini akan sangat berkebalikan dengan tugas yang biasa diembannya.

Kebimbangan pun mulai menghantui benak. Seandainya Morina bertemu dengan jiwa yang dimaksud, apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus menyelamatkan atau memusnahkannya? Jika seandainya ia malah berakhir dengan menyelamatkan jiwa penjahat tersebut, apakah sesuatu akan terjadi pada Kanaria? Jika ia harus memusnahkannya, apakah itu akan benar-benar membuat Underworld menjadi kembali stabil?

Setelah Morina dan Vinter tiba di sebuah ruangan bundar kala tiba di ujung lorong. Ukiran sulur indah yang sebelumnya menghiasi lorong, kini berganti dengan pahatan akar yang mengerikan. Morina berjalan menuju altar tersebut sementara Vinter terdiam dengan wajah yang serius.

"Kak, sepertinya kita akan berpisah di sini." Vinter mengarahkan busur silangnya ke terowongan yang sebelumnya mereka lewati. "Sebelum berpisah, aku hanya ingin memberitahu Kakak satu hal. Tidak semua jiwa bisa diselamatkan, Kak."

Di saat Morina akan mengajukan pertanyaan, geraman mengerikan terdengar dari terowongan. Sebuah bola cahaya muncul di samping kiri Vinter. Kala siluet mengerikan muncul dari dalam terowongan, adik laki-laki itu meninggalkan kakaknya.

"Jagalah dirimu baik-baik, Vinter."

Morina lantas memeriksa semua bagian altar setelah adiknya menghilang dari pandangan. Wanita itu mulai mencari soket kompas seperti yang diberitahu oleh Solus. Namun, belum selesai ia mencari soket kompas, ledakan dari bawah ruangan tiba-tiba muncul, membuat ruangan jatuh bak lift yang kehilangan sistem pengeremannya.

Saat ledakan muncul di belakangnya, Morina dengan refleks menciptakan pelindung sihir dan terlempar dari jendela sebuah rumah yang tengah terbakar. Ia terlempar ke sebuah kompleks perumahan asing yang jauh berbeda dengan lift sebelumnya.

Ledakan lain muncul kala ia mulai bertanya-tanya mengapa ada sebuah mobil kebakaran yang terparkir di tengah jalan. Ledakan-ledakan lain pun muncul secara beruntun, membakar semua balkon rumah sepanjang mata Morina.

Keringat dingin tercipta di keningnya. Sesuatu seolah tengah memburu wanita penjaga jiwa itu. Saat ledakan lain muncul di belakang Morina, wanita tua itu kembali refleks menciptakan pelindung sihir dan melihat pelaku dari serangan tersebut tengah melayang dengan sayap mengerikannya.

"Kita bertemu lagi, Iblis. Mata-mata yang melayang itu masih sama menjijikkannya dengan saat pertama kali kita bertemu." Morina hanya bisa mengernyit kala melihat jas dokter yang dipakai olehnya. "Mengapa kau gemar sekali mengganggu ketenangan para jiwa?"

"Kau pikir aku akan menjawabnya?"

Morina bergegas menciptakan aura pelindung saat sebuah mata muncul di hadapannya. Mata itu meledak, membuat Morina terpental ke pintu depan salah satu rumah. Kala ia bangkit dan menciptakan pelindung untuk menghalau ledakan lain, saat itulah pintu rumah terbuka dan menariknya ke dalam rumah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top