Bagian Tujuh Puluh Tiga | Sudut Pandang Dylan

Hai, long time no see :)

Btw, aku upload video cover lagu di youtube. Dan lagu itu ada kaitannya dengn buku MeloDylan 2 di novel.

Sebenarnya aku ada 5 lagu yang di cover, namun akan bertahap aku uploadnya. Bagi yang penasaran silakan cek multimedianya ya.

Btw, kalian apa kabar?

Jangan lupa memberi vote ya.

Jangan lupa untuk spam komen juga.

Siapa yang akan ikut pre-order, soalnya aku bakalan kasih merch ekslusive banget pake design yang lucu-lucu. Kalau yang sering liat ig sama tiktok aku pasti tau deh designnya.

Siapa tokoh yang kalian kangenin :) komen disini.

Selamat membaca cerita MeloDylan

Untukku berpidah ke lain hati tidak semudah itu, karena sampai detik ini pun hatiku masih dimilikki dia. Meskipun begitu, bukan tidak ada kemungkinan untuk jatuh cinta padamu.

***

Pernah gak sih di satu waktu merasa bahwa hidup itu tak selalu tentang kamu? Bahwa matahari gak akan hanya mengitari kamu. Sebelumnya bumi selalu berpusat untuk Dylan, dimana pun dia berada, dia akan selalu menjadi pusatnya.

Meski dia tidak banyak bicara, hanya diam saja setiap orang akan selalu mendahulukan dirinya daripada yang lain, terasa lebih spesial. Seolah mendapatkan semua ini tidak perlu effort yang berlebihan.

Dylan itu punya kehidupan yang sempurna, dulu. Keluarga yang harmonis, materi yang berkecukupan, teman-teman yang setia padanya, banyak orang yang sayang dia. Seolah hidup ini mudah, untuknya.

Sebenarnya banyak yang bertanya, mengapa dia tidak banyak bicara dan seolah cuek dengan kehidupan sekitarnya. Dia diajarkan oleh Ayahnya bahwa cowok itu harus terlihat mendominasi, bisa memerintahkan dan jangan diperintah, tidak boleh menangis apalagi memohon kepada seorang perempuan.

Seolah hidup sendirian pun tak masalah, karena pihak dominan akan lebih dibutuhkan.

Toxic masculinity.

Terlebih, Dylan memang tidak bisa berkata-kata manis, dia menahan untuk tidak berbicara panjang karena saat dia berbicara akan menyakiti orang lain. Lebih baik diam daripada semakin menyakiti.

Namun, semua itu berubah saat dia mengenal sosok Alice. Gadis yang bisa menghilangkan sisi maskulinnya. Dengan Alice, dia mengerti bahwa terkadang menangis untuk melampiaskan emosi itu penting. Mengucapkan kalimat-kalimat cinta juga bukan hal yang buruk atau berlebihan.

Karena terkadang, cinta itu perlu diungkapkan. Meskipun memang lebih baik dibuktikan, hanya saja cinta dengan bukti tapi tak diungkapkan terasa semu, seolah tak ada hal untuk meyakinkan.

Di pikirannya perempuan itu selalu manja dan merepotkan. Namun, Alice tidak seperti itu. Dia mengajarkan banyak dunia baru, sehingga mau tak mau Dylan akan menuruti setiap perkataannya.

Tetapi hingga detik ini terkadang Dylan tidak mengerti tentang Alice, dia terlalu rumit jalan pikirannya. Gadis itu tidak sesimple perkiraannya.

Yang sebelumnya dia mengira bahwa semua cewek itu senang mengurusi urusan orang lain, kepo, selalu bergosip, cengeng, terlalu banyak menuntut, selalu memberikan kode. Semua itu tidak berlaku untuk Alice.

Ya, itu adalah alasan utama mengapa Dylan bisa jatuh pada pesona gadis itu bahkan hingga detik ini. Hanya saja dia tidak paham, mengapa gadis itu seolah mempermainkannya. Alice akan menepati janjinya ketika Melody mengatakan bahwa dia tidak ingin Alice kembali, benar memang seperti itu.

Tapi, Dylan ingin egois dengan memaksa Melody untuk meminta Alice kembali.

Itu berlebihan? Jelas.

Jika ditanya apakah Dylan sudah kembali jatuh cinta kepada Melody?

Jawabannya belum. Bukan tidak. Setidaknya menghabiskan waktu dengan Melody bukan suatu hal yang buruk, jatuh cinta pada gadis itu pun bukanlah sebuah kesalahan.

Dia butuh waktu, perasaan dia tidak bisa saja tiba-tiba berubah hanya karena Melody jauh lebih baik daripada Alice. Itu hanya perumpamaan, nyatanya sampai detik ini dimata dia masih Alice yang terbaik.

Belum, belum terganti. Dia sedang berusaha.

Seperti sekarang dia tengah bertukar pesan dengan Melody malam hari, sebelum mereka tidur. Saat dengan Alice hal-hal seperti ini tidak berlaku, dengannya dia tidak perlu chat banyak-banyak atau berbasa-basi. Intinya dia sulit menemukan yang satu frekuensi.

Namun, Melody berbeda. Dia suka perlakuan manis, hal-hal sederhana yang membuat perasaan menghangat. Melody suka digenggam tangannya, di elus puncak kepalanya, dibisikan kata-kata manis yang menenangkan. Atau tiba-tiba ditatap dan mengatakan bahwa dia cantik hari ini.

Kepribadian mereka sangatlah kontras.

Tetapi bersama Melody, Dylan bisa menjadi selayaknya cowok yang dibutuhkan. Ketika gadis itu tidak bisa membuka tutup botol air minum, meminta dijemput, atau diambilkan apapun. Itu membuat dia dibutuhkan, dan Dylan senang melakukan itu.

Senang karena yang menyuruhnya orang yang sedang dia sukai.

Kalau suka, ya Dylan sudah menyukai Melody. Tapi untuk cinta dan sayang, Dylan rasa belum sejauh itu.

Melody

Aku males ngetik.

Oh oke
Selamat tidur

Kak...?
Serius? Nyuruh tidur?

Loh katanya tadi males ngetik?

Ya tapi kan aku masih pengin chat

Jadi maunya gimana?

Mana saya tau saya kan...

Melody?

Apa?

Mau, Call?

Facetime?

Oke :)

Sebenarnya, kenapa harus bertele-tele, tidak langsung mengatakan bahwa dia ingin facetime. Mengapa harus diawali dengan dia menuliskan "males ngetik".

Beberapa minggu dekat dengan Melody, Dylan mulai terbiasa dari tipe Melody yang enggan mengirim pesan pertama kali, saat marah harus dibujuk, atau tiba-tiba Dylan datang dengan banyak makanan manis.

Dia menjadi tau satu hal, bahwa Melody benar-benar cantik ketika dia tengah tersenyum.

Dia itu mudah dibaca, isi kepalanya seolah tertulis di luar. Matanya pun tak bisa berbohong.

Saat dia merajuk, akan terlihat menggemaskan seperti anak kecil.

Atau seperti kejadian kemarin malam, saat mereka mengitari jalanan menggunakan motor saat itu.

"Kak dingin," ujar Melody

Itu sebuah kode. Lalu Dylan akan melepaskan jaketnya, menyampirkannya di bahu gadis itu, menggenggam tangannya dan meniup-niupnya.

"Mendingan?" tanya Dylan

Senyuman gadis itu merekah, bukannya menjawab malam mencium kilas pipi Dylan sambil berjinjit.

"Aku suka," katanya

"Suka?"

Melody mengangguk, "Suka saat kak Dylan pegang tangan aku."

"Oke, aku akan selalu pegang tangan kamu."

"Kalau aku mau pipis gimana? Masa kita pegangan?"

Dylan langsung mengelus kepala Melody dan mengajaknya berganti tempat saat itu, karena angin malam pun semakin dingin.

Atau ada kala-kala ketika mereka bertengkar, hanya karena Dylan keasikan bermain PS bersama dengan Angga dan lupa membalas pesan Melody. Lalu mereka beradu argumen di telepon.

"Ya intinya aku marah," omel Melody

"Yaudah kamu marah dulu, kalau udah gak marah baru kasih tau aku."

"Kok gitu! Kak Dylan sadar gak sih kak Dylan salah? Aku gak marah kak Dylan gak bales cuman kenapa gak bilang, kan aku nunggu?"

"Terus aku harus gimana?"

"Kok nanya aku? Kan kak Dylan yang salah."

"..."

"Kak, kok diem. Jawab."

"Iya."

"Iya, apa?"

"Ini lagi mikirin caranya gimana supaya kamu gak marah."

"Oh... coba aja."

"Keluar bareng aku yuk?" ajaknya, "beli ice cream, sepuas kamu."

"Ok. Aku mau bukan maafin kak Dylan ya, tapi karena ice cream."

"Okay, tapi aku gak mau pergi kalau kamu masih cemberut."

"Ih suka-suka aku!"

"Oke batal."

"Iya-iya."

"Bukti dong."

"Gimana?" tanya Melody

"Kirim pap muka kamu lagi senyum, kalau senyum kamu nambah manis soalnya."

Setelah itu dia akan menghilang selama beberapa menit, sepertinya sibuk mengambil selfie dan mengirimkan yang katanya terbaik. Atau tiba-tiba dia mengatakan bahwa dia males mengambil foto. Entahlah, dia tuh cewek banget.

Namun dibalik itu dia orang yang paling peduli, seperti saat Dylan demam. Dia akan segera datang, mengabaikan kelasnya dan merawat Dylan. Meskipun akan banyak ceramahan, tapi tetap saja dia akan mengatakan bahwa dirinya sangat khawatir dan tidak mau Dylan sakit.

Benar, cukup bahagia. Seperti dia kembali harus memulainya dari awal, kembali jatuh cinta dengan hal-hal kecil yang ada didirinya. Tidak banyak menuntut untuk melakukan apa keinginannya. Dia harus menerimanya.

Alice dan Melody memang berbeda, namun bukan berarti dia tidak bisa jatuh cinta kepada keduanya. Cinta kan tidak direncanakan.

Dia sedang berusaha, mencintai gadis itu. Dia tidak mau melampiaskan rasa kecewanya kepada Alice pada Melody.

Jika dia bersama Melody nantinya itu artinya dia benar-benar mau, bukan karena paksaan atau tuntutan. Dia akan dengan gentle mengatakan bahwa dia akan menjadikannya satu-satunya dan itu fakta.

"Mel, tunggu sebentar ya," ujar Dylan

Melody mengangguk, dia duduk di sebuah bangku taman hiburan. Lalu Dylan akan kembali dengan dua buah permen kapas di tangannya.

"Remember?"

Senyum Melody semakin merekah, dia ingat. Dulu sebelum Dylan pergi meneruskan studinya, mereka pergi ke taman hiburan dan membeli permen kapas lalu mengabadikan momen mereka.

"Kak Dylan inget? Aku kira bakal lupa."

"Kan, udah bilang, aku cuman ingat hal-hal yang aku sukai aja."

"Tentang Alice...?"

Dylan tersenyum, "Lagi berusaha," jawabnya, "Dimengerti ya?"

"Iya. Kak Dylan mau temenin aku?"

"Kemana?"

"Temen-temen aku pada ngajak pacarnya gitu, aku kan."

"Oke, aku temani."

"Tapi nanti ngomong ya?"

"Ngomong apa?"

"Ya apa aja, jangan diem," imbuh Melody, "eh gapapa deh diem, nanti aku bilang aja kuota ngomongnya habis."

"Oke."

"Pokoknya kalau banyak omong sama aku aja, sama yang lain gak boleh."

"Iya, siap. Mau makan apa hari ini?" tawar Dylan

"Supermarket date aja yuk? Nanti masak di rumah aku."

"Oke, kalau itu mau kamu."

"Kak Dylan gak mau ya?"

"Enggak kok, aku kan nanya kamu, itu artinya kamu yang tentuin."

Rasanya tuh seperti tengah pendekatan dengan orang yang berbeda. Melody merasanya begitu. Dylan menepati ucapannya saat dia yang akan melangkah maju, dia banyak berubah, dia juga tidak mengesalkan seperti dulu.

Dengan sikap Dylan yang seperti ini. Melody merasa bahwa niat Dylan itu serius, meskipun masih ada bayang-bayang Alice, setidaknya pemuda itu tidak berbohong dan mau terus belajar.

***

Terima kasih sudah membaca cerita MeloDylan

Komentar 30.000 yuk, kalian bisa. Kalian manusia-manusia kuat wkwk.

Oh iya aku udah ada vote covernya, tapi kayanya nanti aja deh. Hhehe.

Apa yang pengen kalian sampein ke aku?

***

Jangan lupa follow instagram

Asriaci13

***

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top