Prolog

Dulu, dengan bodohnya aku mengacuhkan semua senyum hangat yang engkau berikan.

Kau bahkan setiap bertemu selalu melempar sapaan ringan yang membuatmu terdengar begitu ramah.

Kau selalu dengan tatap optimismemu, mengacuhkan semua sikap apatisku.

Sekarang, apa yang kulakukan?

Aku malah merusak semuanya dengan perasaanku sendiri.

Apakah ini sebuah penyesalan?

Atau—

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top