Sajak Depresi

Sajak Depresi


Pagi buta sebuah kota fantasi

Menari di sana tak peduli lagi

Bersama seorang gadis sastra

Pipinya berseri, pelukan merah muda.


Kota tempat kutinggal tak ada apa-apa

Selama penjara kamar masih ada

Pria penakut bersembunyi dalam puisi

Pujian tak datang, dia mati.


Kasihan pengangguran

Menulis pun jadi alasan

Apa tidak boleh demikian?

Sudahlah, sajak depresi tak perlu kau dengarkan.

(Tangerang, 20 September 2016)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top