3 Si cantik di tumpukkan sampah
"Lia sayang, jika kamu punya suatu barang. Jangan pernah di sakiti ya!" ujar seorang wanita muda memberi nasihat
"Memang kenapa,bu?" tanya Lia polos
"Karena mereka punya perasaan,meskipun mereka tak bernyawa?" jawab wanita tersebut yang di panggil ibu
" iya bu,Lia akan menjaga perasaan barang yang Lia punya!" ujar Lia
Dengan lemah lembut,ibu mengelus rambut panjang Lia dan sesekali memeluk putri kecilnya yang kedua.
.
.
.
.
.
Suara burung berkicau merdu, bertanda hari sudah pagi. Sementara cahaya matahari masuk lewat sela-sela kain gorden untuk menyapa si empuh pemikik kamar yang masih terbaring di balik selimutnya yang bermotif bunga melati. Namun tak selang lama, kelopak matanya terbuka perlahan saat ia mendengar suara ketukan dari luar kamarnya.
"Lia...ayo bangun, sudah pagi!" seru nenek dari luar kamar
"Iya.." teriaknya dari dalam kamar
Lantas Lia segera bangun dan menyibak selimutnya seraya turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi ia segera mengenakkan seragam sekolah dan keluar dari dalam kamar sambil membawa tasnya menuju ruang makan.
Di ruang makan, nenek sudah hadir di ruang makan sambil menata makanan di atas meja yang berbentuk persegi empat---yang menjadi menu sarapan hari ini.
"Waah...wanginya!" seru Lia seraya meletakkan tasnya di kursi meja makan,"pasti enak "
Nenek menanggapinya dengan tersenyum tulus kepada cucuk satu-satunya, lantas nenek duduk di kursi meja makan dan diikuti oleh Lia setelah itu makan bersama-sama.
Selesai sarapan, Lia mencium punggung tangan nenek yang telah keriput karena termakan usia dan mengeluarkan sepeda miliknya keluar dari garasi, namun sebelum Lia berangkat, ia menoleh sebentar ke arah neneknya yang kini telah berdiri di teras rumah sambil menatapinya dengan tersenyum. sambil membalas senyuman, ia segera menaiki sepedanya dan membawanya pergi ke sekolah.
Selama perjalanan menuju sekolah, sepeda Lia melewati jalan perdesaan yang sedikit berpasir dan berbatu. Sesekali ia menbunyikan lonceng sepedanya untuk menyapa para penduduk yang akan beraktivitas di sawah----karena rumah Lia berada di desa, ia butuh waktu 29 menit untuk sampai di sekolah yang berada di kota. Saat sepeda Lia sampai di jalan beraspal, ia mempercepat laju sepedanya menuju sekolah bersama dengan kendaraan lainnya yang tengah mengejar waktu.
Sampai di sekolah, ia segera memarkirkan sepedanya dan melangkah pergi menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Saat ia berjalan di koridor lantai 1, tiba-tiba Lia di kagetkan oleh kehadiran dua gadis kembar dari balik tiang besar yang menyanggah bangunan sekolah.
" Aniri..Anira!!kalian jangan ngagetin dong. Kalau yang ngangetin punya penyakit gimana nanti, mau tanggung jawab!" omel Lia saking kagetnya melihat kehadiran si kembar yang merupakan kakak-adik
Sementara aniri dan anira hanya tertawa puas mengerjai teman mereka yang sudah lama sejak duduk di bangku SD. Lantas si kembar berjalan beriringan bersama Lia menuju kelas.
" Anira,Aniri. Hari ini ada tugas nggak?" tanya Lia saat mereka menaiki anak tangga berubin keramik berwarna krem
"Nggak ada tuh..?" jawab Anira," iya kan Aniri"
"Iya,memang nggak ada "
"Eh.. Tapi katanya hari ini ada siswa baru lho!" timpal Aniri sedikit sumringah
"Hah..serius!" ucap Lia dan Anira bersamaan
Aniri mengangguk
"Lha terus,siswa barunya siapa!cewe apa cowo.terus di kelas mana,ipa apa ips?" tanya Anira bertubi- tubi
"Nanya satu-satu,jangan nyerobot begitu kasihan kakakmu nanti!" omel Lia sambil nyonyor pelan kepala Anira.
Sementara Anira mulai membalas menyonyor kepala Lia, akhirnya terjadi saling nyonyor kepala di antara mereka berdua selama perjalanan menuju kelas. Alhasil Aniri segera merelai mereka berdua.
Sampai di kelas, mereka bertiga segera duduk di kursi masing-masing.
Lia duduk di bangku kedua sedangkan Anira dan Aniri duduk di bangku pertama pada barisan tengah
Setelah mereka bertiga sudah duduk di bangku masing-masing, mereka kembali mengobrol sambil sesekali tertawa.
Teet..teet..teet..
Bel masuk berbunyi, semua siswa yang berada di koridor dan halaman segera masuk kedalam kelas. Setelah semua siswa sudah masuk ke dalam kelas, seorang wanita berjilbab segiempat berjalan dan berdiri di depan kelas.
"Assalammualaikum.wr.wb, " sapa wanita tersebut
"Wa'alaikummulsalam.wr.wb," balas semua siswa
Semua siswa yang berada di dalam kelas menjadi hening,melihat kehadiran bu rani--- guru sosiologi yanc berdiri di depan kelas.
"Anak-anak, hari ini kelas kita kedatangan siswa baru !" ucap bu rani memecah keheningan di dalam kelas," ayo silakan masuk "
Lalu dari luar kelas,seorang laki-laki dengan teksur tubuh sedikit gemuk tapi agak tinggi melangkah masuk dan berdiri di samping Bu Rani.
Setelah anak itu sudah berdiri di depan kelas,
"Nah..perkenalkan diri kamu " suruh bu rani seraya duduk di meja guru
Anak itu menoleh sekilas ke bu rani setelah itu dia menatap semua siswa yang ada di dalam kelas dan mulai berkata.
"Assalammualaikum.wr.wb " salamnya
"Wa'alaikummulsalam.wr.wb " balas semua siswa
"Perkenalkan,nama saya Muhammad fajar. Saya berasal dari sukabumi " ucap fajar dengan logat bahasa sunda
Melihat ada siswa baru yang menggunakan bahasa sunda,membuat seisi kelas menjadi ramai dan saling berbisik satu sama lain karena tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Bu rani kembali menenangkan murid-muridnya dan mulai bertanya,
"Kamu nggak bisa bahasa jawa,ya?" tanya bu rani
"Iya,bu?" jawab fajar masih logat sunda
"Oo..jadi begitu ya, kebetulan hari ini adalah jam pelajaran bahasa jawa dan ibu yang mengajar sekarang. Tapi tenang saja, teman-temanmu akan mengajarimu bahasa jawa !" jelas bu rani, " baiklah, kamu boleh duduk di samping Lia "
Dengan menurut, fajar langsung duduk di samping Lia yang kebetulan kosong dan duduk di sampingnya. Melihat anak baru itu sebangku dengannya, Lia lantas menyapa fajar.
"Hai " sapanya
Dengan canggung fajar membalas sapaan Lia, "hai juga "
"Namaku Lia ambarwati..salam kenal " ucapnya sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan
"Namaku muhammad fajar " balas fajar ikut menyodorkan dan membalas jabat tangan Lia
"Ah..Lia curang nih, main kenalan duluan !" celoteh Anira yang langsung menoleh ke belakang; menatap Lia dan fajar, sementara Aniri ikut menoleh ke belakang---mengikuti saudara kembarnya
"Ekhem..." dehem bu rani, sontak membuat Aniri dan Anira langsung kembali ke posisi semula---menghadap ke papan tulis.
Selama pelajaran berlangsung, Lia melihat fajar yang terlihat kesulitan saat bu rani menjelaskan tentang krama inggil dan krama ongoko.
"Psstt..hai fajar" bisik Lia
"Ya "
"Tenang saja,kalau ada yang nggak ngerti aku bisa mengajarimu.jadi kalau ada sesuatu silahkan tanyakan saja" ucap Lia
Fajar dengan senang mendengarnya, langsung mengangguk mengerti. Namun tiba-tiba terdengar suara seseorang dari alat pengeras suara.
Ting..ting..tingg..
"Assalammualaikum, mohon maaf untuk semua guru di harap segera berkumpul di lab bahasa untuk rapat. Dan untuk semua siswa bisa melanjutkan pembelajaran di rumah masing-masing. "
Mendengar pengumuman barusan,semua siswa yang berada di dalam kelas bersorak gembira termasuk si kembar. Sedangkan bu rani segera kembali menenangkan muridnya, setelah semua sudah tenang bu rani kembali berkata.
" baiklah, kita akhiri pelajaran hari ini. Jangan lupa untuk belajar dan hati-hati di jalan. Saya akhiri, assalammualaikum.wr.wb " tutup bu rani seraya melangkah keluar
"Wa'alaikummulsalam.wr.wb " semua siswa yang berada di kelas Lia langsung berhamburan keluar kelas sehingga menyisahkan mereka berempat di dalam kelas.
"Kenalkan, namaku Anira !" ucap Anira memperkenalkan diri," dan ini kakakku Aniri "
"Namaku muhammad fajar " sedikit bingung melihat wajah Anira dan Aniri yang sama dan sulit di bedakan.
Mengerti kalau fajar bingung melihat si kembar, membuat Lia kembali berucap.
"Mereka berdua bisa dikenali kok, lihat saja warna bando yang mereka pakai "
Seakan mendapat isyarat dari Lia, mereka berdua langsung melepas bando yang mereka pakai.
Anira memakai bando warna jingga
Sedangkan Aniri memakai bando warna merah. Fajar yang melihatnya langsung mengerti, namun tak selang lama ponsel milik Lia bergetar di dalam saku roknya; ada pesan masuk. Lantas ia merogoh sakunya dan melihat layar ponselnya.
"Hm..pesan dari bu fatwa!" gumam Lia
Lalu ia membuka pesan tersebut dan membacanya.
Mohon maaf, untuk sementara cafe java family diliburkan. Dan untuk semua pegawai harap bisa menggunakan waktu untuk istirahat.
Terima kasih
Dari
Fatwa ningsih
Setelah menbaca pesan tersebut, Lia segera pamit kepada Anira,Aniri dan fajar yang sepertinya masih betah dalam pengenalan. Setelah pamit, ia segera melangkah keluar dari dalam kelas dan menuruni anak tangga menuju lantai satu. Suasana di sekolah yang terasa hangat, membuat Lia merasa nyaman selama berjalan menyerusuri koridor lantai satu. Saking nyamannya, ia tidak sadar sudah sampai di parkiran sepeda. Dengan santai Lia mengeluarkan sepedanya dari parkiran sepeda lalu menaikinya dan pergi.
selama perjalanan, Lia mengayuh sepedanya menelusuri jalan beraspal yang di kiri-kanannya banyak toko yang buka dan menjual berbagai macam barang yang di jual. Suara klakson kendaraan yang berlalu-lalang terdengar nyaring mengiringi perjalanannya yang sedang membaur dengan kendaraan lainnya.
Cuaca di blitar----yang semula cerah,perlahan-lahan mulai tertutup oleh awan hitam yang sepertinya hujan akan segera turun. Dengan cepat Lia mengayuh sepedanya menelusuri jalan bersama dengan kendaraan lainnya.
Suara petir yang mulai terdengar sangat kencang bersamaan dengan suara klakson kendaraan yang saling bersahut-sahutan seolah tidak peduli jika hujan akan turun.
Setelah beberapa menit melewati jalan pertokoan, akhirnya ia sampai di jalan perumahaan. Angin mulai berhembus membuat Lia menghentikan sepedanya sejenak untuk meletakkan tasnya di keranjang sepeda dan membuka resleting di bagian depan tas untuk mengambil sebuah jas berwarna hitam dan menutupi tasnya agar tidak kehujanan.
Setelah menutupi, ia segera kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang. Namun baru saja ia beranjak dari tempatnya tiba-tiba sepeda Lia tidak sengaja menginjak sebuah paku dan kempes.
Ckriit...crhak..pess..
"Yaah..bannya kempes!" desahnya
Lalu ia menoleh kesana-kemari guna mencari tukang tambal ban, namun sayangnya ia tidak menemukan tukang tambal ban di sekitar perumahaan. Angin kembali berhembus semakin kencang membuat Lia sedikit kedinginan dan seolah memaksanya untuk cepat pulang.
Tanpa pikir panjang, Lia langsung menuntun sepedanya dan mulai meninggalkan tempat tersebut. Namun tak berselang ia kembali berhenti saat tak sengaja melihat boneka kayu yang sebagian badannya tertindih tumpukan sampah yang mengeluarkan bau tak sedap.
"Benda apa itu, seperti boneka!" pikirnya
Lalu ia kembali menstandat sepedanya dan menghampiri boneka tersebut yang letaknya tak jauh darinya. Namun saat ia berjalan menghampiri boneka tersebut, Lia sangat terkejut melihat boneka yang tertindih tak lain adalah boneka wayang golek.
Dengan cepat ia langsung menyikirkan tumpukan sampah tersebut dari tubuh wayang tersebut.
"Gila..! Siapa sih yang buang wayang ini. Tega banget!" umpat Lia
Setelah berhasil menyelamatkan wayang golek tersebut, ia mengamati wayang itu yang mengenakkan kain batik di bawahnya sedangkan atasan menggunakan kain warna hitam menutupi dadanya serta aksesoris; makhota, busur dan anak panah di belakang punggung wayang tersebut.
Srikandi
"Siapa ya nama wayang ini, cantik sekali !" batinnya
Tes..tes...tes...zraass...
Lia yang asyik mengamati wayang tersebut, langsung panik saat hujan turun dengan deras di sertai angin yang berhembus kencang.
Dengan cepat ia menyampirkan tasnya ke bahunya dan meletakkan wayang tersebut di keranjang sepeda. Lia yang hendak menaiki sepedanya langsung teringat kalau saat ini ban sepedanya telah kempes.
Akhirnya dengan pasrah ia menuntun sepedanya sambil kehujanan bersama wayang golek yang ia selamatkan tadi.
~~~~~~~~~~~~~~°°°°~~~~~~~~~~~~~~
Sampai di rumah ia memasukkan sepedanya di teras rumah, setelah mengucap salam Lia masuk ke dalam rumah dengan kondisi basah kuyup sambil mengendong wayang golek.
"Aduh..Lia, kok kamu bisa basah kuyup begini !" ujar nenek saat melihat cucunya yang hendak masuk ke dalan kamarnya.
"Hehe...iya nek !"
Lantas Lia langsung masuk ke dalam kamar dan meletakkan wayang tersebut di atas meja belajarnya, setelah itu Lia segera mengambil baju ganti dan keluar dari kamar menuju kamar mandi.
Setelah beberapa menit, Lia sudah kembali ke kamarnya dengan mengenakkan baju T-shirt berwarna merah mudah serta memakai rok panjang di bawah lutut. Lia yang sudah selesai ganti dan mandi kini duduk di meja belajar, sementara tangannya meraih wayang tersebut dan menatapnya dengan heran campur takjub.
Namun melihat keadaan wayang yang terlihat kotor dan basah, dengan inisiatif Lia segera mengambil beberapa lembar tisu yang kebetulan berada di atas mejanya dan membersihkannya hingga bersih. Selesai membersihkan wayang golek tersebut, ia membaringkan wayang dan menyelimutinya dengan kain bermotif batik yang sempat ia ambil setelah mengambil tisu tadi dan menyelimutinyaseperti menyelimuti orang lain.
"Kamu cantik sekali, tapi sayang! kok ada sih yang tega buang kamu begitu saja. Pasti kamu sedih dan kesepian" gumam Lia menatap sosok wayang golek yang terbaring di atas mejanya.
Hening beberapa saat sampai akhirnya..
"Iya.. Terima kasih sudah menolongku! Hai gadis muda!"
"Eh..suara apa itu, sepertinya aku mendengar suara sesuatu " Lia spontan menoleh kesana-kemari mencari asal suara tadi.
Saat pandangannya melihat seisi kamarnya guna mencari asal suara, tiba-tiba suara itu kembali muncul.
"Hai gadis muda.. Disini! Aku ada di depanmu!" ucap suara itu
Mendengar suara barusan, Lia langsung menoleh ke atas meja belajar yang diatasnya terbaring wayang golek dan terkejut saat wayang tersebut tiba-tiba bergerak sendiri.
Sontak Lia langsung beranjak dari tempatnya dan mundur ke belakang---jaga-jaga. Namun tak selang lama, sebuah cahaya yang bersinar terang keluar dari dalam tubuh wayang golek tersebut
Splash..clinngg..
Dengan spontan Lia menutup kedua matanya dengan lengannya saking terangnnya, perlahan-lahan cahaya tersebut mulai redup dan bersamaan itu Lia menurunkan lengannya dan membuka matanya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan wayang tersebut.
Saat Lia sudah membuka matanya, dengan terkejut campur takjub dan tidak percaya ia melihat wayang tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik; yang kini berdiri di hadapannya.
"Si.si.siapa kamu?" tanya Lia tak percaya
.
.
.
.
.
Bersambung...
Assalammualaikum, bagaimana dengan ceritanya. Bagus nggak, aku sebenarnya nggak tahu cerita ini bagus apa nggak. Tapi aku akan berusaha.
Oke jangan lupa nge-vote dan komentar ya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top