Hari dan Malam
Malam itu, pertunjukan musik pop di pelataran sebuah pusat perbelanjaan mulang menggema, mereka berkumpul dan menyiapkan tempat terbaik untuk mendengar kisahnya. Sebuah lagu mengalun, menceritakan tentang malam yang kami rindukan, tentang ia dan kami.
Kami adalah malam dan siang yang tak pernah bersinggungan, melihat satu sama lain dengan anggapan yang liar. Kami melihatnya jauh.
Tujuan kami terus bergerak menjauh, mengubur diri dari kenyataan dan rembulan indah yang seharusnya bisa kita gapai.
Lagu itu mengalun dengan gembira, melodi itu kian berdendang dengan iringan prosa yang memilukan, ia menipu kami sekali lagi, kurasa memiliki seribu wajah itu merupakan kelebihan yang kelabu.
Persimpangan-persimpangan itu kembali berdatangan, saling bersinggungan dan berulah menjadi ikatan yang membingungkan, kami berlari berusaha kembali pada jalur waktu yang tepat, tanpa kehilangan, tanpa kepedihan, namun garis akhir belum juga bertemu dengan peraduannya.
Distopia ini mereka ciptakan, dengan kegelapan tak berujung dan suara yang membisu. Garis-garis cahaya itu dengan payah menembus masa waktu tempat ini, seolah ada dinding besar yang menutup refleksi, kami menolak untuk melihatnya lebih dekat.
Bait berikutnya, sampai akhir klimaks sebuah lagu itu akhirnya berhasil menyadarkan kami, setelah berkelana dengan luar angkasa yang begitu riuh, dengan badai tanpa henti yang menopanh realitas pada diri, akhirnya kami dihadapkan pada dewa sang pencipta kisah.
Kami dapat memberikan lebih jika kamu mau.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top