CHAPTER DUA | Dibalik Semua itu

SEMOGA KALIAN SUKA, SELAMAT MEMBACA

BAGIAN DUA

Jika itu alasan kamu berubah, aku bisa mengerti. Mungkin pertemuan kita sekarang hanya untuk mengingatkan bahwa tak mungkin ada kisah baru di antara kita.

***

DOSEN Manajemen Pemasaran tengah menjelaskan slide demi slide yang ada di depan, namun Melody tidak bisa fokus. Meskipun tatapan matanya kedepan, pikirannya memikirkan pertemuannya dengan Dylan kemarin.

Jelas sebagian dari dalam dirinya ada yang patah dan terluka. Dia pikir, perasaannya sudah bukan untuk Dylan lagi. Tapi dia salah, sebagian dari hatinya, ada tempat tersendiri untuk Dylan, dan hal itu tidak dapat dibantahnya.

"Lo kenapa?" tanya Gea yang duduk di sebelahnya, "sakit?"

"Gapapa Ge."

"Cewek banget jawabannya ya Mel," cibir Gea

Melody hanya tersenyum sekilas, lalu dia membuka ponselnya. Grup chatnya ramai, entah membicarakan apa, dan dia melihat namanya di tag dalam percakapan itu.

ini grup chat

Anna Candice
Dylan's BACK!!!
Uhuk, hati lo masih berfungsi kan ketemu sama mantan? Melody

Kate
KAK DYLAN PANUTANQ

Jane Nath
Jijik Kate, gue ss kasih ke Liam tau rasa lo
Tapi Mel, lo udh bilang cowok lo?

Kate
Bicik ya kamu Jane Nath

Anna Candice
Melody mana nih, mantan tersayang balik gak ada niatan reuni gitu hehehe
Eh lupa, mantannya udah punya cowok baru xoxo

Melody membacanya, kemudian dia mengetikkan sesuatu di layar ponselnya

Melody

Kemarin gue udah ketemu dia
Gak sengaja sih
Di kafe tempat gue biasa nyanyi sama Dave
Gue belum bilang kalau ketemu Dylan. Bingung gimana jelasinnya.

Kate
WHAT DEMI APA LO!!!
KOK GAK CERITA?

Louis pasti ngerti kok Mel. Dia kan bucin banget sama lo, kayanya kalau lo nyuruh dia terjun ke jurang dia bakalan terjun.

Anna Candice
Dylan yang dingin kembali, hehe.
Dia jd lebih pendiem dan kaku, mungkin udh lama ga ketemu.

Melody

Emang :')

Jane
Iya sih, Louis kan agak gimana gitu. Sama ketua himpunan lo aja dia cemburuan, apalagi ini sama cowok yang jelas-jelas bikin lo nangis selama seminggu.

Kate
Justru bagus, harusnya lo bawa Louis ketemu sama Dylan. Pengen tau reaksinya Dylan gue wkwk.

Melody
Kekanak-kanakan bgt si.

Kate
Alasan yang laknat untuk menolak, dia gak lebih keren daripada Dylan kok. Gak malu buat di bawa-bawa, sekalian pamer ke Dylan wkwk

Melody menutup kembali ponselnya. Pikirannya langsung tertuju pada Louis, dia melirik ke arah kursi Louis, ternyata Louis tengah memperhatikannya dengan raut wajah bingung.

Louis anak yang baik dan bisa mengerti Melody, meski teman-temannya menganggap Louis cemburuan, namun hal itu tidak jadi masalah untuk Melody. Louis masih selalu ada untuknya.

Pertemuannya dengan Louis dari awal masuk universitas, dari rikes, ospek universitas sampai ospek jurusan mereka selalu bersama-sama. Karena hal itu, Melody menjadi lebih dekat dengan Louis.

Jangan pikir kalau Melody berpacaran dengan Louis hanya pengisi kosong atas perginya Dylan. Itu tidak benar, dia berpacaran dengan Louis karena Louis mengisi perasaannya juga, dia mencintai Louis.

"Kak Syahfi masih deketin lo? Lo enggak respons dia, kan? Meskipun dia ketua himpunan jurusan kita?" selidik Gea

"Ngapain juga Ge, gak penting." Jawab Melody

"Kak Syahfi kayanya emang suka beneran deh Mel sama lo."

"Ah masa iya?"

"Rumornya dia gak suka cewek loh, sayangya kalau ganteng-ganteng ternyata suka cowok juga."

"Gak mungkin deh kalo gitu."

"Iya, karna dia lagi pedekate sama lo. Lo nya aja sih yang gak peka Mel, yang masih nganggap bahwa dia hanya sekadar ramah. Lo harus tegas dong, kasian kan Louis."

"Bukan gak peka, gue gak mau terlalu berharap. Karena berharap sama hal yang gak pasti itu sakit. Kenapa jadi bawa Louis sih?"

"Gue yakin yang diinginkan Louis bukan hanya sekadar status, tapi hati lo Mel, dia ingin lo hanya untuk dia. Cuma dia terlalu takut buat bilang."

Dosen Manajemen Pemasran pun telah menyelesaikan kelasnya, lalu mahasiswa keluar dari ruangan satu persatu. Melody merapihkan buku-buku yang dia keluarkan tadi.

Perkataan Gea mengganggu kepalanya. Apa benar yang Louis inginkan hal itu? Selama ini dia baik-baik saja dengan semua ini.

Mungkin Syahfi bukan alasan yang kuat untuk hal itu, tapi bagaimana dengan Dylan?

"Kamu pulang langsung kan by?" Louis sudah ada di depannya, lalu Melody tersenyum dan mengajaknya keluar dari kelas.

"Aduh aku lupa bilang sama kamu. Hari ini ada kumpul sama temen-temen SMA. Gapapa?"

"Aduh kamu kok ngedadak banget sih ngasih taunya, aku kan jadi ga bisa nganter. Hari ini ada pertemuan UKM Basket. Kamu gapapa sendiri?"

"Aku enggak sendiri, kan ketemu temen dulu. Nunggu di kantin univ."

"Yaudah aku temenin sampe temen kamu datang." Louis tersenyum ke arah Melody, dan Melody pun demikian.

Entah mengapa Melody merasa bersalah kepada Louis. Dia tidak ingin menyakiti perasaan Louis, dia begitu baik dan memperhatikannya.

Melody berjalan ke arah kantin, dia menunggu Kate, dan Jane yang masih ada kelas. Anna akan langsung ke tempat mereka janjian bertemu. Meskipun mereka telah kuliah sekarang, persahabatan mereka tetap dekat bahkan mereka satu universitas hanya beda jurusan. Melody mengambil jurusan Akuntansi, Jane Ilmu Politik, Kate DKV dan Anna Psikologi.

"Lou, kamu duluan aja aku gapapa," ujar Melody

"Gapapa?" Louis bertanya khawatir, namun Melody mengangguk dan mengatakan bahwa Louis lebih baik langsung ke perkumpulan UKM saja, Melody bisa sendiri.

"Nanti pulang aku jemput ya by. Aku duluan."

Sepeninggal Louis, Melody memesan milkshake oreo kesukaannya, lalu dia melihat-lihat galeri handphonenya, di sana masih ada foto-fotonya dengan Dylan dulu.

Rasanya baru kemarin Dylan mengatakan kalimat itu, tapi sekarang mereka bertemu seolah tak pernah terjadi sesuatu. Setidak penting itukah kisah mereka dulu untuk Dylan?

"Nunggu lama?" tanya Jane yang baru datang ke kantin Akuntansi

"Lumayan, lo gak bareng bang Ical?"

Jane menggeleng, "Dia kan lagi nyusun skripsi bentar lagi sidang, jadi gue bisa sendiri kok gak masalah. Lagipula Kate bawa mobil kan?"

Melody mengangguk. Kate selalu bawa mobil dan memberi mereka tumpangan jika Louis tidak bisa mengantarnya pulang atau menjemputnya, terkadang Melody juga naik angkutan umum atau bareng Gea jika tidak ada jadwal dengan Raka. Melody tidak mau repot-repot membawa kendaraan ke kampus. Musical memang sedang sibuk-sibuknya jadi Melody tidak bisa meminta Musical untuk mengantar dan menjemputnya seperti dulu, terlebih lagi sekarang ada Jane yang bersama Musical.

"Lo kemarin ketemu kak Dylan?"

"Gue lagi gak mau bahas itu Jane,"

"Mel, lo harus lebih berani. Apa yang ada di hati lo, lo bilang ke dia aja. Bukan gue gak ngerhagain Louis, tapi gue rasa apa yang ada diantara lo dan Dylan belum selesai."

"Apa yang harus gue bilang? Apa gue harus cerita waktu dulu dia ninggalin gue, gue meraung-raung, menuntut penjelasan karena dia nggak kasih kabar.  Gue gak bisa Jane, apalagi setelah ketemu dia kemarin, gue pikir bisa jadi teman dengan Dylan seperti gue sama David."

"Dia berubah banget emangnya?" Jane ingin tahu

"Antara berubah atau emang gue gak penting sama sekali buat dia."

"Lo kan cinta pertamanya?"

"Pacar pertama sih iya, cinta pertamanya kan Bella," cibir Melody

"Tapi video itu...,"

"Namanya aja orang mau pergi, dia pasti nenangin perasaan gue dengan kalimat-kalimat seperti itu biar ada dramanya dikit."

"Tanpa sadar lo juga berubah Mel, lo yang selalu diam saja, lo yang gak pernah protes. Sekarang beda kan? Waktu yang merubah kalian, lo juga sekarang punya pacar, meskipun gue merasa hati lo belum sepenuhnya lepas dari Dylan."

Senyum Melody mendadak menjadi sedih. Dia tidak tahu apa yang harus di perbaiki lagi hubungannya dengan Dylan, karena rasanya terlihat percuma. Dylan sudah lepas, dan mereka jauh. Selama ini juga mereka menjalani kehidupan masing-masing tanpa ada masalah, Melody masih bisa makan, minum, dan bernapas dengan baik selagi Dylan pergi, lalu saat Dylan kembali apakah Melody akan berjalan mundur ke belakang lagi padahal jelas-jelas Dylan telah meninggalkannya ke arah lain.

Terlebih lagi ada Louis yang selalu ada untuk Melody selagi Dylan tidak ada disisinya. Dia tidak mau melakukan kesalahan dan kehilangan Louis demi hal yang tidak pasti.

"Kate nunggu di parkiran gedung dia, yuk ke sana," ajak Jane

***

"LHO ada kak Angga di sini?" tanya Melody saat melihat Angga yang tengah duduk dengan Anna di tempat mereka akan bertemu

"Kan emang niatnya kita mau bahas reuni sekolah Mel," jawab Anna, "lo belum tau ya?"

"Liam juga nanti nyusul kok, dia baru balik tadi pagi tapi gue paksa buat ikut ke sini." Kata Kate

"Jahat banget ya Kate," ujar Jane

"Liam aja gak protes, lo mau apa hah?" cibir Kate, meski mereka sering adu mulut dan selalu saja berbeda paham tapi bersama dengan Liam, Kate merasa bahwa ada satu orang yang akan tetap mencintainya meskipun sifat dan sikapnya seperti ini.

Arsen dan Gery datang berdua, sepertinya dua orang ini sulit untuk di pisahkan. Untung saja tidak belok, kalau seperti itu berasa liat drama-drama picisan yang jiwa hormonnya sedang bergejolak. Tak lama, Liam datang dengan raut wajah yang terlihat lelah, demi Kate dia datang ke tempat ini padahal tadi kasur lebih menggoda, Kate tersenyum dan memeluk Liam dengan mesra.

"Tinggal nunggu Dylan," ujar Angga

Bertemu lagi dengan Dylan, ada perasaan yang tak bisa di jelaskan. Ada rindu yang terkikis oleh waktu, kenangan itu terputar kembali di ingatan Melody saat Dylan meninggalkannya dan memberinya kalimat penenang itu.

"Lo gak apa-apa kan kalau gue ajak Dylan Mel? Kata Anna, lo juga udah ketemu sama Dylan kemarin?" tanya Angga

"Emangnya kenapa? Gapapa kok."

Dylan datang dengan raut wajah dinginnya, dan mendapat cibiran dari Angga. Dylan duduk di sebelah Melody, karena hanya kursi itu yang kosong. Mati-matian Melody menahan napasnya saat Dylan akan duduk di sebelahnya, debaran jantung dia berpacu dengan cepat. Tapi, sepertinya Dylan terlihat biasa saja tidak terganggu sama sekali duduk di sebelah Melody.

Ponsel Dylan berbunyi, Melody yang duduk di sebelahnya tanpa sengaja melihat siapa yang menelpon Dylan. id caller yang tertera berawal dari huruf A, dan Melody belum sempat membacanya karen Dylan langsung mengangkat teleponnya, dan pergi menjauh dari mereka. Sepertinya orang yang begitu penting untuk Dylan.

"Nanti juga dia balik lagi, kan lo yang berhasil naklukin gunung es Dylan, dia hanya perlu menyesuaikan Mel, gak usah sedih," kata Anna memberi semangat kepada Melody

Dylan kembali, lalu dia bertanya mereka akan makan apa dan berniat mentraktir mereka. Karena ini kali pertama lagi Dylan bertemu dengan teman-temannya setelah dua tahun, Dylan tidak pernah pulang karena orang tuanya yang datang ke tempat Dylan.

"Siapa Lan?" tanya Anna penasaran

"Cewek gue," jawab Dylan

"Bella?"

"Bukan, Alice."

Alice. Satu nama yang membuat hati Melody teriris sakit, jadi karena Dylan mempunyai cewek baru dia melupakan Melody. Lagipula untuk apa mengingat kisah masa lalu.

"Temen kuliah lo?" Anna kembali bertanya

"Satu univ sama gue, kebetulan dia orang sini. Blasteran sih, gue ketemu sama dia di sana. Tadinya dia gue ajak kesini, cuma masih jetlag kasian." Jawaban Dylan seperti tanpa beban, seolah kalimat itu tidak akan menyakiti perasaan seseorang

Selama ini untuk apa Melody menunggu Dylan namun kenyataannya Dylan baik-baik saja, bahkan mungkin dia tidak mengingat janji yang pernah dikatakannya kepada Melody sebelum dia pergi. Itu bukan janji, hanya sebuah kalimat yang membuat Melody berharap akan sesuatu hal yang tidak pasti.

Berulang kali Melody meyakinkan dirinya, bahwa dihatinya hanya ada Louis, namun tidak bisa. Malah terpecah belah dengan ucapan Dylan tentang cewek barunya. Dia kalah, selama ini dia tidak baik-baik ditinggal Dylan dan masih berharap kembali dengan dia.

Mungkin ini adalah saatnya Melody berhenti memaksakan hatinya yang memang sudah tidak seirama dengan Dylan.

Untuk bersama mereka harus seirama dan satu nada agar memberikan harmonisasi yang sempurna.

"Di rem kali mas ngomongnya, gak tau apa yang di sebelah mati-matian jaga perasaan," sindir Kate

"Kate," Liam mengingatkan agar dia tidak ikut campur masalah Dylan dan Melody, karena Dylan paling tidak suka jika ada orang yang ikut-ikutan ini masalah dia jadi dia sendiri yang harus selesaikan

Jika pertemuan mereka telah di isi oleh orang-orang yang baru, selanjutnya apa yang akan terjadi?

***

Mau kasih tau aja sih, kalau Dylan gak berubah banget kok dia kan dari awal emang udah dingin-dingin cute gitu. Jadi sekarang sifatnya di buat lebih dingin aja, biar makin baper sama greget.

Apa sih yang kalian harapkan dari sosok pemeran baru.

1. Dari Alice

2. Dari Louis

Salam dari Melody dan Dylan


Terima kasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa follow instagram :

Duniaaci


Asriaci13

With Love,

ACI ISTRI SAH DAN SATU-SATUNYA OH SEHUN

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top