Chapter 4
Naruto membuka mata nya dan mendapati Kurama yang tertidur di samping nya dengan selimut yang berantakan. Baru dua hari berlalu sejak Naruto berhenti bekerja dan ia masih merasa asing dengan saat dimana ia terbangun di pagi hari tanpa perasaan lelah dan mendapati Kurama yang masih tertidur.
Kurama tertidur sangat pulas dan Naruto merasa tak tega untuk membangunkan nya. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi dan hari ini merupakan hari minggu,hari dimana semua orang bersantai.
Naruto berjalan membuka pintu dan tatapan nya tertuju pada Naruko yang telah menyiapkan sarapan untuk tiga orang yang cukup mewah, setidaknya bagi keluarga sederhana seperti mereka. Naruto telah memberikan uang seratus ribu ryo pada Naruko dan Naruko menggunakan uang itu untuk menyediakan sarapan dengan bacon,omelette,kentang,sausage,pancake dan orange juice.
"Ohayo,Naruko-chan",sapa Naruto sambil tersenyum.
"Ohayo,Naruto-nii. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu dan Kurama-kun"
"Seharusnya kita membuat sarapan bersama saja,Naruko-chan",Naruto mengelus surai pirang sang adik.
Naruko tersenyum dan menatap tangan nya sendiri dengan miris. Ia sudah terbiasa memeluk dan mengelus rambut kedua adik nya. Dan kini ia melakukan nya dengan tangan kotor dan menjijikan yang digunakan nya untuk menyentuh bagian pribadi puluhan atau bahkan ratusan mantan klien nya. Ia merasa bersalah setiap kali memeluk atau menyentuh kedua adik nya dengan tangan nya.
"Tidak perlu. Naruto-nii cukup beristirahat saja"
"Aku baik-baik saja"
Naruto menyentuh kening nya sendiri. Demam nya telah turun dan anus nya tak lagi terasa sakit meskipun ia cukup yakin bila anus nya masih terluka. Kemarin ia telah mengompres kening nya dengan kompres berbentuk gel.
"Benarkah ? Naruto-nii sudah sembuh ?"
"Tentu saja"
Naruko menggeser kursi dan segera mempersilahkan Naruto untuk duduk di kursi itu.
"Aku akan membangunkan Kurama. Makanlah terlebih dahulu,Naruto-nii"
"Tidak apa-apa. Aku akan menunggu"
Naruko meninggalkan ruang makan dan memasuki kamar Naruto. Biasanya, Kurama tidur di kamar yang sama dengan Naruto dan Naruko tidur sendirian. Namun,kemarin Kurama tidur bersama Naruko.
Naruto merasa khawatir bila Sasuke akan berkunjung dan mengajak nya bercinta di dalam kamar serta menyisakan cairan hasil bercinta di atas kasur serta membuat Kurama merasa curiga. Namun, ia pun merasa tak tega 'mengusir' Kurama dengan memindahkan nya ke kamar lain. Maka ia akan mencoba membahas hal itu dengan Sasuke bila pria itu sedang berada dalam mood yang baik meskipun ia akan menerima tamparan di wajah atau pukulan di tubuh nya.
Makanan yang terhidang di meja terlihat begitu menggiurkan dan membuat Naruto tergoda. Ia memutuskan menahan diri untuk menunggu Naruko dan Kurama untuk makan pagi bersama.
Naruto melirik ponsel nya dan memainkan beberapa aplikasi permainan sambil menunggu Naruko dan Kurama kembali ke meja makan.
Naruko dan Kurama kembali ke meja makan sepuluh menit kemudian dengan Kurama yang masih terlihat mengantuk dan Naruko yang tampak bersemangat untuk makan pagi.
"Ohayo,Naruto-nii. Maaf telah membuatmu menunggu lama",ucap Kurama dengan suara serak dan mata setengah terpejam. Ia masih mengantuk dan Naruko memaksa nya duduk di kursi yang berdekatan dengan Naruto.
"Ohayo,Kurama"
Kurama menatap menu breakfast yang terhidang dan tersenyum.
"Tak biasanya Naruko-nee membuat menu seperti ini untuk makan pagi"
"Kemarin Naruto-nii memberikan uang tambahan dan aku memutuskan membuat menu breakfast seperti ini",Naruko tersenyum.
"Itadakimasu",ujar Naruto sambil memotong sausage panggang dan mulai menikmati sausage nya.
"Enak",pekik Naruto.
"Naruto-nii suka dengan sarapan buatan ku ?",Naruko tersenyum menatap ekspresi Naruto yang menikmati makan pagi dengan lahap.
"Suka sekali. Masakan buatan Naruko-chan selalu lezat"
Naruto menikmati makan pagi bersama Naruko dan Kurama yang makan dengan lahap. Bagi Naruto,hanya dengan melihat ekspresi bahagia Naruko dan Kurama membuat nya merasa lebih baik. Setidaknya,ia bukan benar-benar 'sampah'. Ia masih dapat membuat orang lain tersenyum.
"Dua hari lagi kita akan pindah rumah",ujar Naruto tepat setelah menyelesaikan makan pagi.
"Pindah rumah ? Kita akan pindah kemana,Naruto-nii ?",Naruko dan Kurama menatap Naruto dengan tatapan terkejut.
"Grand Tower Apartement"
Kurama dan Naruko membelalakan mata dan bersiap mengajukan pertanyaan. Naruto segera menjelaskan tepat sebelum Kurama dan Naruko mengajukan pertanyaan.
"Boss ku memiliki apartemen kosong dan ia meminta ku tinggal disana. Aku belum melihat apartemen itu"
"Benarkah ? Itu adalah apartemen mewah",gumam Naruko dengan tatapan tak percaya.
"Boss Naruto-nii baik sekali. Aku ingin tahu seperti apa orang baik yang meminjamkan apartemen mewah untuk kita",ujar Kurama sambil tersenyum.
Naruto meringis mendengar ucapan Kurama. Sejak kapan seorang pria kasar seperti Uchiha Sasuke merupakan orang baik ?
"Mungkin kalian akan bertemu dengan nya nanti",jawab Naruto dengan asal. Sejujurnya, ia berharap agar kedua adik nya takkan pernah bertemu dengan Sasuke.
"Bagaimana bila kita pergi berbelanja ? Sudah lama kita tidak pergi berbelanja",tawar Naruto pada Kurama dan Naruko.
"Kita pergi sekarang,Naruto-nii ?"
Naruto mengangguk.
Kurama dan Naruko tampak bersemangat dan mereka segera meninggalkan meja makan dan bersiap untuk pergi.
.
.
Sebuah taxi berhenti di depan sebuah toko yang terlihat mewah. Terlihat beberapa orang yang berlalu lalang dengan penampilan yang terlihat elegant. Distrik itu merupakan distrik perbelanjaan mewah dan cukup ramai di hari libur seperti ini. Para pejalan kaki berlalu lalang sambil menenteng kantung belanja dari brand-brand terkemuka.
"Naruto-nii,kita akan berbelanja disini ?",bisik Naruko dengan canggung. Gadis itu terlihat gugup dan menatap pakaian nya sendiri.
Naruko jelas terlihat tidak nyaman dan ingin segera meninggalkan distrik itu,begitupun dengan Kurama. Mereka merasa tidak pantas berada di distrik mewah,terutama dengan pakaian dari department store kelas menengah yang dibeli dari keranjang discount yang dikenakan mereka.
"Ya. Ini hadiah ulang tahun untukmu,Naruko-chan"
"Sudah kubilang tidak perlu ada hadiah ulang tahun,Naruto-nii",Naruko berdecak kesal dan mendesis.
"Kalian berdua tidak menerima hadiah ulang tahun selama tiga tahun. Maka aku akan membelikan pakaian di boutique ini untuk kalian"
Naruto berjalan memasuki sebuah boutique designer ternama. Dalam hati ia memperkirakan jumlah uang yang harus dikeluarkan nya di boutique itu.
Naruto sendiri tak memiliki satupun pakaian dari designer ternama. Pakaian mewah yang ia miliki hanyalah satu stel jas yang dibeli nya untuk upacara kedewasaan beberapa bulan yang lalu serta beberapa pakaian discount yang dibeli dari department store menengah atas demi menemui VIP client yang dilayani nya beberapa bulan ini.
Biasanya,Naruto akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak membeli pakaian. Club memberlakukan system pembagian uang 30:70 bila seorang pekerja melayani client regular dan 50:50 untuk VIP Client. Naruto hanya dapat mengandalkan tips dari client dan menggunakan lima puluh persen dari pendapatan nya untuk menyekolahkan kedua adik nya di sekolah swasta serta kursus tambahan.
Setidaknya,Naruto ingin memberikan pendidikan terbaik bagi kedua adik nya meskipun itu berarti ia harus hidup ekstra hemat.
"Naruto-nii,boutique itu mahal",bisik Kurama dengan ragu.
Naruto tak menggubris Naruko dan Kurama yang terlihat gugup serta menggandeng tangan mereka berdua dan memasuki boutique itu.
Boutique itu sangat luas dan seorang penjaga boutique yang membuka pintu untuk mereka menatap mereka dengan tatapan tak yakin. Pelayan itu tersenyum ramah dan berusaha menyembunyikan keraguan nya.
"Selamat datang",ucap penjaga boutique dengan senyum yang dipaksakan.
Naruko dan Kurama menatap pakaian yang digantung dengan tatapan berbinar. Naruto mengajak mereka ke salah satu rak dengan pakaian-pakaian yang tergantung.
"Pilihlah satu barang yang kalian sukai. Jangan pedulikan harga nya",bisik Naruto pada Naruko dan Kurama.
Kurama dan Naruko segera berpencar dengan beberapa penjaga toko yang memperhatikan setiap pengunjung. Boutique itu tidak terlalu ramai,hanya terdapat empat orang pengunjung selain Naruto.
Naruto memutuskan berjalan menuju bagian pakaian pria sambil memperhatikan Kurama yang sedang memperhatikan jam tangan. Tak jauh dari Kurama terlihat dua orang pria berambut merah dan hitam
Pria berambut hitam itu terasa familiar bagi Naruto dan pria itu menolehkan kepala dan menatap Naruto dengan tajam. Tubuh Naruto seakan membeku dan ia tak tahu apa yang harus dilakukan nya. Ia ingin segera keluar dari boutique itu,namun Kurama dan Naruko masih sibuk memilih barang yang mereka inginkan.
Tak salah lagi,pria itu adalah Uchiha Sasuke. Ia datang bersama seorang pria yang terlihat sebaya dengan rambut merah dan tattoo 愛 di kening nya. Sasuke menatap Naruto dengan tajam dan Naruto segera menundukkan kepala.
Dalam hati,Naruto berdoa agar Sasuke tak menghampiri nya. Ia menarik nafas lega saat pria berambut merah itu memanggil Sasuke yang terlihat kesal dan Kurama menghampiri nya.
"Naruto-nii,ikutlah dengan ku. Aku menemukan jam tangan yang kusukai"
Jantung Naruto berdebar keras dan dalam hati ia berharap agar orang yang ditemui nya hanyalah seseorang yang mirip dengan Sasuke. Ia bahkan tak yakin bila seseorang seperti Sasuke dapat memiliki teman dan meluangkan waktu untuk berbelanja bersama teman.
Naruto mengikuti Kurama dan memperhatikan sebuah jam yang ditunjuk Kurama. Jam itu terlihat elegant dengan rantai yang terbuat dari emas putih. Naruto melirik harga yang tertulis. Enam ratus lima puluh ribu ryo.
Harga itu sangat mahal bila dibandingkan jam pada umum nya. Namun termasuk wajar untuk ukuran jam buatan desainer ternama. Masih terdapat pula jam lain di etalase dengan harga yang lebih mahal dibandingkan jam yang diinginkan Kurama.
Menyadari ekspresi Naruto,Kurama segera berbisik,"Jam ini terlalu mahal. Aku akan memilih yang lebih murah"
"Tidak apa-apa,Kurama"
Naruto menunjuk jam tangan yang diinginkan Kurama dan meminta seorang penjaga toko untuk mengeluarkan nya serta mengatakan bila ia menginginkan jam tangan itu.
Penjaga toko itu segera membawa jam itu ke kasir dan terdapat Naruko yang menghampiri Naruto dengan sepotong dress dan penjaga toko yang mengikuti nya.
"Naruto-nii,bolehkah aku membeli baju ini ?"
Naruko menunjukkan dress dengan model yang sedang trend dan seharusnya hendak Naruto beli untuk nya.
Naruto melirik dress itu dan tersenyum tipis. Ia membayangkan Naruko akan terlihat cantik dengan dress itu. Dress itu seharga seratus ribu ryo,jauh lebih murah dibandingkan jam tangan yang dipilih Kurama.
"Bagaimana bila kau memilih barang yang lebih mahal ? Kurama memilih jam tangan seharga enam ratus lima puluh ribu ryo",bisik Naruto. Ia merasa tak enak bila ia tak memberitahu Naruko dan tak ingin gadis itu menganggap nya pilih kasih.
Naruko mendelik pada Kurama dan menatap nya dengan tajam serta menarik tangan Kurama. Ia berkata dengan suara pelan.
"Batalkan jam tangan itu"
"Naruto-nii bilang tidak apa-apa bila aku membeli jam itu"
"Tapi-"
Menyadari tatapan penjaga toko Naruto segera berkata,"Kalau begitu Naruko-chan pilih saja benda lain. Tas-tas di rak itu terlihat bagus"
Naruko terlihat kesal dan Naruto sejak tadi menghindari Sasuke dan pria berambut merah. Ia baru saja bernafas lega ketika dua pria itu berjalan menuju pintu. Namun ia merasakan tepukan keras di punggung nya dan ia merasa tulang nya seolah akan remuk. Namun tepukan itu tidak cukup sakit untuk membuatnya mengalami hal lain selain merasa kesakitan dan ia meringis.
"Hey dobe"
Naruto menundukkan kepala saat mendengar suara Sasuke. Ia merasa takut bila Sasuke akan memberitahu sesuatu yang disembunyikan nya pada Naruko dan Kurama/
"S-Sasuke-sama",ucap Naruto dengan gugup.
"Naruto-nii,siapa orang itu ?",Kurama menatap Sasuke yang mengalihkan pandangan dari Naruto dan membalas tatapan Kurama dengan tajam.
Naruto seolah akan pingsan. Bila ia dapat menghilang, maka ia akan memilih untuk menghilang. Seharusnya,ia memperhatikan seluruh pengunjung boutique dan segera keluar ketika menyadari Sasuke ada di tempat itu.
"Uh... dia adalah-"
Sasuke menyela ucapan Naruto dan segera berkata,"-dia adalah kekasihku"
Iris sapphire Naruko dan Kurama terbelalak. Mereka berdua tampak sangat terkejut.
"Kalian berdua-"
"Tch... dia hanya teman",Sasuke menatap dengan sinis dan berdecih kesal.
Naruko dan Kurama terdiam. Mereka berdua tak dapat mengatakan apapun dan Sasuke segera berbisik ketika ia melewati Naruto.
'Dobe,persiapkan diri mu untuk besok malam. Kau harus melayani hasrat ku"
Sasuke meninggalkan Naruto dan menghampiri pria berambut merah itu yang telah menunggu dengan tak sabar. Naruto hanya terdiam menatap kepergian Sasuke dan bernafas lega karena Sasuke menjaga janji nya.
.
.
Naruto berhenti di depan sebuah hotel bintang lima yang berbeda dengan hotel-hotel yang dipesan Sasuke sebelum nya. Pria itu memiliki kebiasaan berganti hotel dan kini ia telah menunggu di depan lobby dengan jengkel.
"Sumimasen deshita,Sasuke-sama. Aku kesulitan mendapat taksi dan terlambat",Naruto menundukkan kepala dalam-dalam. Ia terlambat lima menit dari waktu perjanjian dengan Sasuke.
"Kau terlambat lima menit,brengsek",Sasuke menampar pipi kiri dan kanan Naruto hingga menimbulkan bunyi keras dan terasa memanas.
Naruto menundukkan kepala,tak berani melihat wajah Sasuke. Kali ini ia memang bersalah meskipun Sasuke memberikan hukuman yang terlalu keras hanya karena sedikit keterlambatan.
Sasuke menatap Naruto dengan tatapan tajam dan menusuk. Pria itu segera menarik tangan Naruto dengan kasar dan mencengkram nya hingga Naruto meringis kesakitan.
Suka maupun tidak Naruto harus membiasakan diri dengan sikap kasar Sasuke. Ia bahkan tak menikmati sesi bercinta mereka sedikitpun dan ragu bila mereka berdua benar-benar sedang bercinta, bukan ritual penyiksaan yang dilakukan Sasuke pada diri nya.
"Silahkan melakukan apapun yang anda inginkan malam ini,Sasuke-sama"
Sasuke berhenti melangkah dan berbalik arah. Ia menarik kerah pakaian Naruto dan kembali menampar wajah Naruto yang memerah.
"Aku telah membayar mu untuk itu,sialan"
Naruto kembali menunduk dan Sasuke kembali melangkah. Pria itu berjalan beberapa langkah di depan Naruto dan Naruto mengikuti Sasuke menuju lift.
"Kau lambat sekali,dobe",Sasuke menarik tubuh Naruto dengan kasar dan masuk ke dalam pintu lift yang terbuka.
Naruto menundukkan kepala dan tak berani menjawab ucapan Sasuke
.
.
Naruto tiba di dalam kamar yang telah dipesan Sasuke. Kamar itu tidak kalah mewah dibandingkan kamar hotel lain yang pernah dipesan Sasuke. Bahkan,kamar itu terlihat lebih mewah dibandingkan kamar hotel yang pernah dipesan Sasuke.
"Sasuke-sama,tolong perlakukan aku dengan baik malam ini",desis Naruto dengan wajah memelas,berharap Sasuke mengasihani nya. Setidaknya untuk malam ini saja.
Sasuke mencekik Naruto hingga pria itu merasa sesak dan berbicara dengan ekspresi datar dan tatapan penuh kemarahan.
"Kau berani memerintah ku,brengsek ?",desis Sasuke. "Aku telah membayar mu. Maka aku lah yang berkuasa atas dirimu"
"A-aku tahu,Sasuke-sama. T-tolong l-lepaskan aku"
Sasuke melepaskan cekikan nya dan menendang pintu kamar mandi serta mendorong Naruto serta menutup nya dengan kencang. Sasuke menahan tubuh Naruto dan mengarahkan kepalan tangan ke arah dada Naruto.
Sebuah tonjokan di arahkan ke dada Naruto dan membuat Naruto merasa sesak nafas seketika. Saat ini dada nya pastilah memerah dan terasa berdenyut nyeri. Sasuke tak mengerahkan seluruh tenaga nya pada tonjokan yang dilayangkan nya dan tonjokan itu tetap terasa sakit.
"S-sasuke-san... maafkan aku",bisik Naruto dengan lirih.
Sasuke melepaskan pakaian Naruto dengan paksa hingga Naruto tak mengenakan sehelai benang pun. Ia meremas kantung skrotum Naruto hingga ia menjerit.
"A-aaahhhh.... S-sakit"
Jeritan Naruto membuat gairah Sasuke bangkit. Celana nya terasa sesak dan kejantanan nya telah menegang. Ia merasa tidak nyaman dan menarik tangan Naruto.
"Cepat lepaskan pakaian ku !",bentak Sasuke.
Naruto dengan cepat melepaskan blazer Sasuke dan melepas dasi Sasuke serta melepaskan satu persatu kancing kemeja milik Sasuke.
"Kau terlalu lambat,brengsek",Sasuke memukul kepala Naruto dengan keras.
Tubuh Sasuke mulai terasa memanas dan berkeringat akibat gairah yang telah menggebu dan Naruto melepaskan celana Sasuke.
"Lemparkan saja pakaian ku"
Naruto melemparkan pakaian Sasuke ke dekat pintu dan kini terlihat kejantanan Sasuke yang telah ereksi. Naruto memandang tubuh Sasuke dengan detail sementara Sasuke mengeluarkan pengikat di bagian dada dan mengikat dada Naruto serta menggunakan borgol di tangan dan kaki Naruto.
Sasuke menarik Naruto menuju shower dan Naruto meletakkan tangan nya di dinding. Sasuke berdiri membelakangi Naruto dengan satu tangan memegang cambuk dan tangan lain nya meremas bokong Naruto dengan keras dan terus memukul nya hingga wajah nya memerah.
"Aargh... sakit...S-sasuke-sama",rintih Naruto.
"Teruslah menjerit seperti itu dan puaskanlah aku, pria jalang brengsek !"
Naruto menutup mata nya dan terus merintih,berpura-pura menikmati permainan Sasuke. Pukulan seperti ini hanyalah permulaan dan Sasuke mulai meremas dan memukul bokong Naruto serta memukul seluruh tubuh Naruto dengan cambuk.
"Urgh... Aargh... S-sasuke-sama...", pekik Naruto.
Naruto tak yakin apa bila tubuh nya baik-baik saja. Ia tetap tak terbiasa dan tak dapat menikmati rasa sakit di tubuh nya. Ia mulai merasa nyeri di sekujur tubuh nya.
Kejantanan Sasuke telah ereksi sepenuhnya dan ia membalik tubuh Naruto dengan paksa dan mendorong hingga Naruto tersungkur dan menendang bahu Naruto.
"Sasuke-sama !",jerit Naruto tepat ketika Sasuke menendang bagian tubuh nya yang terasa nyeri.
Sasuke menyeringai dan menikmati jeritan Naruto. Jeritan dan ekspresi kesakitan Naruto bagaikan erangan dan ekspresi wajah kenikmatan yang membuat Sasuke semakin bergairah. Sasuke merasa tak kuat menahan gairah nya dan sperma akan segera keluar sebentar lagi.
"Hisap milikku,sialan"
Naruto berlutut dan mulai menghisap kejantanan Sasuke bagaikan bayi yang haus akan air susu ibu. Hisapan dan jilatan Naruto di penis Sasuke membuat Sasuke sedikit menggelinjang dan tak dapat menahan desahan wajah Naruto begitu kesakitan dan terdapat tetesan air mata di wajah Naruto.
Sasuke menarik rambut Naruto dan terus memukul kepala Naruto dengan sedikit keras. Naruto terus menangis. Ia menangisi diri nya yang begitu menyedihkan. Ia merasa tak tahan dengan sikap kasar Sasuke dan memaksakan diri untuk bertahan demi diri nya,keluarga nya dan rasa penasaran pada Sasuke.
Naruto terus menghisap dan setelah selesai Sasuke segera memasangkan cock ring pada kejantanan Naruto. Hal itu tidak sulit karena Naruto sama sekali tidak terangsang dan Sasuke tak peduli selama ia puas.
Sasuke telah kehilangan –atau lebih tepatnya sengaja membuang- hati nya dan kini berubah menjadi seorang pria sadis yang dingin tanpa sedikitpun belas kasihan. Ia tak merasa kasihan dan malah merasa puas bahkan ketika Naruto mulai terisak dan rantai borgol pria itu mulai bergoyang akibat gerakan Naruto.
Malam ini,Sasuke dengan sengaja tak menggunakan bit gag atau gag jenis apapun pada Naruto. Gairah nya meluap setelah ia menahan diri selama dua hari dan ia ingin mendengarkan jeritan Naruto.
Sasuke melirik anus Naruto dan memasukkan jari nya. Naruto merintih dan meringis. Sasuke berkesimpulan bila anus Naruto tak siap untuk dimasuki nya serta masih terluka. Ia tak membawa kondom hari ini dan tak ingin mengambil resiko. Lagipula,pria itu tak pernah ereksi dan anus pria itu selalu rapat hingga ia harus memasukkan penis nya secara paksa dan membuat Naruto merintih tanpa henti.
"Brengsek kau ! Usahakan agar kau juga menikmati permainan ku sehingga aku dapat memasuki mu",Sasuke membenturkan kepala Naruto ke dinding beberapa kali. Benturan itu tidak terlalu keras,namun cukup untuk membuat kepala nya terasa pusing dan nyeri
Naruto memejamkan mata dan mulai merasakan panas nya cairan di tubuh nya. Sasuke meneteskan cairan panas lilin beraroma mint dan Naruto mencoba membiasakan diri dengan rasa panas membakar itu. Setidaknya,itu lebih baik dibandingkan pukulan dan tendangan dari Sasuke.
Rasa panas terasa semakin membakar dan ia mulai menggeliat serta merintih. Ia tak dapat lagi meneteskan air mata dan hanya dapat terus menangis dalam hati. Sasuke terus memaki dan waktu seolah terhenti.
.
.
Sasuke melepaskan seluruh pengikat di tubuh Naruto dan Naruto merasa tubuh nya begitu lemas. Kini, Naruto telah membersihkan tubuh nya dan mengganti pakaian nya dengan pakaian tidur berupa kaos berwarna hitam dan cargo pants,pakaian tidur yang biasa dikenakan nya sehari-hari.
Kasur terasa sangat empuk dan nyaman bagi tubuh Naruto yang terluka. Hanya terdapat sebuah kasur berukuran king size di ruangan itu sehingga ia harus berbagi kasur dengan Sasuke.
Naruto berbaring di pinggir kasur dan berusaha menjauh dari Sasuke sehingga Sasuke tidak akan merasa nyaman dengan keberadaan Naruto.
"Hey dobe brengsek,kau ingin menghindariku,hn ?"
"Tidak,Sasuke-sama. Aku tidak ingin membuat Sasuke-sama merasa tidak nyaman"
"Layani aku dengan baik bila kau ingin membuat ku nyaman",desis Sasuke. Ia duduk di atas kasur dan mengangkat tubuh Naruto sambil mencengkram tangan dan kaki Naruto serta membuat Naruto mendekat dengan tubuh nya.
Naruto memekik dan terbelalak. Untuk pertama kali nya Sasuke bersikap baik meskipun ia tetap mengucapkan kata-kata kasar.
"Mengapa,Sasuke-sama ?"
Sasuke mengernyitkan dahi dan menatap Naruto dengan tajam. Naruto merasa lelah dan kesakitan hingga tak peduli dengan tatapan tajam Sasuke. Ia menghabiskan waktu cukup lama untuk membersihkan lilin di tubuh nya dan ia harus menahan perih nya air yang memancur dari shower dan mengenai luka nya untuk waktu yang cukup lama.
"Apa maksud mu brengsek ?",Sasuke menarik dagu Naruto dan mencengkram nya.
"M-maksudku, mengapa kau menggedong ku dan mengijinkanku tidur di kasur yang sama ?"
Sasuke berpikir sejenak sebelum menjawab ucapan Naruto. Ia kesulitan mendapat budak seks yang benar-benar patuh seperti Naruto. Ia kesulitan mendapatkan pria yang mau melayani nya dalam waktu lama dengan gaya seks yang diinginkan nya. Ia pernah mendapatkan beberapa pria yang melayani nya dengan gaya seks yang diinginkan nya, namun mereka semua hanya bertahan untuk one night stand. Atau paling lama bertahan selama dua kali sesi bercinta. Pelayanan dari mayoritas pria yang pernah bercinta dengan Sasuke juga sangat buruk. Bahkan ada yang tak mengerti seperti apa selera seks Sasuke dan terkejut saat mengetahui nya meskipun mereka tak berani menolak.
"Jangan banyak bertanya,dobe",ucap Sasuke dengan suara pelan,hampir seperti berbicara pada diri nya sendiri.
Naruto tersadar bila ia telah bersikap lancang dan segera berlutut di atas kasur dan menundukkan kepala. Ia sadar bila ia harus bersikap ekstra formal di hadapan Sasuke.
"Moushiwake arimasen,Sasuke-sama"
Sasuke segera duduk dan mendorong tubuh Naruto dengan keras hingga ia terhempas di kasur.
"Cepat tidur dan kau harus melayani ku lagi besok pagi"
Naruto memejamkan mata dan berkata,"Arigato gozaimasu,Sasuke-sama"
Sasuke terperanjat dan ia terdiam sejenak. Seorang pria yang merupakan 'budak seks' nya telah mengucapkan terima kasih pada nya. Ia tak merasa telah melakukan kebaikan dan segera memukul kepala Naruto dengan keras.
"Apakah kau mulai kehilangan kewarasan mu,dobe ?"
Naruto menggelengkan kepala. Ia membuka mata dan memberanikan diri menatap ke arah Sasuke.
Naruto menatap Sasuke dan tak percaya dengan apa yang dilihat nya. Ekspresi Sasuke tampak melunak dibandingkan biasa nya dan tatapan pria itu terlihat kosong,tak dingin seperti biasa nya.
"Aku ingin berterima kasih karena Sasuke-sama telah menyelamatkanku di hadapan adik-adik ku dan membiarkan mereka tetap tinggal bersamaku"
"Aku adalah pria yang memegang teguh ucapan ku,bodoh"
"Maksudku, kau bisa saja menolak perjanjian yang ku ajukan"
Sasuke mencengkram bahu Naruto dengan keras hingga Naruto meringis dan menampar Naruto,"Itu bukan urusan mu"
Naruto terdiam dan ia merasakan pergerakan di kasur nya. Sasuke bangkit berdiri dan ia menghampiri tas nya yang terdapat di meja serta menuliskan sesuatu di kertas. Ia menghampiri Naruto dan melemparkan keras itu pada Naruto.
"Itu bayaran untuk bulan ini."
Naruto menangkap kertas yang diberikan dan segera membaca nya. Sasuke memberikan cek sebesar dua puluh juta ryo yang dapat dicairkan di Konoha International Bank. Naruto baru saja menghabiskan lebih dari satu juta ryo untuk berbelanja kemarin dan ia hanya memiliki sepuluh ribu ryo di akun bank nya.
"Aku lupa memberikan nya padamu"
Naruto meletakkan cek itu di nakas dan menundukkan kepala,"Arigato gozaimasu,Sasuke-sama"
Tak ada jawaban dan Naruto menatap Sasuke. Mungkin Naruto hanya berkhayal,namun ia merasa bila Sasuke bersikap lebih baik padanya. Ia bahkan tak memaksa untuk memasuki Naruto dan setidaknya tak mengucapkan kata-kata kasar di hadapan kedua adik Naruto.
Setidaknya,Sasuke masih memiliki setitik kebaikan yang mungkin tak ingin ditunjukkan nya secara eksplisit. Naruto yakin dan percaya bila suatu saat nanti Sasuke dapat kembali menjadi seorang pria yang baik. Ia memutuskan untuk tak hanya diam dan membiarkan Sasuke bersikap seenak nya.
Naruto dengan tulus mengharapkan perubahan Sasuke dan ia akan memberikan cinta yang tak didapatkan Sasuke serta sikap yang lembut pada Sasuke,bukan sikap pasrah seperti biasa nya.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top