Persaksian
Aku bersaksi tiada cinta kecuali Cinta
Dan Engkaulah Gerbang segala gerbang
Betapa lama aku mencarimu, bertanya
Pada raja, imam, prajurit, dan pedagang
Perihal di mana kiranya Engkau berada
Kucari Engkau dalam tubuh para perawan
Di seberang Distrik Merah, marak berkeliaran
Kataku, "Inilah cinta pertama nan menawan."
Tapi mereka lenyap secepat hewan buronan
Kubasuh telapak kaki Ibu, kupeluk dirinya
Lalu kubisikkan, "Engkaukah itu, Cinta?"
Tiada jawaban, kecuali langkah pelayat
Yang tergesa-gesa memikul keranda mayat
Kuraba berhala batu, emas, dan mutiara
"Cinta, inilah bahagiaku!" teriaku girang
Tak menyangka, dengan cepat mereka
Berpindah tangan--satu per satu, hilang
Kulihat dalam cermin, ada senyum suam
"Kurasa, inilah Cinta," terkaku asak buram
Hingga kusadari, aku tak kuasa membatasi
Cinta yang tak terkekang ruang dan sangkala
Kutilik lagi lebih saksama menuju kedalaman Mata Hati
Dan kutemukan Cinta Pertama tengah menunggu
Betapa malunya aku! Padahal kepala dan kalbu
Jaraknya tak kurang dari sembilan belas inci
Engkau jadikan sukmaku samudra tak bertepi
Sehingga satu kilatan cahaya dari relung Cinta
Lantas tak menjadikan aku bertasbih, "Subhani."
Tapi kukatakan sembari mengusap cermin Hati,
"Aku tak pernah mengenal-Mu seperti semestinya."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top