Siput yang Berjalan dalam Bara

Siput yang Berjalan dalam Bara


Aku merenung di perjalanan

Menuju maut

Tentang hidup yang semakin hari kian membosankan

Ketika kucoba mengakhirinya cepat


Rumah yang kubawa tidak lagi mengilat

Menuju peristirahatan

Tentang langkah yang semakin hari kian melambat

Berharap sampai tujuan meski perlahan


Panas, meski sudah kucoba melompat

Tubuhku berkeringat meski angin berdatangan

Kugunakan segala cara untuk tidak mengumpat

Lantai beralaskan bara membakar tanpa kasihan


Aku tidak menomang perjalanan terasa begitu jauh

Usai kulihat kaki bak mesin pembunuh

Perih melepuh

Perjalanan kejam ditemani keluh


Tanganku mengetik bak siput

yang terjebak dalam bara

Kulihat di cermin dahiku berkerut

Hanya karena berpikir kata apa selanjutnya


Aku terjebak dalam pola

Layaknya siput terjebak dalam bara

Tidak bisa pergi ke mana-mana

Tidak pergi, tubuhku habis digerus bara


Aku terjebak dalam kondisi

Layaknya siput yang mulai melihat api

Membakar tubuh dan rumahnya

Tak ada gaji, hanya lelah terasa


Meski begitu aku akan bertahan

Seperti siput yang terjebak dalam bara dan tetap berjalan

Meski lama, akan aku pastikan pergerakan

Dalam keterbatasan yang membuatku tertahan


Aku akan menciptakan tulisan-tulisan

yang kuharap membuat perubahan

Layaknya siput yang mencapai tujuan

dengan wajah garang berbalut senyuman


Dia tidak lagi merasakan

Meski sekujur kaki berlendirnya habis terbakar

Dia mengibarkan bendera kemenangan

Di hari kematiannya seperti pendekar

(Tangerang, 15 Mei 2020)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top