Mawar dari Ade
Aku masih menikmati sendunya lagu Hymne Guru yang dinyanyikan oleh suara-suara surgawi saat tiba-tiba sesosok tubuh meraih tangan kananku,mencium dan menumpahkam seluruh bendungan mata air di kedalaman matanya. Dengano mengandalkan lututnya sebagai tumpuan,bahunya terlihat bergerak-gerak tidak teratur menahan tangisnya yang sesenggukan. Suara yang samar-samar kudengar seperti ini,
"Tolong maafkan Ade,Bu...saya banyak salah sama Ibu."
Ade,melihat sosok tinggi besar di hadapanku bagaikan memutar kembali rol film yang sama sekali tidak ingin kutontonton lagi.Terlalu menyakitkan!
***
Kala itu aku sedang mengajar di kelasnya.Pagi itu kami sedang mengoreksi PR saat Ade yang terlihat sibuk mencontoh pekerjaan temannya melontarkan sebuah kata yang sangat tidak pantas diucapkan seorang murid pada gurunya.
"..." serunya lirih sambil tatapannya menghunus ke arahku. Kudengar dia mulai menabuh genderang perang.
Aku hampir tidak bisa mempercayai pendengaranku sendiri. Bagaimana mungkin dia tega melontarkan satu kata yang sangat mendirikan bulu kudukku.
Tiba-tiba hawa panas mengelilingi tubuhku. Ada sesuatu dalam dada yang rasanya ingin kumuntahkan saat itu juga.
"Ade,keluar kamu dari kelas!"
Tanpa sadar suara menggelegar keluar dari bibirku. Saking kerasnya aku hingga terlonjak mendengar suaraku sendiri. Tak pernah aku begitu terbakar perasaan yang sulit kuungkapkan saat itu.
Kutinggalkan kelas dengan langkah tergesa menuju kantor guru,rasanya aku perlu menahan gelegak dalam dada,agar tidak meledak keluar dengan dentuman.
***
Kali kedua bertemu dengannya adalah saat di ruang BK.Mendapat poin 100 karena telah mengucapkan kata-kata yang tidak sopan kepada guru,tidak membuatnya tergerak untuk meluncurkan sebuah kata penyesalan.Bibirnya tetap terkatup rapat saat dia menyalami tanganku. Aku tahu dia hanya basa-basi dan sekedar menunaikan kewajiban. Karena sejak saat itu aku tak pernah melihat kelebat bayangnya sekalipun dalam kelasku.
***
Kali ketiga adalah saat acara Jumat Bersih. Aku mencoba menawarinya gorengan tahu dan molen depan sekolah yang kubelikan untuk mereka untuk mengganjal perut,setelah lelah bersih-bersih. Namun hanya geming yang dia tawarkan. Dan dia berlalu sambil membawa lap pel dan sapu di tangannya
***
Dan hari ini,saat semua siswa kelas XII merayakan euforia kelulusan mereka dalam balutan kebaya tradisional dan jas berdasi, aku mendapatinya tengah terguguk sambil membawa mawar merah untukku.
"Kumaafkan kau,nak!"
"Dan semoga kesuksesan selalu mengiringimu."
Hari ini kami belajar satu hal penting dalam hidup. Sebuah kata maaf yang sangat sulit untuk diminta dan diberikan,bagi dua makhluk yang bersiteru.
Cilacap,23 November 2016
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top