11. Dongeng Kura-Kura
"Lalu anak kura-kura menangis dan meminta maaf kepada ibunya karena pergi main tanpa izin, yeaayy! selesai deh dongengnya."
"Mama ibu kura-kura maafin anaknya ga, Ma?"
"Maafin dong, kan anak kura-kura itu anak kesayangan ibu kura-kura, kayak kamu kesayangannya Ibu."
"Dongengnya udah tamat nih, besok kita bangun pagi ya karena besok sekolah, ayo tidur," kata Ibu sambil merapikan selimutku.
Aku mengangguk, lalu ibu menuntunku untuk merapalkan doa sebelum tidur, mencium keningku dan mematikan lampu yang berada di meja nakas.
Setiap kali aku mengingat dongeng ibu rasanya aku ditarik oleh waktu.
Dongeng ibu juga kuceritakan kepada anakku, tentu saja ia menyukainya, padahal hanya dongeng sederhana tentang anak kura-kura yang pergi bermain tanpa izin ibu kura-kura lalu akhirnya tersesat di hutan kemudian ibu kura-kura menyelamatkan anaknya dari serangan ular, setelahnya anak kura-kura menyesal dan meminta maaf kepada ibu kura-kura. Dongeng sederhana yang menghiasi masa kecilku.
Ibu apa kabar ya di atas sana? Aku yakin ibu merasa nyaman di sana dan tidak lagi merasakan sakit. Apa ibu saat ini sedang tersenyum melihat cucunya? Kalau ibu mendengar langsung aku sedang mendongeng kepada anakku pasti beliau tertawa dan juga ikut mendongeng.
Tidak henti-hentinya aku mengirimkan doa untuk ibu dan semoga doa-doa itu sampai kepadanya.
"Lalu anak kura-kura menangis dan meminta maaf kepada ibunya karena pergi main tanpa izin, tamat deh dongengnya."
"Yaah, kok tamat aja sih? Oh iya Ma, kira-kira abis anaknya pulang dia minta es krim ga Ma?"
"Anak kura-kuranya juga suka es krim, samaan kayak kamu. Ayo bobok yuk, abis pulang sekolah gimana kalo kita beli es krim?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top