Bagian Tujuh Puluh Lima | Ending?
Now Playing | Anneth - Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti
Sebelum membaca chapter ini coba komen kalian dari kota mana?
Kalian umur berapa?
Kalian baca ceriya ini sambil ngapain?
Couple kesukaan kalian di cerita ini?
Oh iya, Pre-Order Novel MeloDylan 2 akan dilakukan pada bulan november, dengan merch ekslusive dan lucu-lucu.
Kalau ditanya apa berbedaan versi novel dan wattpad? Aku jawab beda banget, dari awal, tengah sampe ending. Seperti yang pernah dibilang, alur yang sama hanya. Dylan kembali, lalu mereka reuni.
Selebihnya konflik mereka pun berbeda, jadi ceritanya lebih fresh. Tentu tidak bertele-tele seperti disini hehe.
Kalian siap untuk menyambut PO? Komen disini.
***
Selamat membaca cerita MeloDylan
Bagian Tujuh Puluh Lima
Yang sementara akan pergi seiring berjalannya waktu, mau tidak mau, suka tidak suka karena mereka tidak selamanya.
***
Perihal ucapan Melody bahwa dia menyerah akan Dylan itu bukan hanya perkataan saja, buktinya dia menutup segala akses yang berhubungan dengan Dylan. Komitmennya kuat, kalau dia lemah lagi, dia yang akan selalu kalah dan dipermainkan.
Lagipula, hidup ini tidak selalu tentang Dylan atau siapapun itu nantinya.
Terhitung tiga minggu setelah pertengkaran dan keputusan Melody, dia benar-benar tidak memberi kesempatan untuk Dylan mendekat ke arahnya. Ketika Dylan datang ke kampusnya, Melody akan melakukan seribu cara untuk menghindar agar tidak berpapasan, atau ketika Dylan menghubunginya dengan nomor baru maka dia akan langsung memblokirnya.
Jane, Bella dan Kate mengatakan bahwa sikap Melody terlalu childish. Tapi, mereka tidak pernah merasakannya.
Dia cape menjadi orang yang selalu mengatakan tidak apa-apa.
Menjadi orang yang selalu tersenyum ketika dia terus disakiti.
Lagipula selama ini dia cukup melakukan semua itu, nyatanya perasaan tulusnya tidak pernah ada yang menghargai sama sekali. Jadi, jangan salahkan jika kini dia seperti sekarang.
Melody hanya ingin membahagiakan dirinya, bersikap egois hanya untuk kebahagiaannya. Dia pun akan kembali membuka akses komunikasi dengan Dylan jika memang dia sudah benar-bener sembuh dan tidak akan terluka lagi.
"Sampe kapan sih lo bakalan ngejauh?" tanya Kate, "lo kabur-kaburan seenggaknya lo temuin dia, lo gatau dia sampe harus ngehubungin gue dan yang lainnya cuman buat nanya tentang lo. Itu jelas bukan kak Dylan sama sekali."
Mereka tidak mengerti, yang mereka pikirkan hanyalah sekarang, sehingga mereka melupakan apa yang terjadi di masa lalu. Namun, apakah Kate tidak berkaca dengan masalahnya sendiri? Dia dan Anna pun, masih belum bisa dikatakan baik.
Sekarang dia terlihat seolah yang paling benar.
"Lalu gue harus apa?" tanya balik Melody, "Gue harus memaafkan dia kembali, menerima dia kembali dan mengorbankan perasaan gue? Kate, untuk ada dititik ini aja gue perlu goblok terlalu lama dan lo dengan santainya kasihan dengan usaha kak Dylan yang hanya tiga minggu?" Melody menggeleng tak percaya, "Itu gak seimbang, lagian gue gak minta dia buat stay atau melakukan seperti itu, kalau lo risi lo juga bisa melakukan hal yang sama blokir."
Jane menghela napasnya perlahan, dia paham akan hal itu, dia pernah ada diposisi ini sewaktu dengan Andre. Dia menjauh tapi Andre akan semakin dekat, namun ketika dia mencoba ikhlas dan ternyata Tuhan memberikan jalan kepada hubungannya. Dengan tidak menjadi pendendam, dengan menganggap bahwa segalanya adalah takdir yang harus diterima, hidup jauh lebih muda.
Namun tentu, yang diucapkan tidak akan selalu mudah dengan kenyataannya. Karena, Jane pun berulang kali jatuh bangun dengan perasaannya, memastikan hatinya tidak jatuh kembali dan terjebak di dalam rasa yang belum jelas ujungnya akan kemana.
Jadi, dia bisa sangat mewajarkan apa yang dilakukan Melody sekarang.
"Gue paham Mel," ujar Jane, "tapi semakin lo membencinya, lo akan lelah sendiri. Lo semakin memikirkan dia. Pilihan lo menjauh dari dia demi mementingkan perasaan lo udah benar, tapi inget kalau cape berhenti ya?"
Jane yang selalu tertawa tidak jelas, kepo dengan urusan orang kini di depannya mengatakan kalimat dewasa yang membuat Melody membuka matanya lebar-lebar. Dia tidak tahu kalau Jane bisa sebijak ini.
"Mel, gue udah ngalamin segalanya," ujar Jane, "gue yang ditinggalkan ibu kandung gue sendiri dan dia datang lagi pas gue udah gede, gue gak mau nerima dia tapi gue gak bisa apa-apa selain harus nerima dia. Atau gue yang begitu canggung dengan Ibu sambung gue, bahkan disaat kematian bokap gue ngerasa gue selalu kurang bersyukur. Ketakutan itu jangan membuat lo stuck, tapi harus di atasi."
"Enggak sekarang..." suara Melody melemah.
"I know, take your time," imbuh Jane.
Akhir-akhir ini Jane selalu menjadi penengah saat hubungan pertemanan mereka merenggang, ketika permasalahan Anna dan Kate pun, dia akan diam tidak membela atau menyalahkan siapapun. Dia akan berbicara ketika hal itu dibutuhkan.
Mungkin itu pengaruh dari hubungan dengan orang yang lebih tua, sehingga dia bisa berpikir sedewasa dan sebijak sekarang.
Yang paling menyebalkan adalah Bella, dia akan selalu berpihak pada Dylan. Padahal awalnya Bella sendiri yang mengatakan bahwa sebaiknya Melody tegas, tapi kini dia sendiri yang meminta Melody agar kembali memaafkan dan memberi kesempatan kepada Dylan.
Wajar sih, Bella begitu karena bagaimana juga Dylan adalah sahabat terdekatnya.
***
Penyesalan itu selalu datang di akhir.
Well, itu adalah pernyataan yang kini sedang dialami oleh Dylan. Dia menyia-nyiakan pada akhirnya dia yang dibuang.
Sejujurnya dia juga tidak mengerti apakah cara dia salah? Atau memang dia saat itu tidak memiliki kesempatan sama sekali.
Sebenarnya Dylan itu hanya mengikuti semuanya. Bagaimana Alice yang tahu akan terjadi hal apa di masa mendatang, lalu dia menitipkannya kepada Melody seperti bayi.
Dylan juga tidak paham mengapa Melody mengiyakan permintaan Alice. Katanya, hanya karena dia tidak suka Alice melakukan semaunya dan beranggapan bahwa dia adalah orang yang paling dibutuhkan.
Namun, nyatanya, semua ini bullshit.
Orang yang paling tersakiti disini adalah Dylan, bukan Melody ataupun Alice. Korbannya adalah Dylan dari keegoisan dua orang perempuan yang beranggapan bahwa keduanya sudah melakukan yang terbaik.
Jika dilihat dari sudut pandang Alice dan dari karakter Alice, jelas dia akan memilih ini. Meninggalkan Dylan untuk urusan yang lebih penting, mengenai keluarganya. Bagaimanapun dimata Alice, keluarga dia lebih dari segalanya. Sebenarnya bukan keluarga secara spesifik, tapi itu hanya mengenai Ayahnya. Alice akan melakukan apapun untuk ayahnya dan posisi Dylan tidak akan bisa setara dengan Ayahnya.
Tapi, mengapa dia harus menitipkannya kepada Melody? Bahkan gadis itu melakukan negosiasi, seperti jika perasaan Melody tumbuh untuk Dylan maka dia tidak akan kembali.
Mengapa yang hanya dipikirkan perasaan Melody? Mengapa perasaan dia, tidak perlu dipikirkan?
Itu adalah hal teregois yang dia terima.
Lalu, jika dilihat dari sudut pandang Melody. Mungkin dia mengiyakan permintaan Alice bukan karena ingin bersama dengan Dylan, tapi karena dia kesal dengan permintaan Alice sehingga Melody mengiyakan. Berperan bahwa dia akan menjadi pahlawan di antara hubungan orang lain.
Melody yang selalu memberikan kesempatan dan selalu mengiyakan karena sifat ga enakan dia, kini menjadi bumerang.
Dia sendiri yang mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan Dylan kembali dengan Alice apapun caranya.
Tapi, kini dia merubah pernyataan itu dengan mengatakan terserah Dylan akan melakukan appun, kalaupun dia kembali kepada Alice dia tidak peduli.
Labil?
Jelas. Itu juga mempermainkan Dylan, bagaimana Dylan yang berusaha untuk kembali mencintai Melody, menerima gadis itu dihatinya. Tapi, dia kembali ditinggalkan.
Bagaimanapun luka yang sebelumnya ditinggalkan oleh Alice, tidak akan sembuh semudah itu hanya karena ada pengganti.
Dulupun seperti itu, luka yang ditinggalkan Melody membekas sehingga Dylan harus menata hatinya kembali, sampai dia siap kembali memulai kembali kisah cinta yang baru.
Dylan salah, karena tak segera memberikan kepastian. Tapi, jika Dylan memberikan kepastian sekarang? Apakah perasaan itu bukan sementara? Dia hanya takut akn semakin menyakiti.
Atau mungkin karena mereka memulai semuanya dengan segala hal yang tidak benar. Hanya karena embel-embel permintaan dari Alice.
Sepertinya mereka harus berhenti, lalu memulai kembali semuanya dari awal, dengan cara yang benar. Mungkin, jika seandainya di antara mereka berdua masih ada takdir yang terikat untuk kembali berhubungan satu sama lain.
Selama tiga minggu ini, Dylan mencari cara untuk bisa menghubungi Melody, meskipun hasilnya selalu saja nihil, dia akan kembali mendapat penolakan.
Dia memberikan bunga.
Mengirimkan makanan.
Atau apapun itu, entah diterima atau tidak tapi setidaknya barang-barang yang dikirimkan oleh Dylan pun tidak pernah kembali.
Jika mencoba berpositif thinking, maka semuanya diterima. Tidak apa-apa tidak ada balasan.
Namun, akhir-akhir ini dia mencoba menerima. Bahwa semuanya tak bisa dipaksakan. Dia mengambil jeda, dan itu lebih baik untuk semuanya.
Hidup dia seperti komedi putar. Entahlah, dulu dia adalah anak dari keluarga harmonis dan dia berkecukupan, dia memiliki sifat dingin dan selalu seenaknya. Meskipun begitu dia akan selalu mendapatkan segala hal yang dia mau.
Tetapi sekarang semuanya berubah. Ketika dia mencoba memperbaiki sifatnya yang buruk, dia harus kehilangan keharmonisan keluarganya, perusahaan Ayahnya yang mengalami penurunan akibat dari skandal batalnya pertunangan dia dan isu perceraian orang tuanya, kehilangan orang yang dia sayang.
Well, setidaknya Bella masih ada disampingnya, dia satu-satunya gadis yang tidak akan pernah meninggalkan Dylan dalam kondisi apapun.
"Dylan, lo bisa kan hargain keputusan Melody?" tanya Bella
Dylan mengangguk, "Emm... iya, gue udah gak pernah hubungin dia atau ganggu dia lagi. Gue menetralkan perasaan gue dan dia juga, kita harus punya jeda jika mau memulai sebuah hubungan."
"Lalu, bagaimana dengan perasaan lo sama Alice? Kalau dihitung Alice ninggalin lo udah empat bulan lebih dan hubungan kalian juga enggak jelas, antara putus atau enggak."
Dylan tidak menjawabnya, dia justru mengambil teleponnya karena kebetulan saat itu ponselnya berbunyi. Dylan meninggalkan Bella dan dia berbicara dengan orang misterius di balik telepon.
Dikatakan misterius karena Bella tidak tahu siapa orang itu.
Bulan berikutnya, antara Dylan dan Melody benar-benar seperti orang asing. Mereka tak pernah bertemu ataupun berinteraksi, Dylan bisa melanjutkan hidupnya begitupula dengan Melody. Meskipun lingkungan diantara keduanya sangat sempit, tapi mereka tak pernah secara kebetulan bertemu satu sama lain.
Mungkin ikatan diantara mereka harus berakhir.
Sampai pada ketika Dylan mengambil keputusan untuk hidupnya. Di bulan kedua Melody dan Dylan tidak berhubungan sama sekali, Dylan mengirimkan pesan singkat kepada Melody.
Dylan Arkana : Mel, gue tau gak seharusnya gue hubungin lo lagi.
Semoga lo baik-baik aja, terima kasih karena jeda kemarin gue sadar antara lo dan gue memang harus beristirahat sejenak.
Pesan ini gak perlu lo bales ataupun respons, karena saat pesan ini terkirim, gue udah mengambil keputusan.
Gue akan kembali ke Amerika Mel.
Jaga diri baik-baik ya.
Goodbye.
Sesaat Melody membaca pesan itu dia tersenyum, meskipun masih ada rasa sakit yang dia rasakan. Tapi, semuanya akan kembali ke tempat semula.
Ternyata hanya singgah.
Dia tidak membalas pesan itu, namun tidak dihapusnya juga. Dibiarkan saja, memberi jarak untuk keduanya adalah hal yang benar.
Semoga jika nanti mereka harus dipertemukan kembali, tidak akan lagi menyakiti satu sama lain dan kalaupun mereka tak bertemu lagi. Semoga keduanya menemukan kebahagiaan masing-masing.
Besok adalah persidangan Fathur, dia hanya berharap semuanya akan berjalak sesuai rencana.
Terima kasih, karena pertemuan singkat kemarin memberikan banyak kenangan dan pelajaran. Karena yang sementara kehadirannya akan selalu membekas.
Terkadang lucu, belum sempat memiliki tapi sudah merasakan sakitnya kehilangan.
Melody melepaskan, Dylan dengan hatinya.
Selamat tinggal.
-Selesai-
Eh, belum deh🤪🤪🤪
Kan aku janji buat semua pasangan happy ending.
Selamat menunggu 4 chapter kedepan😍🤗
Karena masih ada beberapa permasalahan yang belum usai kn?
Melody dan Dylan sudah usai? Menurut kalian?
***
Terima kasih sudah membaca cerita MeloDylan
Sampai bertemu di chapter selanjutnya.
Oh ya seputar novel bisa kalian tanyakan disini.
***
Jangan lupa follow untuk info PO lebih lanjut.
Asriaci13
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top