- 5

Sesuai janji, Kuroo menjemput [Name] di stasiun kereta. Mereka sebenarnya masih belum berbicara dan terhitung sudah tiga hari sejak pertengkaran itu terjadi, tetapi ia ingin memperbaiki hubungannya dengan sang wanita.

Senyum Kuroo terulas saat melihat dara itu keluar dari pintu kereta, menghampiri dan mendapati [Name] yang masih rapi dan cantik. Tangannya mengelus puncak kepala sang puan sembari menatap iris cerah dan berkilau. Mereka saling beradu tatap sampai [Name] mengalihkan pandang, enggan menatap lelaki di hadapan. Ya, dia masih marah. Namun tak bisa menolak keberadaan Kuroo yang menepati janji untuk menjemputnya. Jelas pria itu paham, meraih tangan [Name] dan menggenggamnya, mengajak kekasihnya untuk pulang.

Beberapa langkah mereka tapak, tiba-tiba [Name] berhenti dan mengeluarkan ponsel lalu mengetik di catatannya.

[Mau kemana?]

Kuroo merogoh ponsel, mengetik di catatan sebagai balasan untuk [Name] tanpa langsung berbicara. Ia juga ingin merespon sang wanita dengan hal serupa.

[Pulang ke rumah, aku yang masak]

[Name] kembali mengetik, lalu menunjukkannya pada Kuroo.

[Aku mau telur gulung dan miso sup 👉👈]

[Siap, princess]

Membaca kalimat yang diketik Kuroo membuat [Name] tersipu, refleks memukul bahu sang lelaki karena malu. Namun, lelaki pemilik iris emas itu tertawa akan tingkah wanitanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top