🍂^4^🍂

"Pertemuan Pertama"

.
.
.
.
.

Seorang anak lelaki berambut pirang itu berjalan diantara jalan raya yang sangat sepi karena hari sudah mengelap. Hari sudah malam hanya ada suara desiran angin dan keheningan mencengkam disana. Anak lelaki tampan bermata bak berlian itu menatap ke kiri kekanan. Ia tampak tenang meskipun sekarang ia sedang tersesat. Baru hari pertama sejak ia pindah ke kota ini. Dan sekarang ia benar benar tersesat dan juga kedua orang tuanya tidak akan mencarinya karena sibuk bekerja.

"...di..dimana ini?", Seru anak pirang itu. Ia memakai baju putih yang cukup transparan. Sekarang ia kedinginan karena udara sudah malam. Tidak ada seorangpun di sekitarnya, anak itu berjalan ke sana kemari. Yang terlihat adalah lingkungan sepi tidak ada siapapun. Terlebih lagi ia belum menyantap makan siangnya tadi.

Ia lapar dan bisa saja sekarang ia menyerang siapapun di dekatnya. Anak itu berusaha menutup mulutnya menjaga agar taringnya tidak keluar dan kedua matanya berubah menjadi merah serta menyerang para manusia disana. Anak itu menangis perlahan, ia takut kesendirian terutama saat ia sangat lapar sekarang.

Tak

.
.
.
.
.

Anak itu berbalik saat mendengar langkah seseorang. Ia terus mendekat hingga tampak lah keseluruhan tubuh nya. Anak pirang itu terdiam, ia terdiam menatap sosok manusia didepannya. Sangat manis tetapi ia tau bahwa ia adalah lelaki.

Kedua matanya berwarna hijau bak emerald Sangat indah, bukan bukan itu. Anak itu langsung membekap mulutnya saat mencium aroma darah dari tubuh anak berambut hitam itu. Setiap manusia pasti mengeluarkan aroma darah. Anak itu benar benar tidak tahan, ia tidak ingin membuat masalah dan perlahan menjauh hingga terduduk di lantai jalan raya itu. Tetesan air mata mengalir perlahan membasahi wajah pucat khasnya.

"Men..menjauh!, Menjauhlah!!", Teriak anak berambut pirang itu. Tetapi bukannya menjauh, ia malah mendekat, mengulurkan tangannya seraya menatap tegas pada anak pirang itu. Ia tidak ingin ada anak yang baru ditemui nya mengalami kebelakang. Meskipun sepi bisa saja ada mobil yang tiba tiba lewat. Malam itu sangat sepi dan gelap. Ia hanya bisa mengulur kan tangannya dan melihat sekilas sosok di depannya itu.

"Kemarilah kau akan tertabrak jika di tengah jalan", katanya mengulur kan tangan kanannya pada anak itu. Anak itu menatap lagi ke arah depan, apa dia tidak lihat kedua matanya sudah berubah warna menjadi warna merah!!, Apa ia tidak ketakutan?!, Dia tidak ingin ada seorangpun yang tau identitas sebenarnya dari dirinya.

"Sudah kubilang menjauhlah,  aku tidak ingin kau terluka!!", Seru anak itu lagi. Tetapi anak berambut hitam itu malah memaksa. Ia menarik paksa sebelah tangannya. Kemudian menariknya menjauh dari sana. Anak berambut pirang itu menatap anak yang jauh lebih pendek darinya. Berbagai pertanyaan timbul, tetapi ia malah terpesona ketika anak itu membalikkan wajahnya memperlihatkan wajah manis berambut hitam yang bergoyang perlahan.

.
.
.
.
.

"Mau istirahat dulu?"

Tanpa sadar anak bermata biru itu mengangguk menyanggupi, ia mengikuti nya duduk di tepi pertokoan. Disana gelap, anak itu duduk di sebelah nya. Ia terlihat lelah. Tampak sebuah bekas pukulan ditangannya. Itu terlihat sangat sakit terutama karena anak berambut hitam itu terlihat cukup kurus dan tertekan.

"Hei apa kau dipukul?", Tanya anak berambut pirang itu. Ia duduk sambil menaikkan kaki kirinya. Ia menatap bingung, anak berambut hitam itu hanya menghela nafas lalu mengulum senyum. Ia ikutan mengangkat kaki kanannya. Menyandarkan kepalanya pada tembok di belakang. Ia terlihat sangat lelah. Sejenak anak berambut pirang itu lupa dengan rasa laparnya.

"Aku memang dipukul, kau lihat sendiri kan aku mirip perempuan. Karena alasan itu aku dipukul", serunya. Ia memandang lirih ke arah bawah. Sejujurnya ini baru pertama kalinya ia menyelamatkan seseorang. Tidak ia hanya kabur dari rumah. Ia lelah dengan semua perlakuan orang tuanya yang selalu mengekang nya.

Anak berambut pirang itu menunduk. Mendekatkan wajahnya pada anak di sebelahnya. Ia menyingkirkan rambut hitam nya yang menutupi sekilas poninya, dengan suara datar ia mengucapkan itu. Anak berambut hitam itu masih menyandar di tembok menatap heran aksi anak itu.

"Kau memang manis kok, emang apa salahnya?", Ia mengatakan nya seolah tidak apa apa. Anak berambut hitam itu menguraikan senyum lebar. Ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang mengatakan itu sama sekali tidak masalah. Biasanya ia akan langsung di ejek atau dicap banci setelah itu. Aneh bukan kalau ia mirip dengan wanita padahal ia aslinya cowok tulen?

"Ah kau ini benar benar aneh, oh ya perkenalkan namaku Yuichiro Hyakuya", seru Yuu. Ia mengira anak di depannya benar benar aneh. Anak itu masih berada dalam posisi yang sama. Ia tetap saja pada ekspresi yang datar. Ia memang sangat tampan sekali, jujur Yuu sangat iri dengan ketampanan anak itu.

Anak itu menguraikan kedua mata berlian nya menatap ke arah Yuu. Tampak sekilas sebuah garis yang tampak aneh disana. Anak tampan itu melihat anak di depannya. Ia sungguh sangat manis, tidak dibuat buat seperti para perempuan yang selalu ada disekitarnya.

"Mikaela Hyakuya", seru mika. Setelah itu Yuu meraih pipi mika. Menatap dalam dalam kedua matanya. Mika tiba tiba merasakan aroma Yuu yang tiba tiba menguat. Oh ia lupa bahwa sosok di depannya adalah seorang manusia. Yuu terkejut ketika melihat kedua mata biru itu berubah warna menjadi warna merah. Mika menarik dirinya. ia menunduk Berusaha menahan nafsu makannya. Karena ini karena ini ia harus menyembunyikan nya dari semua orang.

.
.
.
.
.

"Hei apa kau vampir?", Tanya Yuu. Kali ini mika tersentak. Ia langsung melepas pegangan di mulutnya. Seketika tampak lah kedua gigi runcing nya itu. Ia perlahan meneteskan air mata. Ia benci kalau ada yang melihat nya seperti ini. Semua orang semua orang menganggapnya sebagai monster dan sekarang ia akan menyusahkan Ayah dan ibu lagi, ia tidak ingin dibuang.

Yuu menatap ke anak yang baru di tolong itu. Baru pertama kali ia melihat Vampir dan jujur ia tidak takut. Yuu mendekat ia malah melebarkan kerahnya. Kurasa ia kan meminum darah, Yuu adalah anak yang baik. Meksipun banyak yang membencinya,ia malah tidak membenci orang itu.

Ia lebih memilih membenci dirinya sendiri..

"Kurasa kau sedang lapar, minum lah!" Seru Yuu. Ia memaksa. Ia tidak suka saat melihat anak di depannya ini menderita. Dia memang sangat pemaksa, padahal mika sudah berusaha mati Matian menahan rasa laparnya dan bahkan sudah mempersiapkan diri untuk di ejek ataupun di bunuh karena ia adalah sosok yang seharusnya tidak ada di dunia ini.

"A..aku monster", rintih mika pelan. Namun Yuu tetap keras kepala. Ia semakin menarik kerahnya dan menarik mika hingga mereka tersudut di tembok itu. Wajah mika tepat pada ceruk leher Yuu. Yuu menahan punggung nya agar tidak perlu. Mika berada di antara kaki Yuu. Ia tidak menyangka ada seorang manusia yang akan memperbolehkan nya meminum darahnya.

Slurp..

Ia tidak tahan lagi dan langsung menghisap darah Yuu. Rasa darah manusia sungguh sangat manis. Mika melepaskan taringnya melihat ke arah Yuu. Ia hanya terkekeh pelan dan malah menanyakan apakah darahnya enak atau tidak?, Mika benar benar tidak tau apa yang dipikirkan oleh anak ini.

.
.
.
.
.

Mika duduk di sebelah Yuu. Melihat betapa indahnya malam saat itu sudah lama sejak Yuu akhirnya bisa keluar seorang diri , merasa seperti diri sendiri. Ia bertemu dengan seorang vampir, bahkan ia menghisap darahnya. Ini seperti mimpi.

"Neh Yuu.. apa kau tidak masalah aku mengambil darahmu?, Tidak kah kau takut?"

Yuu hanya memiringkan kepalanya dengan manis. Sebuah senyum ceria terukir pada bibirnya. Ia tidak pernah menemukan seseorang pun yang akan menjadi temannya. Jika pun tidak ketemu tidak masalah, masalahnya memang sudah besar. Tetapi membantu orang lain adalah kewajiban semua orang. Terlebih pada anak seumuran nya itu.

"Tidak masalah, memang nya kenapa kalau kau vampir?, Itu tidak menakutkan", mika terdiam melihat ke arah Yuu. Sejenak ia merasa manusia itu sangat manis. Mika meremas tangan Yuu. Yuu ikutan meremas balik. Ia tidak pernah merasa senyaman ini sejak dia selalu ditinggalkan sendiri di rumah. Tanpa siapapun, hanya seorang diri.

"Kau juga manis kok Yuu, aku tidak membencimu", meskipun Yuu berwajah manis. Baru pertama kali ada yang mengatakan itu. Jujur Yuu  merasa sangat senang ,untuk pertama kalinya ia merasa ada seseorang yang datang menyelamatkan nya dari sebuah ruangan penuh tali benang itu.

"Eh begitu kah,?, Aku senang sekali!!, Kalau begitu mika kau mau menunggu ku Disini lagi besok?", Tanya anak manis itu. Ia tersenyum lebar yang selalu membuat wajahnya bersinar. Senyum lebar yang seolah seperti matahari itu sendiri.

"Baiklah, aku akan menunggu mu lagi. Dan bolehkah aku memanggil mu Yuu Chan?", Seru mika. Pertama kalinya wajahnya yang selalu datar itu terlihat lebih hidup. Yuu hanya tersenyum tidak lama ia pun menatap sayu ke arah mika.

"Boleh, hmm..aku ngantuk mika", seru Yuu ia menguap dan perlahan menyenderkan kepalanya pada pundak mika. Rasa ngantuk menghampiri nya karena sudah tengah malam.

"Aku juga...Yuu Chan", mika juga. Ia menyandarkan kepalanya pada tembok. Kedua tangan masih saling mengenggam erat , kedua anak itu tertidur bersama disana. Kedua anak yang Selalu sendirian dalam kemalangan masing masing.

Saling bertemu untuk saling mengisi hati satu sama lain....

.
.
.
.
.

~ TBC ~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top