Chapter Tiga Puluh Lima | Retrouvailles (•Bag 5)
Update, 24 Desember 2019
Udah siap baca bagian ini?
Saat membaca lirik lagu jangan di skip, karena ada bagian penting disana :)
Enjoy dan jangan marah-marah :)
Jangan baper juga wkwkwk
Selamat membaca cerita Melody dan Dylan
Now Playing | Petrus Mahendra - Pura-pura Lupa
(Karena Jane gak ada di film, aku pake visual RPnya ya)
Bagian Tiga Puluh Lima
Bukan hanya aku, bahkan semua orang tak akan menyangka kamu dan mantanmu melakukan itu di depan pacarmu sendiri.
Tenang guys cuman quotes
***
[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk melihatnya.]
Alunan melodi yang berasal dari alat musik saxsofon/saxophone terasa lebih romantis, suasana yang ada di reuni tersebut semakin dekat dan nyaman. Beberapa pasangan ada yang tengah berdansa. Termasuk dengan Bella yang kini tengah menyenderkan kepalanya di dada Fathur, kaki mereka mengikuti alunan musik agar senada.
"Ayo," ajak Dylan sambil menarik tangan Melody. Melody menggeleng, namun pemuda itu tetap menarik lengannya menuju ke lantai dansa.
"Aku gak bisa," ujar Melody
"Ikutin iramanya," kata Dylan, lalu dia menuntun kedua tangan Melody untuk disimpan di bahunya, sementara kedua tangan Dylan disimpan di pinggang Melody.
Berulang kali Melody tak sengaja menginjak kaki Dylan, namun yang ada keduanya hanya tertawa.
"Sakit?"
"Sedikit."
"Maaf, kan, udah aku bilang aku gabisa."
"Its okay. Santai."
Keduanya masih menikmatin alunan melodi romantis itu, bahkan kali ini Melody sudah bisa menyesuaikan iramanya. Beberapa pasang mata memperhatikan keduanya yang tampak asik dan tak memerdulikan keadaan sekitar.
"Gimana badan lo? Udah enakan?"
Melody mengangguk, "Berkat obat yang kak Dylan kasih."
"Bagus deh. Nanti sebelum tidur di minum lagi obatnya."
"Iya, makasih ya."
"Sama-sama.
***
Tiba-tiba saja lampu taman semua mati, semua yang ada disana kaget. Mencari teman-temannya dan menyalakan flash handphone. Tapi, kemudian ada sebuah suara yang meminta mereka untuk tetap tenang dan tetap berada di tempatnya, selain itu, mereka meminta semuanya mematikan flash handphonenya. Karena ini adalah termasuk rangkaian acara.
Setelah pemberitahuan itu barulah semuanya tenang, tak lama dari sana munculan dua cahaya yang berasal dari lampu sorot yang menerangi dua orang di atas stage. Dua orang itu adalah Melody dan Dylan. Namun, setelah beberapa lama lampu sorot itu meredup digantikan dengan cahaya lilin elektrik yang menerangi keduanya.
Ternyata sekarang adalah waktunya mereka berduet. Melody. Kedua orang itu bernyanyi dan saling berhadapan satu sama lain.
Saat musik baru saja mengalun, semua orang sudah bisa menebak lagu apa yang akan mereka nyanyikan.
[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk melihatnya.]
"Oohhhh..." Dylan membukanya dengan suara yang merdu dan loveable. Membuat beberapa gadis yang ada disana menjerit kesenengan.
"Haaaaa..." Melody menyambungnya dengan suara lembut dan manis di telingan menjadi perpaduan duet yang sangat kuat harmonisasinya.
Tatapan mata Dylan lurus ke arah Melody, "We don't talk anymore... We don't talk anymore... We don't talk anymore... Like we used to do..." Dylan menyanyikannya dengan perlahan, gestur tubuhnya sangat menikmati duet itu, bahkan satu tangan Dylan menyentuh pipi Melody, mengelusnya dengan lembut.
"We don't laugh anymore... What was all of it for?... Oh, we don't talk anymore... Like we used to do..." Suara lembut Melody mengalun, perlahan tangannya menggenggam tangan Dylan yang tengah mengelus pipinya. Kemudian, Melody menurunkan tangan Dylan dari pipinya dan mengubahnnya menjadi sebuah genggaman tangan.
"I just heard you found the one you've been looking... You've been looking for... I wish I would have known that wasn't me... 'Cause even after all this time I still wonder...Why I can't move on..." tatapan Dylan sangat dalam, perlahan dia kembali membelai surai hitam Melody dengan lembut, "Just the way you did so easily..." Lirik itu dia nyanyikan, sangat dalam membuat semua yang menikmati penampilan mereka terbawa suasana, bahkan teman-temannya tak percaya dengan chemistry yang dibangun keduanya.
Teman-temannya mengira hanya akan disuguhkan duet biasa, tidak ada sentuhan sama sekali. Keduanya sangat menikmati panggungnya, bahkan tak memerdulikan yang lainnya.
"Mereka balikan?" bisik Jane ke arah Kate
Kate menggeleng, "Ini belum pamungkas yang mereka kasih," ujarnya, Kate tahu karena dia yang mengatur set semuanya bahkan kejutan yang akan diberikan oleh Melody dan Dylan. Meskipun gadis itu awalnya syok, tapi kemudian menyetujui usul dari dua bocah itu.
"Don't wanna know... Kind of dress you're wearing tonight..." Dylan menunjuk dress yang dikenakan Melody malam itu, "If he's holdin' onto you so tight...The way I did before...I overdosed... Should've known your love was a game...Now I can't get you out of my brain...Oh, it's such a shame..."
"That we don't talk anymore..." Melody menyambung liriknya dengan senyuman manjanya, bahkan satu tangannya membelai wajah Dylan dan Dylan menikmatinya sambil memejamkan matanya. Seolah sentuhan itu membuatnya terbang melayang.
"We don't talk anymore..." balas Dylan
"We don't talk anymore... Like we used to do..."
Dylan : We don't laugh anymore
Melody : What was all of it for?
Dylan : Oh, we don't talk anymore... Like we used to do
"I just hope you're lying next to somebody...Who knows how to love you like me..." Melody tersenyum ke arah Dylan dan menatapnya dengan sangat dalam, gadis itu mempersempit jarak di antara keduanya, "There must be a good reason that you're gone...Every now and then I think you might want me to..." Melody kembali melangkah mundur dengan jaraknya dan menyanyikan kembali lirik selanjutnya, "Come show up at your door...But I'm just too afraid that I'll be wrong...Don't wanna know...If you're looking into her eyes..." Mata Melody terlihat sedih saat menyanyikan lirik tersebut, "If she's holdin' onto you so tight... The way I did before...I overdosed..." Kemudian dia kembali tersenyum dan satu telunjuknya menunjuk dada Dylan, "Should've known your love was a game...Now I can't get you out of my brain..."
"Oh, it's such a shame..." Keduanya menyanyikan lirik ini bersama-sama.
"Melody????" Angga mengerutkan dahinya bingung, begitupula dengan Anna, dia menaikkan bahunya tak tahu apa-apa.
"Kaget, kan?" ujar Kate, "tenang aja mereka bisa mengatasi semuanya dan reuni akan bersejarah." Kate mengatakannya dengan sangat yakin
"Lo cekokin si Melody apa sampe berani begitu? Ketularan lo, kan, jadi centil," cibir Angga disertai tawanya yang meledek.
"Enak aja! Melody udah gak sepolos itu kak, dah dewasa."
Melody : We dont talk anymore
Dylan : We don't talk anymore
Melody : We don't talk anymore... Like we used to do
Dylan : We don't laugh anymore
Melody : What was all of it for?
Dylan : Oh, we don't talk anymore... Like we used to do
Melody tersenyum, kemudian dia sedikit berjinjit dan menyentuh rambut Dylan, "Maybe we're perfect strangers... Maybe it's not forever..."
"Maybe they let them change us..." Keduanya menyanyikan lirik ini bersama, perlahan tangan Dylan meraih tangan Melody dan mencium tangannya.
"Maybe we'll stay together... Maybe we'll walk away...Maybe we'll realize..." Melody tak terganggu dengan itu, dia tetap menyanyikan bagiannya.
"We're only human..." Suara dan Dylan menyatu dalam harmonisasi yang sempurna.
"Maybe we're don't need no reason why..." Melody kembali menyanyikan lirik selanjutnya tanpa cacat begitu pula dengan Dylan.
Melody : We don't talk anymore
Dylan : We don't talk anymore
Melody : We don't talk anymore
Melody + Dylan : We don't talk anymore...
Alunan musik itu berhenti dan terdengar riuh tepuk tangan penonton. Tak sedikit dari mereka yang bergosip membicarakan penampilan mereka. Bella hanya menatap sambil tersenyum, Fathur ada disampingnya.
"Kamu gak marah?" tanya Fathur
"Marah? Untuk?"
"Yang dilakuin Dylan dan Melody?"
Bella menggeleng, "Mungkin awalnya marah, tapi Alice kasih tau aku."
"Maksud kamu?"
"Alice kasih izin Dylan melakukan hal itu sama Melody. Aku akan marah kalau Dylan gak izin sama pacarnya, kalau pcarnya udah kasih izin kenapa aku mesti marah?"
"Alice gak marah? Dia gak cemburu?" Fathur sedikit bingung, kemudian Bella menggeleng kembali.
"Alice gak akan cemburu dengan masalah kecil seperti ini, beda sama aku. Kalau dia begitu, mungkin akan berantem terus sama Dylan mengingat banyaknya orang yang menggoda Dylan disana. Alice gak akan terganggu dengan itu, dia tau hatinya Dylan milik siapa."
"Kenapa bisa seyakin itu? Hati manusia siapa yang tau?"
Benar seperti yang dikatakan oleh Fathur, tak seorang pun tau hati manusia selain orang yang bersangkutan bersama dengan Tuhannya.
"Tapi dia akan selalu mengatakan jujur pada Alice, sedang apa, bersama siapa dan dia melakukan apa. Dia enggak menyembunyikan apa-apa dari pacarnya, kunci hubungan saling jujur dan percaya, kan? Dylan dan Alice udah melakukan itu semua, kamu masih ragu kalau perasaan Dylan benar-benar untuk Alice? Kamu temennya Thur, kamu tau saat dia jatuh cinta itu bagaimana."
Benar. Tak ada kebohongan sedikitpun dari mata Dylan ketika dia menatap Alice, bahkan dia selalu memanjkannya tak pernah sedikitpun tak mendengarkan keluh kesah gadisnya itu. Dylan telah berubah dan dia benar-benar memperbaiki kesalahannya dari hubungan masa lalu dulu. Yang tadinya tak pernah mengatakan apa yang dia rasakan, sekarang dia mengatakannya.
"Kamu benar, Dylan sayang sama Alice," ujar Fathur
"Bukan sekedar sayang, Dylan cinta mati sama gadis itu."
"Aku cinta mati sama kamu," bisik Fathur
"Hih..." cibir Bella, meskipun pipinya sudah merona merah karena gombalan dari Fathur barusan.
Posisi Melody dan Dylan kini sudah duduk di kursi, dengan gitar dipangkuan Dylan. Sepertinya keduanya akan menyanyikan lagu selanjutnya. Sebelum Dylan memetik senar gitar itu, dia sebentar membisikkan sesuatu di kuping Melody.
"Kerja bagus."
"Im yours, and you're mine," jawab Melody dengan suara pelan
"Kamu pasanganku malam ini." Dylan mengelus lembut pipi Melody yang kini sudah merona merah, "Siap lagu selanjutnya?"
Melody mengangguk.
[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk melihatnya.]
"Jika teringat tentang dikau..." Dylan menyanyikan lirik lagu awal dengan sempurna, tatapannya kali ini kembali menatap Melody sangat intens, "jauh dimata dekat dihati...sempat terpikir tuk kembali
walau beda akan ku jalani...tak ada niat...untuk selamanya pergi..."
Melody menyanyikan lirik lagu selanjutnya " Jika teringat tentang dikau...," ujarnya sambil menatap Dylan... "Jauh dimata dekat dihati..." satu tangannya menyentuh dada Dylan, "apakah sama yang ku rasa... ingin jumpa walau ada segan... tak ada niat untuk berpisah denganmu..."
Dylan membalasnya dengan senyuman manisnya, senyuman yang sangat mahal karena jarang dia perlihatkan. Wajah kaku dan datarnya itu mendadak menghilang dan tergantikan dengan sosok Dylan yang hangat dan mudah dicintai.
Keduanya kompak menyanyikan bagian tengah lagu itu bersama, "Jikamemang masih bisa mulutku berbicara... santun kata yg ingin terucap..."
Dylan kembali menyanyikan lirik selanjutnya sendirian, "kan ku dengar caci dan puji dirimu padaku..."
Melody dan Dylan kembali menyanyikan lirik lagu selanjurnya bersama sama,"kita masih muda dlm mencari keputusan... maafkan daku ingin kembali.."
"seumpama ada jalan tuk kembali..." ucap Dylan sambil menatap ke arah Melody, gadis itu menggeleng pelan seolah menjawab lirik lagu itu. Menandakan bahwa tak ada jalan untuk Dylan kembali padanya.
Lagu itu selesai dengan mulus dan keduanya kembali mendapat tepuk tangan yang meriah seperti yang mereka dapatkan sebelumnya.
"Kalau gue gak inget keduanya punya pacar, gue bakalan mikir mereka pasangan," komentar Andre
"Gue juga," sambung Liam
"Sama," kata Anna
"Gue enggak," imbuh Kate
Semuanya menatap Kate, seolah meminta penjelasan lebih lanjut dari gadis itu.
"Gue udah gak liat ada cinta lagi diantara keduanya dan itu fakta," jawabnya dengan yakin, "sentuhan itu dan semuanya mereka lakuin hanya untuk menghibur dan mereka ingin melakukan yang terbaik."
"Lo biasanya dukung mereka untuk balikan? Kenapa Kate?" tanya Jane merasa heran dengan Kate
"Mereka udah punya jalan masing-masing, kenapa kita harus memaksakan? Melody emang manis saat bersebelahan dengan kak Dylan, mereka tampak serasi. Tapi, diterima atau tidak kebahagiaan keduanya kini udah berubah."
"Anjing.... Mbaketttt udah dewasa..." Arsen menggeleng takjub dan tak percaya, "Makin love you mbakk saya sama anda..."
"Najis alay," cibir Kate disertai tawa lebar Kate
"Gimana sih, gue kan fans lo nomer wahid!" Arsen memberikan kedua jempolnya untuk Kate.
"Ngomong gitu, biar ditraktir kan lo?" semprot Kate
"Mbak ini emang paling peka senusantara deh." Arsen nyengir yang dibalas cengiran balik oleh Kate.
"Siap-siap kalian, bentar lagi giliran kalian, kan?" ujar Kate
Semuanya mengangguk, dan mereka bersiap-siap akan tampil. Kate tidak ikut karena dia bertugas sebagai operator dan dia juga yang mempersiapkan penampilan pamungkas dari Melody dan Dylan untuk acara ini.
[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk melihatnya.]
Melody dan Dylan kembali menyanyikan lagu Berharap tak berpisah. Lampu menyala semua, membuat para tamu bisa dengan puas menikmati penampilan keduanya. Terlebih lagu ini sangat sesuatu dan menjadi iconic disetiap acara.
Lagu ini pun mewakili perasaan Melody dan Dylan yang menikmati malam ini menjadi sepasang kekasih hanya untuk penampilan yang maksimal dan terbaik.
Semua orang yang hadir ikut bergoyang dan menikmati lagu ini. Sampai lagu itu selesai dan lampu kembali meredup. Semuanya gelap.
[Seharusnya ada GIF atau video di sini. Perbarui aplikasi sekarang untuk melihatnya.]
(BoA = Bella, Jonghyun = Fathur, Kyuhyun = Dylan, Taeyeon = Melody, Jaehyun = Gery, Kangta = Angga, Baekhyun = Liam, Wendy = Jane, Luna = Anna, Chen = Arsen, D.O = Andre)
Satu lampu sorot menyala dan disitu ada Fathur
Fathur : Oh~ woah~ yeah~ hii~
Kemudian lampu sorot lainnya kembali menyala dan disana Bella berdiri.
Bella : Oh babe~ oh oh~ hmmm...
Lampu sorot ketiga menyala ditempat Dylan beridiri
Dylan : Naega seol goseul chajeul suga eopseul ttae...
(Saat aku tidak menemukan tempat untuk bertahan)
Pokpung sogeseo gireul ireo beoryeosseul ttae
(Saat aku tersesat di tengah badai)
Kini giliran lampu sorot dimana Anna berdiri menyala
Anna : Eonjena byeonhaji aneun saranggwa yonggireul jushyeotteon...
(Kau memberiku cinta yang tak berubah dan keberanian)
Geudeurege gamsareun bonaeyo
(Aku kirim ucapan terima kasihku pada mereka)
Tibalah lampu sorot Liam menyala :
Liam : Hii~ oh yeah... Ttaeron honjarago neukkyeosseul ttaega isseotjyo....
(Terkadang aku merasa bahwa aku sendirian)
Lampu sorot kembali menyala, Gery yang ada disana kali ini.
Liam+ Gery : Mani ureotteon jinannare moseube
(Melihatku menangis tersedu-sedu pada masa lalu)
Lampu yang menyinari Angga kini giliran menyala.
Angga : Eolmana maeumi apasseulkkayo Himdeureosseulkkayo...
(Seberapa memilukanlah aku untukmu, seberapa sulitkan aku untukmu)
Ijeseoya nan al geotman gatayo
(Sekarang aku pikir aku bisa mengerti)
Suara Melody terdengar berirungan dengan menyala lampu yang menyorotinya.
Melody : Nae insaengi kkeunnal ttaekkaji...
(Sampai akhir hidupku)
Isesangi kkeunnal ttaekkaji
(Sampai akhir dunia ini)
Urin, Yeongwonhi hamkke isseul geoyeyo...
(Kita akan bersama selamanya)
Semua lampu sorot menyala, termasuk lampu Andre Arsen dan Kate. Meskipun ketiganya belum mendapatkan giliran untuk menyanyi.
Semuanya menyanyikan lagu reff bersama-sama, dan berjalan menuju stage.
Jageun maeum moa keun him dwedeut
(Seperti hati kecil berkumpul untuk menjadi kekuatan besar)
Uri hanaran geoseul mitgo isseoyo
(Aku percaya kita satu keluarga)
Uri hamkke haengbok mandeureoyo
(Bersama-sama kita buat kebahagiaan)
Memareun sesang soge bichi dweneun nalkkaji
(Sampai hari saat kita menjadi cahaya di dunia kering)
Mereka bernyanyi sambil saling menggenggam tangan satu sama lain. Kemudian Melody menoleh ke samping kanannya, dimana Dylan ada disana.
Melody : Saranghaeyo... Hii~ oh oh yeah~
(Aku mencintaimu)
Andre : Jeongmal nawa gateun kkumeul kkugo innayo
(Apakah impianmu sama denganku?)
Andre + Gery : Joengmal nawa gateun goseul barabogo innayo
(Apakah kamu benar-benar melihat tempat yang sama sepertiku)
Fathur : Geugeotmani sesange meongdeun apeumeul chiryohal su isseoyo
(Itu hanya dapat menyembuhkan setiap rasa sakit di dunia ini)
Seoro akkyeo jul suman ittamyeon
(Selama kita dapat menghargai satu sama lain)
Arsen : Nae insaengi kkeunnal ttaekkaji
(Sampai akhir hidup ini)
Isesangi kkeunnal ttaekkaji
(Sampai akhir dunia ini)
Urin yeongwonhi hamkke isseul geoyeyo
(Kita akan bersama selamanya)
Jane : Oohhh...
Jageun maeum moa keun him dwedeut
(Seperti hati kecil berkumpul untuk menjadi kekuatan besar)
Uri hanaran geoseul mitgo isseoyo
(Aku percaya kita satu keluarga)
Uri hamkke haengbok mandeureoyo
(Bersama-sama kita buat kebahagiaan)
Memareun sesang soge bichi dweneun nalkkaji
(Sampai hari saat kita menjadi cahaya di dunia kering)
Jane : Saranghaeyo...
Angga : Woah uri apeseo jeolmanghaebeorin saramdeuri ittamyeon
(Saat kita pernah melihat orang-orang kehilangan harapan)
Dashi ireonal keun himi dwaejwoya hae
(Kita harus sabar agar mereka bisa bangkit kembali)
Bella : Nawa gateun gajoge songirin piryohan tenikka oh~
(Karena mereka mungkin memerlukan uluran tangan dari keluarga seperti kami)
Jageun maeum moa keun him dwaedeut
Urin hanaran geoseul mitgo isseoyo
Uri hamkke haengbok mandeureoyo
Memareun sesang soge bichi dwaeneun nalkkaji
Bella tersenyum, menatap ke arah Fathur dan mengenggamnya.
Bella: Saranghaeyo...
Bella menutup lagu itu dengan sempurna dan Fathur langsung memeluknya dengan sangat erat.
Penampilan semuanya mendapat tepuk tangan dari penonton.
"Terima kasih, semuanya," ucap Angga, "barusan adalah penampilan penghujung acara ini."
Disaat Kate akan mematikan mic Angga, karena saatnya menampilkan penampilan yang akan menggemparkan semua orang. Dia di tepuk oleh seseorang.
Kate menoleh dan mendapati Louis disana, Louis berbisik jangan memberitahu Melody, dia ingin memberikan kejutan.
Entah saat itu, Louis yang akan terkejut dengan penampilan Melody atau justru Melody yang akan terkejut dengan kedatangan Louis. Penampilan ini mungkin akan mengubah hubungan mereka, entah ke arah yang lebih baik atau buruk.
Di tengah-tengah Angga sedang berbicara, Kate dengan sengaja mencabut kabelnya. Membuat Angga berteriak dan meminta dinyalakan, namun tak berhasil. Sampai mereka meninggalkan panggung dengan flash handphone. Mereka menganggap bahwa listrik mati atau ada yang bersamalah, Angga meminta semua orang kembali ke kamar masing-masinga. Tapi disaat semua orang akan bubar.
Alunan musik yang sangat fenomenal terdengar di telinga mereka, membuat mereka tak jadi meninggalkan tempat itu dan menoleh ke atas stage. Disana sudah ada Dylan dengan kaos oblongnya, pemuda itu telah menanggalkan jasnya entah kemana, begitupula dengan Melody blazer yang sebelumnya dipakai telah pergi entah kemana, meninggalkan dress tanpa lengan yang membalut tubuhnya. Bahkan saat musik itu mengalun dan dia berjalan ke arah Dylan, dengan sengaja tangannya menarik dengan paksa ikat rambut yang mengikat surai hitam panjangnya sambil tersenyum ke arah Dylan.
Jelas, semua orang terkejut. Termasuk teman-temannya, bahkan Louis tak percaya bahwa yang ada di atas panggung adalah kekasihnya bersama dengan mantan pacar gadis itu.
***
Terima Kasih sudah membaca cerita Melody dan Dylan
Ada yang sudah bisa nebak lagu pamungkasnya apa? Pasti udah ada yang bisa sih dari deskripsi aku diatas? wkwkw
Coba tebak ku mau tau?
Btw, aku pake lagu-lagu diatas menurutku emang cocok dibawain. Kalau ada yang kurang suka maafin berati kita beda selera. Alasan aku masukin lagu SM yang dear my family itu cocok banget bagi mereka yang ngelakuin semuanya bareng-bareng dan biasanya suka ada persembahan dari panitia :)
semoga kalian suka :))))
Vote 50k + Komen 30k
Kayanya aku bakalan jarang update, minggu depan udah Ujian selama 2 minggu dan aku hrus fokus sama tugas akhir aku! Jangan kangen wkwkw.
Kalau Melodylan 2 jadi novel, ada yang mau beli?
Nabung dari sekarang biar nanti gak ngerasa ngedadak wkwkwk.
Pokoknya kalian harus ikut PO! wkwk
***
Jangan lupa follow instagram :
asriaci13
aliciamillyrodriguez
melovedy_
dylanarkanaa_
**^
with Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top