F O U R | Mengundurkan diri.
Mawar POV
"Akhirnya masuk sekolah juga!." Hana memelukku ketika baru saja sampai di kelas. Aku membalas pelukannya.
"Kangeeeeen" Kataku padanya.
"Maaf ya, cuma sekali jenguk, gak bisa setiap hari." Aku segera mengangguk.
"Masih sibuk latihan ya? Gimana lancar?" Tanyaku.
"Gak selancar kalau ada leader." Katanya memanyunkan bibirnya. "Kapan latihan lagi?" Aku terdiam untuk beberapa menit. "Kenapa?" tanyanya menghentikan lamunanku.
"Nanti pulang sekolah antar gue ke rumah kak Nabilla yuk." Ajakku pada Hana.
"Kenapa? Nanti sore kan gak ada latihan cheers." Aku hanya membalasnya dengan cengiran.
...//...
"What???" Hana berteriak tepat di telingaku.
"Kak Nabilla ngerti kok Mawar. Jaga kesehatan kamu ya." Kata Kak Nabilla bijak.
"Wait... kenapa sampai harus berenti segala sih? Kata kamu cuma sakit usus buntu!" rengek Hana. Mana mungkin aku menjelaskan penyakitku secara jujur pada mereka. Aku gak akan sanggup, gak akan pernah.
"Hana, Mawar butuh istirahat. Lagipula, kita akan cari penggantinya." Kak Nabilla berusaha menenangkan Hana.
"Tapi..." Hana kemudian menghela nafasnya.
"Kak Nabilla bersyukur banget pernah melatih seseorang yang sebenenya berbakat banget kaya kamu, Kak Nabilla belum pernah punya leader yang sedewasa dan sehebat kamu Mawar. Makasih juga udah jadi leader yang membawa tim selalu menang dalam perlombaan." Kak Nabilla tersenyum lembut padaku. Aku mengangguk dan memeluknya.
"Oke. Kali ini gue coba mengerti." Kata Hanna menggulum bibirnya. Aku tertawa menatapnya.
"Maaf ya." Kataku padanya.
"It's oke. Besok kita adain farewell ya?" katanya melirikku. Aku tertawa dan mengangguk segera. Sebenarnya farewell Party kan hanya untuk teman atau sebuah pesta pelepasan, atau ingin berpisah. Sedikit berlebihan kalau dibilang farewell party, tapi gak ada salahnya juga sih.
...//...
KEESOKANNYA.
Meskipun kita udah dua tahun satu sekolah, jujur saja semuanya baru pertama kali kerumah ku.
Kami semua masih menggunakan baju seragam.
Kali ini aku gak pulang bareng Ata, dia ada latihan basket.
Kebetulan, it's Friday, so besok libur.
And today is my farewell day.
Kayaknya acara akan sampai larut malam deh.
"Yang mana rumah Ata?" beberapa anak langsung menanyakan hal itu begitu sampai di depan pagar rumahku.
"Tuh." Tanganku menunjuk sebelah. Rumahku dan Ata dempetan. Tepat diujung lantai dua, ada satu kamar dengan balcon sedikit lebar dan berukuran sama dengan rumah sebelahnya.
"Itu.. yang diatas, kamar lo?" Tanya Hana. Aku segera mendenga, lalu mengangguk. "Jangan bilang, itu kamar Ata?" lanjutnya menganga. Aku tertawa dan mengangguk lagi. "Lucky!!!!" teriaknya membuat anak-anak lainnya bertanya hal yang baru saja Hana tanyakan.
"Jangan kebanyakan nonton drama deh, gue sama Ata ga suka ngobrol di balcon masing-masing terus liatin bintang tiap malem barengan, apalagi berpikir kalau Ata menerobos balcon dan masuk kamar gue." Aku melihat wajah anak-anak satu persatu. "What? Jadi kalian mikir hubungan gue dan Ata kaya gitu?" mereka mengangguk bersamaan. "No way! Norak banget deh. Bisa masuk angin gue!." Kataku memutar kedua bola mataku.
"Jadi hubungan kalian tuh gimana sih?" Tanya Eni, teman ku lainnya.
"Ya, kita sahabatan dari kecil. Dibanding dengan drama romantis, gue sama Ata lebih kaya tom and Jerry kali ya. Dan kalian mesti tau, gue Tom nya." Kataku mengajak mereka masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum." Sapaku memasuki rumah.
"Waalaikumsalam, sudah pada datang? Yuk masuk." Sapa Bunda menggiring semuanya ke belakang rumah.
"Duduk disini dulu ya, kalau yang mau ganti baju boleh pakai baju Mawar dulu kok. Tante siapin makanannya ya." Lanjut Bunda begitu tiba di belakang rumah. Bunda segera beranjak masuk kembali.
"What? Halaman belakang rumah lo sama Ata jadi satu?" Tanya Yuma heran. Aku segera mengangguk.
"Dulu sempet dipisah pager gitu, tapi karena orang tua Ata jarang ada dirumah, dia sering main sama abang gue, jadinya pagernya dibongkar." Jelasku.
"Dan karna lo sama Ata seumuran, lama-kelamaan kalian jadi deket?" Tebak Hana. Akupun mengangguk.
"Terus...." Tanya Yuma lagi.
"Stop stop!" kataku memotong pembicaraan mereka. "Sampai kapan sih mau bahas Ata?" kesalku. Mereka saling pandang dan meringis.
"Last question deh." Tawar Yuma. Aku segera mengangkat kedua alisku. "Tadi lo bilang, lo Tom nya? Why?" selidiknya. Aku segera tertawa.
"Dulu, Ata itu manis banget. Dia baik sama semua orang, sedangkan dulu hobi gue waktu kecil suka gigit orang. Jadi gue suka gigit tangan Ata, tapi dia gak pernah marah apalagi nangis. Kenapa gue gigit Ata? Selain itu hobi gue, gigit orang, Ata itu tau kalau gue suka marah jadi dia selalu iseng dan buat gue gigit dia." Tawaku. Yang lainnya ikut tertawa dan mengangguk-angguk.
...//...
Kami sudah berjam-jam menghabiskan waktu bareng-bareng.
Sampai gak berasa langit udah mulai gelap.
"Itu Ata!" seru Hana melihat kedalam rumahku. Aku segera menengok memastikan kebenaran.
"I..itu.. siapa?" Tanya Yuma gagap melihat pria disebelah Ata.
"Abang gue." Jawabku singkat. Dan dengan segera bagai wanita-wanita kelaparan dan haus darah mereka semua menatapku. "Namanya Marvel." Tatapan mereka masih sama. "Ok.oke.. gue kenalin." Kataku bangkit dari bangku taman.
Aku menarik Bang Marvel ke halaman belakang. "Kenalin, ini Bang Marvel. Abang gue." Kataku singkat. Yang lain langsung centil salaman sok cantik sama abang yang nyebelinnya selangit ini. Bang Marvel mah seneng-seneng aja dikenalin sama cewek-cewek cantik gini.
"Udah gih masuk." Kataku mendorongnya usai berkenalan.
"Gak diajak main?" ledeknya. Aku menaikan satu alisku. "Mau main papah-mamahan gak?" katanya lagi. Aku segera membesarkan kedua bola mataku. "Kan cewek sukanya main rumah-rumahan, siapa tau ada yang mau abang jadi papahnya." Lanjutnya tertawa meledek. Aku mendengus kesal dan mendorongnya masuk ke dalam rumah.
"Lagi ada apa sih?" kali ini Ata yang sedari tadi hanya duduk di sofa ruang tv akhirnya bertanya.
"Farewell aku keluar dari cheers." Jelasku. Ia segera membesarkan matanya.
"Lo keluar? Kenapa?" tanyanya terheran.
"Gak up-to-date banget sih, makanya jangan pacaran terus." Kataku menekan setiap katanya.
"Yeh sirik." Katanya mengacuhkanku. Aku mendengus kesal dan kembali keluar halaman.
...//...
Malampun tiba dan semua teman setim cheers pun berpamitan.
Aku membanting tubuhku ke kasur, melelahkan.
Tuk!
Kaca kamarku terketuk.
Aku segera keluar dan berjalan ke balcon depan kamar.
Seseorang telah duduk dipinggir trails balcon yang memisahkan rumahnya dan rumahku.
"Kenapa? Tiati jatoh." Kataku memperhatikan duduknya yang sembarangan. Ia hanya meringis.
"Tadi belum jawab, kenapa keluar dari cheers?" tanyanya langsung. Aku mengangkat bahuku.
"Ke taman belakang yuk." Ajaknya. Biasanya, aku sama Ata kalau mau ngobrol pasti ke halaman belakang. Duduk di bangku ayunan sembari memandangi rumput atau kolam ikan kecil disana. Kita memang gak pernah ngobrol di balcon, seperti sekarang ini.
"Males ah Ta, ngantuk." Kataku berbalik hendak masuk kedalam kamar.
Duk!
"Mawar." Ata menggenggam lenganku. Aku segera berbalik dan membesarkan kedua mataku.
"Ata nga---
"Lo baik-baik aja kan?" katanya memutus perkataanku. Aku mengangkat kedua alisku. "Ada apa si? Ada yang disembunyiin ya?" Lanjutnya. Aku segera menepis tangannya.
"Apaan sih Ta? Kapan aku bisa bohong sama kamu?" tanyaku. "Udah ah, aku capek!" aku segera mendorong tubuhnya. "Sana pulang, jangan masuk rumah orang sembarangan." Kataku mendorong dirinya yang tadi tiba-tiba meloncat ke balcon rumahku.
"Lo marah ya?" tanyanya berusaha menahan doronganku. Aku menghela nafasku dan terus mendorongnya. "Oke.. oke.." akhirnya ia mengalah. "Kali ini gue anggap lo lagi capek jadi belum mau cerita, tapi nanti kalau ada apapun, cerita sama gue. Jangan pernah disembunyiin." Lanjutnya. Aku menarik nafasku dan mengangguk.
Ia segera kembali kebalcon kamarnya.
Ia membalikan tubuhnya dan segera masuk kedalam kamar rumahnya.
Kini aku dapat menatap pintu kamarnya tertutup rapat.
Terkadang, ketika ada beberapa hal yang ingin aku bagi ke kamu, aku takut.
Aku takut, hal itu merusak sesuatu yang udah kita bangun bertahun-tahun.
Aku takut beberapa hal yang aku simpan itu akan membuat kamu ataupun aku jadi gak sebahagia saat ini.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top