🍂^16^🍂

"Kenangan Terindah"

.
.
.
.
.

Shinoa tiba tiba datang ke kelas Yuu. Gadis berambut ungu itu segera mendatangi kursi Yuu yang berada di pojokkan. Yuu yang sedang asyik berbicara dengan mika. Sedikit terkejut saat shinoa menaruh tangannya pada salah satu pundak Yuu. Yuu menoleh sedikit dan wajahnya memerah saat tau shinoa Sangat dekat ke arahnya.

Sedangkan mika ,ia langsung memasang wajah datarnya meskipun sedikit kesal karena pembicaraan nya dengan Yuu terganggu karena kedatangan tiba tiba shinoa.

"A..ada apa shinoa?", Tanya Yuu. Ia kaget ketika mendapati wajah shinoa sangat dekat melihat ke arahnya. Shinoa menundukkan kepalanya diantara celah leher Yuu. Ia mendekati wajah Yuu seraya tersenyum dari belakang.

Kemudian ia membisikkan sesuatu di telinga Yuu dan pergi. Yuu memegang telinganya sendiri, kedua pipinya memerah. Ia tidak tau kenapa shinoa harus mengatakan itu tepat pada telinga nya dan lagi sangat dekat dalam posisi seperti itu.

Mika melipat tangannya, kedua matanya menatap tajam ke arah Yuu. Ia cukup cemburu karena shinoa beraninya melakukan itu dengan Yuu. Yah ia juga pernah mencium Yuu sih. Jadi ya perilaku shinoa tidak terlalu seagresif dia. Meskipun itu tanpa sadar ia melakukannya.

.
.
.
.
.

"Apa yang dibicarakan shinoa?", Tanya mika. Yuu mengusap telinga nya perlahan. Kemudian hanya tersenyum menatap mika.

"Ah itu, ia bilang nanti akhir pekan ia ingin mengunjungi kampung halamannya ,dia mau aku ikut", mika menaikkan salah satu alisnya dengan protektif. Yah mika memang sangat posesif terhadap Yuu. Ia tidak suka saat Yuu bersama orang lain selain dirinya.

"Hah?, Jadi kau akan ikut Yuu Chan?," Mika menatap cemburu pada Yuu. Yuu mengaruk kepalanya lagi, yah lagipula sekali sekali saja. Yuu rasa itu sama sekali tidak masalah, mungkin sebagai kencan akhir pekan..?, lagipula sudah wajar bagi sepasang kekasih untuk berkencan atau berjalan jalan berdua kan?.

"Tentu saja mika, hanya satu hari kok. Kau tidak masalah kan?", Tanya Yuu. Ia takut mika akan marah-marah padanya. Mika menghela nafas, dan mengizinkan nya. Lagipula hanya satu hari, Yuu segera bersorak dan memeluk mika dengan erat. Lagi lagi mika meredakan amarahnya dengan perlakuan Yuu. Mika rasa ia tidak akan bisa marah pada Yuu.

.
.
.
.
.

Akhirnya hari itu pun tiba. Yuu melambaikan tangan pada mika saat menjelang malam. Rencananya mereka akan naik kereta dan sampai disana saat subuh. Walaupun sedikit berat hati, mika mengizinkan nya. Lagipula hanya satu hari saja, dan jika Yuu senang maka mika juga akan senang.

Yuu segera meraih tangan shinoa dan berjalan menuju stasiun. Sebenernya Yuu masih belum bisa melupakan ciuman yang pernah di berikan mika padanya. Ia hanya berusaha terlihat baik baik saja, meskipun sekarang ketika bertemu mika detak jantung nya meningkat drastis. Itu cukup aneh mengingat perasaaan itu muncul akhir akhir ini.

"Shinoa, kau mau ngapain disana?", Tanya Yuu. Ia berusaha menghilangkan kejadian waktu itu di pikiran nya. Di lihatnya gadis cantik itu di sebelahnya. Shinoa memang selalu Cantik dengan pakaian apapun.

.
.
.
.
.

Shinoa menatap manik mata Yuu, sebenarnya ini adalah saat saat terakhir nya bersama Yuu. Tidak lebih tepatnya penentuan. Apakah Yuu akan memilih nya atau tidak. Ini hanya sekedar kenangan yang akan diingat shinoa. Jika kalau Yuu pada akhirnya tidak mencintainya, maka setidaknya dengan beberapa waktu yang dihabiskan itu bisa menjadi kenangan terindah untuk shinoa.

"Shinoa?", Panggil Yuu lagi. Shinoa segera tersadar dari lamunannya. Untuk sekarang ia hanya harus bertingkah biasa. Dan besok mungkin, barulah ia akan mengatakannya..,

"Ah itu aku ke sana untuk, hm mungkin kencan kedua kita?", Seru shinoa. Yuu lagi lagi memerah. Shinoa memang selalu agresif dan tenang. Dan selalu membuat Yuu salah tingkah karenanya. Kencan ya?, Mungkin saja. Sedangkan Shinoa menatap Yuu yang sedang asyik berpikir. Menatap dengan kedua bola mata merahnya itu.

Yuu apakah kau akan memilih ku...?

.
.
.
.
.

Sesampainya dikereta. Shinoa langsung tertidur di pundak Yuu. Gadis berambut ungu itu tampak sangat lelah. Sepertinya ia memang banyak pikiran. Shinoa itu seperti gadis pada umumnya, mungkin ia terlalu memaksakan diri. Yuu membiarkan shinoa bersandar pada pundak kirinya.

Dilihatnya wajah polos shinoa saat tertidur. Ia memang gadis yang cantik sekali. Saat sedang tertidur ia tampak lebih tenang, Yuu mengarahkan tangannya menarik pelan rambut shinoa, sangat halus. Apa rambut cewek memang selalu seperti ini..?

"Umh" Yuu segera menghentikan aktifitasnya. Ia terkejut saat mendengar suara itu dari shinoa. Kurasa Yuu menganggu shinoa, Yuu memerah saat melihat wajah shinoa yang sangat polos saat tertidur. Ia teringat ini pertama kalinya ada cewek yang tidur di pundaknya. Dengan perlahan Yuu kembali menaruh tangannya di pahanya.

"Kurasa kubiarkan saja",selama perjalanan itu. Yuu membiarkan shinoa tidur disana. Ia tidak mau menganggu shinoa yang sedang asyik tidur. Perlahan Yuu juga ikut tertidur dalam kereta itu. Karena sudah memasuki waktu malam dan juga perjalanannya masih cukup panjang.

.
.
.
.
.

Yuu terbangun saat dirasa sudah pagi. Ia menguap dan mengerjapkan matanya, tapi ia merasa ada sesuatu yang menahan pundak nya. Segera

Yuu menoleh melihat ke samping. Ia baru sadar kalau shinoa masih tidur disana. Dengan hati hati Yuu Berusaha membangun kannya. Tetapi shinoa tampak nyaman sekali tidur.

Yuu jadi tidak tega untuk membangun kannya. Yuu akhirnya membiarkan shinoa bangun sendiri. Lagipula wajah shinoa saat tidur itu polos sekali, akh Yuu tidak tega.

.
.
.
.
.

Srek

Shinoa membuka mata, ia lelah sekali. Ia menatap ke arah samping dan teringat bahwa ia tidak sengaja tertidur di pundak Yuu. Sedangkan Yuu, ia hanya menatap shinoa. Shinoa segera tersadar, kedua pipinya langsung memerah menyadari ia sudah tertidur di pundak Yuu. Shinoa langsung menarik kepalanya menjauh dari Yuu. Seketika dadanya berdetak kencang karena itu.

"Ma..maaf Yuu", seru shinoa. Yuu hanya mengangguk. Yuu memang sangat baik, ia bahkan membiarkan shinoa tidur di pundaknya. Setelah itu kami pun keluar dari kereta. Sudah lama sejak shinoa datang ketempat ini. Di tempat ini tempat shinoa di lahirkan , setelah itu kami pindah karena ayah mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Ini adalah kampung halaman shinoa.

Yuu menatap shinoa yang tampak bahagia sekali. Ia senang saat melihat shinoa berbinar binar ia tampak seperti anak kecil terlepas dari dirinya yang tampak seperti gadis dewasa. Shinoa menarik Yuu, ia tersenyum lebar yang membuat Yuu juga ikut tersenyum. Ia sangat bahagia, kami pun berkeliling di sekitar kampung halaman itu.

Shinoa menikmati waktunya bersama Yuu. Ini adalah kenangan terakhir nya, ia harus membuat nya seindah mungkin, shinoa mengajak Yuu ke berbagai tempat. Lama kelamaan langit pun mulai berubah warna. Shinoa mengajak Yuu ke tempat terakhir. Sebuah tower disana, mereka menaiki tempat itu. Tempat tertinggi disana dan terindah.

.
.
.
.
.

Shinoa menatap pemandangan kota itu dari sana. Saat malam lampu lampu akan di hidupkan. Shinoa melirik ke arah Yuu, sebentar lagi waktunya akan habis. Waktu dimana Yuu akan memilih. Meskipun hanya sebentar, shinoa sangat senang bersama Yuu. Namun, ia tidak mungkin selamanya seperti ini.

Karena Yuu tidak mencintai nya..

Entah kenapa shinoa tidak mau merelakan Yuu. Yuu adalah cinta pertama nya, Yuu adalah kebebasan perasaan nya. Entah kapan lagi ia akan mendapatkan orang seperti Yuu. Namun, Yuu belum merasakan apapun padanya. Mungkin saja Yuu memang sama sekali tidak ditakdirkan bersamanya.., shinoa menatap Yuu menatap wajah manisnya nya itu.

"Yuu mau berfoto bersama?", Tanya shinoa. Yuu mengangguk. Kami meminta orang untuk memfoto kan kami. Ini adalah kenangan terakhir ku dengan Yuu, ada saatnya ini akan berakhir tetapi shinoa senang dapat bersama Yuu. Yuu anak yang baik dan ramah, memiliki Yuu sepenuhnya akan sulit.

.
.
.
.
.

Yuu melayangkan senyum, hari ini entah kenapa shinoa Sangat energik. Seolah ada sesuatu yang menyedihkan akan terjadi setelah ini. Yuu menatap ke arah shinoa. Ia menarik shinoa dalam pelukannya. Shinoa terkejut, ia tidak menyangka saat akan berfoto. Yuu tiba tiba menariknya dalam pelukannya, shinoa menatap Yuu heran. Yuu hanya tersenyum, senyum yang biasa ia berikan. Shinoa menatap ke depan, ia sudah siap.

Shinoa juga ikut tersenyum, Yuu kau adalah harta terindah yang sangat sulit didapatkan. Suatu saat nanti kau pasti akan memilih seseorang. Dan jika pun itu bukan aku. Aku bersyukur bisa mencintaimu sekarang, dan kenangan ini akan selalu di ingat sebagai bukti kau pernah menjadi milikku.

Cekrek!

.
.
.
.
.

~ TBC ~


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top