Kidung Adipatni Sinduraja

Puan Sritanjung,

Terpayungi cemara

Dan bangau bluwok

Menapak tangga langit

O, Sritanjung, Puanku


Engkau meninggal

Di tangan Sidopekso—

Cinta sejati

Sebab difitnah raja

Terkutuk Sulakrama!


Sritanjung sampai

Di Gerbang Suralaya—

Pintu akhirat

Dijaga dua raksa

Dan Dewa Dorakala


Bagai Orfeus,

Sritanjung menyanyikan

Panji Lumingsir,

Membuat luruh hati

Para arwah dan rahu


Puan Sritanjung

Diperkenankan masuk

Untuk melihat

Siksa api neraka

O, sungguh suci rohnya!


Dewa berkata,

"Kembalilah, Sritanjung,

Suci jelita

Saksikan perang akbar

Makmurkanlah negeri."


Maka, Sritanjung

Kembali ke dunia

Pada Hyang Nini

Di Setra Gandamayit

Lewat mulut sang naga


"Wahai Hyang Nini,

Inilah cucu engkau,

Puan Sritanjung,"

Nyanyinya pada hutan.

Dipeluklah Sritanjung


Hingga bernapas

Dari tubuh yang dingin

Menjadi hangat

Di telaga, Sritanjung

Mandi, terlahir lagi


Saat bertemu

Kekasih, Sidopekso

Puan Sritanjung

Memberi syarat: pergi

Dan bunuh Sulakrama!


Perang berkobar

Ibukota disambar

Gelap prahara

Kaindraan, Prangalas,

Semua berkecamuk


Menanglah patih

Sidopekso, kemudian

Raja dipenggal

Hidup bahagialah

Dua sejoli suci



------

Buat hari ini, kita disuruh menuliskan ulang sebuah dongeng (boleh dalam atau luar negeri) maksimal 150 kata. Maka, aku berpikir, what a better way than to depict this with a poem? Jadilah aku bikin puisi tanka yang format suku katanya 5-7-5-7-7 dan ternyata setelah kucek, 12 bait ini pas 150 kata.

Isi puisi ini mengisahkan tentang kehidupan setelah kematian Sritanjung. Kebanyakan orang kan tahunya kalo Sritanjung itu dibunuh oleh suaminya gegara difitnah raja, terus selesai. Nah, ternyata ada kelanjutannya kalo berdasarkan Lontar Sri Tanjung. Bisa dicek di koleksi ebook perpustakaan banyuwangi bagi temen-temen yang mengkepo.

So, gimana gais? Skuy beri tanggapan kalian, jangan lupa tekan bintang di bawah ini. Terima kasih!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top