26. MTAL - Coklat Pemberian Pierre

Seperti biasa! Saya selalu menekankan budaya Vote sebelum baca cerita saya, dan ramaikan lapak dengan komentar sebanyak-banyaknya😌. So, klik dulu tanda 🌟 biar gak kelupaan. Pasti pada rindu dengan interaksi Ana dan Pierre kan? Jadi jangan buat lapak ini sepi🤌.

Mohoh maaf apabila masih menemukan typo. Maklum, penulis juga manusia. And... Happy reading guys🤗.

Ditulis pada 7 Januari 2023

°°°

Ana menyapu ruang kerja Pak Nas. Di kursi kerja, sudah ada Pak Nas yang baru pulang dinas. Walau sudah terbebas dari tugas, Jenderal itu masih berkutat dengan sejumlah kertas-kertas yang ia keluarkan dari dalam tas. Tidak terjadi percakapan di antara Pak Nas dan Ana. Tetapi Pak Nas tetap tidak lua menyapa Ana hangat dan Ana pun balik menyapa sekedarnya. Ana memilih fokus menyelesaikan pekerjaannya saja, tak mau mengganggu Pak Nas yang tampaknya sangat sibuk akhir-akhir ini. Kalau Pak Nas adalah Papanya, Ana tidak akan segan mengajak bicara.

"Jadi keinget Papa." Ana membatin menatap Pak Nas yang mirip dengan Papanya jika sedang fokus membaca dokumen-dokumen penting. Ditambah lagi Pak Nas masih mengenakan seragam TNI lengkap. Menyadarkan Ana bahwa postur tubuh kedua pria itu mirip.

Terdengar ketukan sepatu prajurit melangkah mendekat. Tanpa mengengok pun, Ana tahu ada seseorang yang masuk. Namun ketika Pak Nas menyebut nama orang itu, Ana yang awalnya tidak berniat menengok, spontan menengok.

"Pierre."

"Selamat sore, Pak. Ini dokumen peserta angkatan militer yang Bapak pinta." Pierre menaruh setumpuk dokumen di atas meja.

"Sudah kamu rekap, Yer?" tanya Pak Nas, mengambil satu dokumen pertama untuk dilihat.

"Sudah, Pak Nas."

Pak Nas membaca sejenak dokumen yang ia ambil. Selesai membaca sampai akhir, Pak Nas kembali menaruh dokumen itu di atas tumpukan dokumen sebelumnya.

"Iya, sudah semua. Semua dokumen ini akan saya tanda tangani dan besok pagi saya kembalikan ke kamu. Simpan baik-baik data mereka."

"Siap, Pak Nas!" Pierre mengangguk patuh.

"Oalah, keknya lagi penerimaan TNI AD." praduga Ana dibatin.

Ana yang diam-diam menyimak dari tadi, tersentak kala Pierre tiba-tiba menengok ke arahnya. Sontak Ana langsung membuang muka dan melanjutkan pekerjaannya.

"Kenapa kalian? Lagi bertengkar?" tanya Pak Nas yang rupanya menyadari interaksi Ana dan Pierre.

"Tidak, Pak."

"Nggak, Pak!"

Ana dan Pierre secara tak sengaja menjawab pertanyaan Pak Nas bersamaan. Keduanya langsung melotot satu sama lain. Pak Nas yang melihat itu, menahan tawanya.

"Aduh, kalian ini Anak muda, paling bisa... Perasaan baru saja jalan-jalan berdua."

Mata Ana semakin melotot mendengar ucapan Pak Nas. Ia lalu menoleh ke arah Pierre. Bertanya lewat tatapan mata, kenapa Pak Nas bisa tahu. Di tatapan itu juga Ana menuduh Pierre memberi tahu Pak Nas. Pierre menggeleng kuat, tak terima dengan praduga Ana. Kembali interaksi dua orang itu disadari oleh Pak Nas.

"Setan ketawa dengar obrolan kalian." celetuk Pak Nas yang membuat Ana dan Pierre gelagapan. Pak Nas tak bisa menahan tawanya lagi. Tawa pria itupun akhirnya pecah.

Datang Bu Nas membawa secangkir kopi hitam dan biskuit. Bu Nas menatap heran suaminya yang tertawa cekikikan, padahal dua orang lain diam dengan wajah melongo.

°°°

Bersambung...

Jadi gimana setelah baca part ini? Mau juga dikasih coklat sama Om Pierre?😌. (Fans Om Pierre langsung tereak🤭🤣). Btw... Saya mau nanya dong.

Apa alasan kalian suka sama MTAL? Padahal banyak loh Author lain yang mengangkat kisah Om Pierre di ceritanya? Comment di bawa dungs🤭.

Dan lagi gaes! Ayolah yok, baca cerita terbaru aku dan pipit_vie di akun the_srikandies yang judulnya "The Untold World: Tale of Lyrae". Coba lah baca dulu. Barangkali suka. Yang sudah baca, boleh review sejauh ini ceritanya gimana? Malam ini Tale of Lyrae juga update loh. Cuusss buruan dibaca🤗🤩.

Fakta Sejarah!

1. Sesuai judul. Coklat dari Om Pierre dan keseharian Om Pierre menemani Ade main sepeda adalah kisah nyata yang saya ambil berdasarkan salah satu scane di film " Pengkhianatan G30S/PKI". Kalian tentu ingat betul scane manis itu🥰.

2. Calon Suami Roos memang seorang muslim berdarah bugis. Beliau adalah Muhammad Jusuf Razak. Jadi Bapak Yusuf pdkt sama Bu Roos dah lama menjelang tahun 1965.

3. Pak Nas dan sekeluarga sering main tenis di beberapa tempat yang ada di Jakarta setiap rabu dan sabtu.

4. Mitzi beberapa kali bolak-balik ke Jakarta karena pendidikannya. Pernah pada suatu masa penjemputan Mitzi di Stasiun Gambir, Mitzi merasa kasihan melihat Ade yang dimarahi Pierre karena merengek minta dibeliin es krim. Di buku Biography Om Pierre memang dituliskan Om Pierre lebih bersikap lunak ke Ade ketimbang Yanti. Namun ada beberapa hal di mana Pierre bisa juga bersikap tegas ke Ade. Contohnya peristiwa es krim di atas.

Sekian fakta sejarah di part ini. Bagi yang sudah beli buku biography Om Pierre pasti udah tahu seluruh keseharian hidup Sang Ajudan itu, dan gak merasa asing lagi dengan scane-scane di part ini. Hehe🤭.

❤Follow IG:
Nafla_Cahya08
Nafla.Stories

Lop yu tomat❤🍅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top