Mengapa Pun Aku Harus Terpuruk, Jika Senja Memilih Bahagia

Mengapa Pun Aku Harus Terpuruk, Jika Senja Memilih Bahagia


Hai, Hujan

Pantaskah kita berseteru akan datangmu di hadapan

Bagi sebagian mereka yang terlarut kesedihan

Bagi sebagian budak malam minggu di jalanan


Hai, Awan

Senja hari ini tak semanis dulu

Matahari bersembunyi dalam awan kelabu

Mungkinkah dia malu?


Hai, Langit

Mungkinkah hujan dan awan saling merindu

Meski siang tadi baru bertemu

Asal indah, menjadikan senja nan kelabu


Aku tak ingin bersedih atas kelabu

Tentang semua rasa bosan akan menunggu

Tentang semua rasa sakit nan membelenggu

Kita punya hak untuk membebaskan itu


Hai, Senja

Mungkinkah besok, matahari tak lagi malu

Berdansa, bersama masyarakat yang tak sempat melihatmu

Setidaknya menari di hadapan balkon rumahku


Hai, Senja

Tentang akhir pertunjukan nan menawan

Bak mata terpejam perlahan

Diiringi suara azan nan saling bersahutan


Jika memang kita adalah sekumpulan kesedihan

Yang duduk menunggu senja di perjalanan

Mengapa kita tak tersenyum barang perlahan

Menikmati pertunjukan senja nan menawan


Tentang hilangnya kelelahan

Tentang pemimpi yang merindu langit tanpa batasan

Tentang keindahan ciptaan Tuhan

Tentang memilih secercah kebahagiaan

(Tangerang, 11 Agustus 2017)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top