CHAPTER ENAM | Deva mencari Melody

Now playing | iKON - Goodbye Road

SELAMAT MEMBACA CERITA MELODYLAN

***

Ada yang saranin cast buat Louis?

***

Chapter enam | Deva mencari Melody

Ini bukan pelampiasan atas rasa yang tidak terbalas, tapi aku hanya ingin membuka hati untuk orang yang baru, supaya luka yang dibuat olehmu bisa terkikis dan hilang karena terganti oleh rasa yang baru.

***

DENGAN telaten kedua tangan Louis memegang garpu serta pisau untuk memotong kecil-kecil roti bakar dan tak hentinya Melody memperhatikan kekasihnya itu yang tengah serius, sebelun akhirnya senyum cerah terbit di wajahnya. Kalau lama-lama memperhatikan Louis, dia manis.

"Ini, makan." Louis menyodorkan piring roti bakar yang sudah dipotong-potongnya ke hadapan Melody.

Dia selalu seperti itu, memanjakan Melody dan membuat Melody merasa dicintai.

Seharusnya sudah cukup jika dengan Louis saja, kenapa Melody malah memikirkan cowok lain.

"Lou..."

"Kenapa?"

"Aku minta maaf...," ucap Melody dengan raut wajah yang terlihat gelisah, namun Louis hanya tersenyum sambil mengangguk.

Louis tau Melody minta maaf karena apa. Dia tidak ingin memperkeruh keadaan dengan balas marah kepada gadisnya itu. Saat dia memutuskan berpacaran dengan Melody, artinya dia menerima masa lalunya juga. Biar bagaimanapun, cowok itu pernah membahagiakan Melody.

"Kamu enggak marah?" tanya Melody hati-hati.

"Marah."

"Lalu kenapa kamu diem aja?"

"Aku marah sama diri aku sendiri, kenapa aku gak bisa bikin kamu lupa sama mantan pacar kamu itu."

Mendengar kalimat yang dikatakan oleh Louis barusan, membuat Melody termenung, kepala kecilnya itu memikirkan banyak hal. Seharusnya, dia tidak boleh bersikap seperti kemarin kepada Dylan, benar apa yang dikatakan oleh Fathur kemarin.

Saat ini Melody harus meyakinkan dirinya sendiri, apakah rasa yang dia rasakan untuk Louis benar-benar nyata, atau sebagai pelampiasan atas rasa yang tak terbalas.

Louis menjentikkan jarinya di depan Melody. "Bengong aja, makan cepetan."

Tanpa menjawab, Melody langsung memasukkan roti bakar ke mulutnya. Louis hanya memperhatikan Melody, gadisnya pasti sudah melakukan yang terbaik, lalu Louis mengacak rambut Melody dengn lembut.

"Ih Lou, aku lagi makan...." Melody merajuk, namun hal itu malah sama semakin membuat Louis gemas akan tingkahnya.

"Kamu sayang aku, kan, Mel?"

Uhukkk.... Melody terkejut dengan pertanyaaan tiba-tiba Louis barusan. Tangannya meraih gelas, lalu dia mengalirkan air untuk meredakan tersedaknya dan menatap Louis yang masih menatapnya.

"Sayang," jawab Melody dengan santai, seolah barusan tidak terjadi apa-apa.

"Lupain dia ya..." Louis mengatakannya dengan hati-hati, dia takut menyakiti perasaan Melody.

Bukan dia tidak mau tegas, namun biar bagaimanapun melupakan masa lalu tidak semudah itu, tidak bisa dipaksa. Louis takut Melody tidak nyaman, jika dia banyak menuntut.

"Aku lagi berusaha, lagipula aku udah sama kamu dan dia udah punya yang baru."

"Seandainya dia gak punya pacar, kamu mau ninggalin aku?"

"Lou, berhenti bertanya hal-hal yang enggak mungkin," tukas Melody datar, dia tak suka jika Louis membandingkan dirinya dengan masa lalunya.

"Aku cuma penasaran, tapi aku benar, kan?"

"Kalau posisinya aku lagi sama kamu, aku gak mungkin ninggalin kamu untuk hal yang gak pasti. Dia pernah ninggalin aku, dan aku tau rasanya ditinggalin itu gimana."

Entah, setelah mengatakan kalimat terakhir itu, apa memang benar-benar dari hatinya atau hanya untuk menenangkan perasaan Louis saja.

***

PEMUDA dengan rambut kecoklatan itu terlihat kebingungan di depan gedung Fakultas Ekonomi. Tujuannya hanya satu, mencari tahu mantan pacar dari sepupunya itu, bukan untuk apa-apa dia hanya kepo aja bagaimana bentukan gsdis itu.

Sebenarnya cukup rumit untuk mengetahui dimana gadis itu berkuliah, karena dirinya harus melewati beberapa tahap untuk mendapatkan itu.

Tahap pertama, Deva bertanya kepada Anna, sepupu Dylan dari Tante Elena. Namun, Anna dengan tegas tidak mau memberitahu dimana dia berkuliah, ataupun Melody, yang ada Anna langsung memblockir kontak dia. Dia mendapat kontak Anna, dari ponsel Dylan ketika anak itu tengah tidur.

Tahap kedua, Deva mencari sosial media gadis itu. Ini mudah, Deva lanhsung mendapatkannya, dan dia harus follow instagramnya dulu karena di private. Tiga hari sampai akun instagramnnya di accept oleh si yang mpunya.

Tahap ketiga, Deva mengirim DM sebagai salam perkenalan dan meminta follback, tapi nihil, tidak ada jawaban. Lalu dia mencari cara dengan melihat foto ditandai, disana ada foto-foto saat mereka OSPEK yang ditandai oleh official instagram universitas, fakultas dan juga jurusan.

Hanya bermodalkan foto yang dia punya saat gadis itu SMA, dia mondar-mandir mencari gadis yang mirip dengan foto itu, namun tak kunjung dia temukan.

Mungkinkah gadis itu kini sudah operasi plastik, untuk lebih mempercantik dirinya? Ah, padahal di foto itu, tidak terlalu jelek.

Deva tidak kehabisan ide, dia kini mulai bertanya kepada orang yang berlalu lalang di depannya, namun tak ada satupumn dari yang mengenal Melody. Bisa Deva simpulkan bahwa, gadis itu bukan cewek populer di fakultasnya.

"Maaf kak, kenal sama cewek ini gak?" tanya Deva kepada cewek yang baru saja lewat di depannya.

Langkah gadis itu terhenti, lalu dia melihat foto yang ada ditangan Deva. Kerutan di dahinya benar-bnar jelas, dia mengenal siapa gadis yang ada di dalam foto. Namun ada yang berbeda, karna seingatnya dulu foto itu adalah foto Melody dengan mantan pacarnya, tapi foto itu kini hanya menyisakan Melody sementara mantannya di robek.

Bagaimana gadis itu tau, karena dia yang mengambil fotonya. Lalu tatapan gadis itu beralih ke arah si cowok, cowok di depannya bukan cowok biasa, dia masih kagok ngomong indonesia meskipun lancar, tapi aksen inggirsnya tidak bisa hilang. Dirinya harus waspada, bagaimana jika dia mau melakukan hal-hal aneh kepada temannya itu.

"Gak kenal tuh."

"Kalau id line, kakak punya dong?" Deva mengedipkan sebelah matanya ke arah cewek itu.

"Lo siapa sih, sok kenal banget najis. Manggil gue kakak lagi, emangnya gue kakak lo?"

Deva kaget, cewek cantik mulutnya mercon seperti ini. Tapi, Deva suka tipe cewek seperti ini kelihatannya nakal. Deva akan main-main sebentar, paling juga dia sok jual mahal padahal karisma Deva tidak ada yang bisa menolaknya.

"Kalau jadi kakak gak bisa, gimana jadi pacar aja?"

"Lo mabok?" tanya gadis itu dengan tatapan sinisnya

"Deva lo ngapain kesini..."

Gadis itu dan Deva menoleh ke sumber suara, itu Anna yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Kate lo kenal sama Deva?" tanya Anna ke arah Kate yang dia lihat tengah ngobrol berdua dengan Deva.

"Kenal? Bule gadungan kaya gini, dih," cibir Kate

Anna tersenyum, melihat reaksi Kate seperti ini pasti Anna yakin pasti Kate menjadi korban rayuan Deva.

"Masih nyari Melody lo?" tanya Anna menghiraukan cibiran Kate barusan, "hebat juga lo bisa ada disini tanpa gue beritahu."

"Iya, gue mau ketemu dia. Lo bisa bantu Na? Gue udah berdiri disini lebih dari tiga jam, pegel."

"Lo lagi Na, ngapain ngumpanin Melody sama cowok kerdus macem begini deh, lo gak sayang temen ya?" Kate jadi sewot sendiri, dia merasa Anna seenaknya saja.

Bukan karena Anna gak sayang teman atau apa, tapi dia bingung mengapa Deva mencari Melody. Anna hanya ingin melihat, apa yang akan dilakukan Deva setelah bertemu dengan Melody nanti.

"Dia sepupunya Dylan, Kate," terang Anna, supaya Kate tidak bingung dengan kedekatannya bersama Deva.

"Pantes, yang satunya dingin sampe gue gedeg liat kelakuannya berasa pengen gue jadiin sop buah, yang satu playboy kerdus tukang gombal. Dua-duanya spesies brengsek."

Deva hanya tertawa mendengar Kate mengatakan hal itu, dia tidak tersinggung ataupun marah. Sudah terlalu sering yang mengklaim seperti itu, Dylan yang dingin sedangkan Deva yang ramah. Namun, keduanya sama-sama brengsek.

"Itu Melody," tunjuk Anna ke arah cewek yang berjalan dengan seorang cowok ke arah parkiran.

"Punya cowok?" tanya Deva

"Iya!" jawab Kate

"Gue tikung aja kali ya," ujar Deva

"Dih mana mau Melody sama cowok kaya lo." Kate jadi sensi sendiri

Anna memanggil Melody dan melambaikan tangannya agar dia menghampiri. Satu tangan cowok itu merangkul Melody, dan keduanya kini menghampiri Anna, Kate dan seorang cowok yang cukup asing dimatanya.

"Kenapa Na?" tanya Melody, "Gue kan udah bilang nyusul ke rumahnya Kate, gue harus nemenin Louis dulu."

Memang seperti itu, hari ini mereka ada kegiatan kumpul-kumpul seperti saat mereka SMA.

"Ada yang mau ketemu lo," ujar Anna

"Siapa?"

"Tuh." Anna menunjuk ke arah DevaDeva

Deva tersenyum ramah, tetapi Melody menatap Deva bingung.

"Lo Melody kan?"

"Iya," jawab Melody

"Gue ganteng gak?" tanya Deva

Melody hanya melongo mendengar pertanyaan Deva barusan, sementara Louis semakin mengeratkan rangkulannya. Belum saja, masa lalu Melody dia singkirkan kini datang lagi yang lain.

Melody menatap Anna meminta penjelasan. Anna hanya menggelengkan kepalanya. Deva kelewat tolol, baru ketemu udah bilang seperti itu, ya jelaslah Melody bingung.

"Udah gue bilangin Melody gak akan doyan sama bule sinting kaya lo," ketus Kate, "Lagian lo gak liat dia udah punya cowok!"

"Lo mantannya Dylan, kan? Kenalin, Deva sepupunya mantan lo, dan kita sama-sama ganteng juga brengsek mungkin, tapi kita juga bisa bikin cewek bertekuk lutut." Deva mengulurkan tangannya ke arah Melody, tak lupa masih dengan senyuman yang sama.

Nama itu lagi, Melody sudah bosan sekarang, seperti tidak ada hal lain saja.

"Terus, gue peduli gitu?"


Deva tertohok dengan pertanyaan Melody barusan. Deva mulai mengenal sifat Melody seperti apa, ternyata Dylan mempunyai kreteria cewek yang aneh menurut Deva. Melody biasa saja, cantiknya standar mungkin karena dia terlalu polos dan baby face, sedangkan cewek-cewek Deva sebelumnya berdandan layaknya cewek-cewek kekinian.

Sekarang Deva sadar mengapa Dylan begitu betah dengan Alice, Alice hampir persis seperti Melody. Hanya saja Alice lebih cantik dan populer. Tapi, Deva pernah dengan Alice dan menurutnya Alice membosankan, sepertinya Melody juga membosankan. Deva tidak tertarik, tapi dengan permainan untuk sepupunya itu, dia akan membalikkan keadaan.

Misi Deva sekarang adalah, mendapatkan Melody. Jika Dylan marah padanya artinya cewek ini benar-benar mempunyai satu hal yang spesial dibandingkan dengan Alice dan Bella.

"Melody lo mau jadi cewek gue?" Deva langsung bertanya ke intinya

"Udah yang, pergi aja hayu." Melody mengabaikan Deva dengan menarik Louis untuk segera pergi dari tempat itu.

"Tipe cowok lo bosenin semua ya, dari Dylan terus sekarang yang ini. Kali-kali rasain sensasi yang berbeda sama gue misalnya, entar gue kasih hal-hal yang menurut lo baru pertama kali lo rasain." Deva mengedipkan sebelah matanya ke arah Melody. Louis langsung mengiyakan permintaan Melody barusan, dengan berpamitan kepada Anna dan Kate.

"Besok gue datang lagi ke sini. Gue akan datang terus sampai lo mau kasih tau id line lo dan jadi pacar gue." teriak Deva, karena Melody sudah berjalan menjauh dari tempatnya berada

"Jangan Melody Dev kalau lo mau main-main," ujar Anna

"Dylan juga kemarin ngomong kaya gitu, kenapa emangnya? Gue keliatan cowok jahat gitu?"

"Lo bukan jahat biadab!" Kate menyahuti

"Lo kayanya sensi terus sama gue, lo suka sama gue? Ayo kita pacaran, gue mau kok jadi cowok lo." Deva trsenyum percaya diri ke arah Kate, aneh kenapa Dylan tidak pacaran saja dengan cewek seperti ini.

Bodynya oke, kelihatannya dia gaul dan termasuk anak popular di sini. Beda dengan tadi Melody, yang kurus dan ramping, rambutnya dipotong lurus tak ada model, membosankan.

"Dev, pokoknya jangan libatin Melody di permainan konyol lo itu!" Anna kembali menegaskan

Deva hanya mengangguk, lalu Anna dan Kate pamit karena Kate sudah tidak nyaman berada di dekat Deva. Katanya gatal-gatal.

***

Terima Kasih sudah membaca sampai bagian ini.

Vote dan Komentar jangan lupa ya :), karena aku ingin melihat bagaimana antusias kalian terhadap cerita ini dan aku semangat terusinnya.

Kalian shipper mana?

#Melodylan

#Melodeva

#MeLouis

Aku sih maunya Melody sama Angganya Anna aja gimana? Wkwk

Aku galau, patah hati ;(((( Hanbinnnnkuuuuu😭😭😭😭😭

***

Jangan lupa follow instagram untuk tidak ketinggalan info :


Asriaci13

***

Kasih tau teman-teman cerita Melodylannya :p


With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top