prolog

Laki-laki dengan rambut Putih menggenggam tangan lelaki berambut biru tua dengan tatapan sayu.

"Kumohon bangun..."

Memang kematian tidak ada yang tahu kapan tapi setidaknya memberi harapan tidak ada yang salah bukan?

Tangan lelaki berambut biru tua itu menggerakkan jarinya. Sementara lelaku berambut putih membulatkan mata.

Setelah bertahun-tahun koma akhirnya orang yang ia cintai bangun? Rasanya jantungnya ingin melompat dari tubuhnya. Rasa senang tak bisa ia tutupi.

"S-soraru-san!" Katanya semangat. Sementara soraru—pria berambut biru tua—hanya menatap aneh dan Bingung mafu secara bersamaan.

"Siapa kamu?"

Deg

Satu pertanyaan mampu membuat jantung mafu terhenti secara tiba-tiba. Setelah bertahun-tahun menunggu tetapi orang yang ia cintai tidak mengingatnya?

Sakit? Sangat sakit

"Soraru-san tidak mengingatku?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya. Senyuman palsu rerukir di bibirnya. Ingin sekali dia berteriak sembari menangis.

Tapi bagaimana mungkin dia melakukan itu kan?

Soraru hanya menjawab dengan gelengan. Mengerti Jawaban soraru membuat dia sakit hati yang sangat dalam, dia menundukkan kepalanya sembari mengepalkan tangannya. Bibir bawahnya dia gigit berusaha sekuat mungkin tidak menangis.

"S-soraru-san..." Bibirnya bergetar dengan suara parau ingin menangis. Dia menggelengkan kepalanya cepat-cepat lalu menggenggam kedua tangan soraru dengan senyuman lebarnya dan tatapan antusias. Bahkan tanpa mereka berdua sadari wajah mereka sudah sangat dekat.

"Aku akan membuat soraru-san mengingatku lagi!"

"Eh?" Soraru tentu saja kaget dengan ucapan nya.

"Aku! Mafumafu yang dipanggil mafu akan mengembalikan ingatan soraru-san temanku"

Teman kah?

Bahkan dia—mafumafu—mengatakan kata 'temanku' dengan berat hati. Mafu melihat jam.

"Ah! Sudah jam 10 malam!! Aku akan pulang! Jaa ne soraru-san" mafu melambaikan tangannya lalu keluar ruangan soraru. Sepanjang lorong mafu menundukkan kepalanya sambil mengeluarkan air matanya sesekali terdengar suara tangisa. Mafu berusaha supaya tidak ada yang sadar bahwa ia sedang menangis.

Untungnya rumah sakit xxxx dengan rumahnya terbilang dekat. Jadi mafu berlari ke rumahnya saat sudah keluar dari rumah sakit.

"AAAAAAAAA KENAPA SORARU-SAN JUSTRU TIDAK MENGINGATKU!?!" mafu berteriak histeris. Untung saja kamarnya kedap suara, sekeras apapun orang berteriak tidak akan terdengar.

Perasaan ini dapat membunuhnya perlahan....

Perasaan dapat membunuh...

Cinta dapat membunuh...

Mungkin aneh bagi orang normal untuk menyukai sesama jenis, tetapi kalau sudah terjadi mau bagaimana lagi bukan?

"Kenapa... Kenapa aku mempunyai perasaan yang seperti ini?"

Mafu tidak pernah meminta untuk jatuh cinta, apalagi jatuh cinta kepada sesama jenis yang sekarang adalah temannya sendiri.

Perasaan ini tumbuh sendiri...

"Aku harap soraru-san mempunyai perasaan yang sama terhadapku walaupun rasanya mustahil" mafu memeluk dirinya sambil tersenyum miris.

"Aku Ingin bebas dari perasaan ini"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top