Thirteen


💋Mauvaise💋

   Aku merenung di dalam kamar mandi, merendam diri dalam bathtup dan sedikit berfikir tentang pertemuan besok malam.

"Apa sebaiknya aku pura-pura sakit saja agar Taeyong tidak memaksa untuk pergi?" monologku pada diriku sendiri.

Aku bangkit dan segera mengenakan bathrobe untuk menutupi tubuhku.

Taeyong sedang sibuk dengan laptopnya di atas kasur dia hanya melirik kearahku sebentar lalu kembali lagi sibuk dengan laptopnya.

Aku mendudukkan diri di ujung kasur rasa malasku datang lagi bahkan aku merasa malas untuk mengenakan baju.

"Taeyong!!" panggilku dan dibalas deheman olehnya. "Ka-kau yakin dengan rencanamu besok malam?"

Taeyong yang tadinya terlihat sibuk dengan laptopnya beralih menatapku, ia melepaskan kaca mata yang ia kenakan.

"Why not?" tanyanya padaku.

"Ah lupakan saja," ucapku dengan mengibas-ngibaskan tanganku.

Baru saja aku ingin beranjak dari dudukku Taeyong malah menarik tanganku sehingga membuatku terduduk kembali, perlahan ia menciumi ceruk leherku seakan menghisap bau tubuhku.

Taeyong sedikit menurunkan bathrobe yang aku kenakan pada lengan kananku dan mulai mengecup bagian leherku.

Sial, sekarang aku mulai tergoda lagi olehnya rasa geli dari deruan nafasnya membuat hasratku naik secara tiba-tiba.

"Unghh Taeyong huhh aku ingin mengganti bajuku," ucapku berusaha untuk menghentikan aksi liar Taeyong.

"Tidak usah di ganti," katanya sembari membalik posisiku yang tadinya membelakanginya menjadi berhadapan langsung dengan wajahnya.

Taeyong mulai melonggarkan tali bathrobeku yang melingkar pada pinggangku, tangannya mulai mengelus kulit tubuhku.

Seluruh tubuhku terasa memanas saat Taeyong mulai merebahkan tubuhku dengan lembut diatas kasur.

Taeyong menatapku sejenak menyingkirkan anak rambutku yang sesekali menempel pada wajahku, ia mulai menciumi bibirku dengan lembut lalu melepaskannya dan kembali menatap wajahku lagi.

Sekali lagi Taeyong mulai mencium bibirku sangat menuntut bahkan lidahnya terasa sangat luar biasa liar saat memaksa masuk kedalam mulutku, aku bisa merasakan air liur keluar dari mulutku sampai keleherku.

Sekarang posisi Taeyong berada diatasku dengan sebelah kakiku yang melingkar pada pahanya, aku bisa merasakan benda keras milik Taeyong semakin menegang saat bersentuhan pada pahaku.

"Unghh hmm." aku terus melengguh disela ciuman kami, tanganku perlahan mengelus lembut bagian perut Taeyong yang terasa mulai mengeras.

~ddrrtt ddrrtt~

"Ahh fuck shitt." Taeyong mengumpat pada suara ponselnya yang tiba-tiba berdering itu dan membuat kami terpaksa menghentikan sejenak kegiatan panas kami barusan.

Taeyong pergi keluar untuk mengangkat telponnya, sementara aku? Tentu saja merasa kesal juga dengan telpon itu yang sudah mengganggu acara kami berdua.

Aku sudah sangat basah keinginanku pada Taeyong semakin besar, sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu dia kembali dari mengangkat telponnya.

Tidak berapa lama Taeyong kembali masuk kedalam kamar dan mendudukan diri di ujung kasur, aku ragu untuk bertanya dan sepertinya seleranya mulai mengendur.

Lalu setelah ini aku hanya akan menahan diri saja agar tidak berakhir seperti kemaren-kemaren lagi.

"Jangan tidur dulu," ucap Taeyong mengelus lembut pahaku dan mulai naik kedaerah selangkanganku. "Kita harus selesaikan urusan kita berdua."

"Aaahh aku fikir kau sudah tidak ada gairah lagi." aku menaruh sebelah kakiku pada paha Taeyong lagi.

Ia mulai mendekat kearahku dan menindih tubuhku yang sudah berbaring pasrah dibawah kekuasaanya.

"Kau tidak mau? Apa kau memintaku untuk berhenti?" rajuk Taeyong dengan wajah memelasnya.

Sialnya jari tangannya sudah masuk kedalam lubang vaginaku dan mulai mengocok bagian bawah tubuhku.

"Aaahh tidak unghh jangan berhenti ahhh." racauku merasa cukup kacau dengan gerakan tangan Taeyong yang menjadi cepat membuat cairanku terasa ingin keluar.

"Kau menyukainya sayang? Hanya jariku saja kau sudah basah," ledek Taeyong padaku yang terus meracau merasakan nikmat sentuhannya pada tubuhku.

"Akkhhh Tae-yong ahhh aku keluar."

Aku menarik nafasku dengan tempo cepat rasanya cukup lelah tapi aku sangat menginginkan sentuhan lebih dari Taeyong.

"Kau ingin berhenti atau aku lanjutkan huh?" Taeyong berbisik seduktif pada telingaku sementara tangannya mulai meremas buah dadaku.

"I want more ahh hmmm."

Taeyong menghisap dadaku seperti bayi yang menyusu pada ibunya, tiba-tiba aku mulai berfikir untuk memiliki anak dari Taeyong.

Aku menarik wajah Taeyong dan menciumi bibirnya bahkan sesekali aku menggigit bibir bawahnya.

Taeyong terduduk sebentar nafasnya terus memburu aku bisa melihat betapa sexy dirinya saat keringat bercucuran pada tubuhnya. Tanganku mengelus pelan  benda menonjol pada celanya pendeknya, dan dengan pelan aku membantu Taeyong melepaskan celananya itu sehingga membuat junior Taeyong yang sudah menegang menyembul keluar.

Aku mulai menjilati benda itu dan mulai memasukkannya kedalam mulutku, junior Taeyong terasa membesar dalam mulutku.

"Aaahhh Miyuuu aahh." Taeyong menarik rambutku dan ikut mendorong wajahku untuk memperdalam juniornya pada mulutku.

Sebuah cairan bening keluar begitu banyak dalam mulutku, Taeyong sudah orgasme dan mengeluarkannya pada mulutku.

Aku menegak seluruh cairan Taeyong dan mulai menjilati juniornya untuk membersihkan cairan itu pada selangkangannya. Taeyong menatap wajahku dengan mesum saat aku menjilati bibirku setelah selesai membersihkan seluruh cairannya pada selangkangannya itu.

Taeyong masih dengan posisi duduknya saat aku mulai mendekat dan melebarkan pahaku memintanya untuk masuk kedalam tubuhku.

Tanpa menunggu lama lagi Taeyong langsung menancapkan benda keras dan besar itu pada lubang vaginaku dan mulai mengocoknya dalam tubuhku.

"Assshhh aaahhh unghh."

Aku memeluk tubuh Taeyong dan membenamkan wajahnya pada belahan dadaku, sementara pinggulku terus bergerak naik turun merasakan junior Taeyong yang menyatu dalam tubuhku.

"Aakkhhh unggg ahhh ahh aasshhh ahhh."

Taeyong membaringkan tubuhku dan mulai mengocok kembali isi perutku dengan juniornya membuatku melingkarkan kedua kakiku pada pinggulnya.

"Aaaahhh Tae-yonggg aaahhh Taeyong humphh aaahhh."

Aku terus meracau memanggil nama Taeyong sentuhannya benar-benar membuatku gila kali ini aku membiarkan Taeyong memasuki tubuhku tanpa pengaman dan rasanya sangat berbeda, penyatuan kami terasa nikmat aku bisa merasakan cairanku melengket pada junior Taeyong yang bergerak pada vaginaku.

"Aahhhh." Taeyong melengguh panjang saat benda besar miliknya terlepas dari lubang vaginaku dan terasa bagian pahaku menghangat setelahnya.

Taeyong tidak mengeluarkan cairannya dalam tubuhku melainkan membuang benda itu di atas tubuhku.

Ia mulai menuntunku untuk berbalik lalu meraih tanganku dan menggenggam jemari-jemari tanganku. Taeyong mulai menancapkan juniornya kembali pada lubang vaginaku dan menggenjotnya dengan tempo yang cepat lagi.

"Aaaaahh aaakkhh aaassshh unghh aaahh."

Tautan kami kembali terlepas dan sekarang Taeyong menuntunku untuk berada di atasnya.

Women on top adalah bagian kesukaan Taeyong dimana dia bisa melihat dengan jelas tubuhku dan wajah mesumku saat mendesah diatas tubuhnya.

Aku mulai mengelus perlahan junior Taeyong dan memijatnya sebentar sebelum menancapkan benda itu pada lubang vaginaku lagi, dengan tempo sedang aku mulai menggerakkan pinggulku diatas tubuh Taeyong kedua tanganku tertumpu pada dadanya sehingga membuat rambut panjangku mengibas pada tubuhnya.

"Aahh akh ahh Taeyongg ah Taeyong unghh ahhh ahh."

"Yash i'm here baby ahhh."

Taeyong mengecup puting susuku dan sesekali menggigitnya gemas bahkan ia terus menghisap dan meremasnya secara terus menerus.

"Aaakhhh cum Taeyong i'm cum ahh ahhh."

"Wait a minute, baby aaahh."

Taeyong membalik posisi dan sekarang aku berada dibawahnya lagi dengan nafas dan desahan yang kacau keluar dari mulutku sendiri.

Taeyong membenamkan wajahnya di ceruk leherku sesekali ia menghisapnya dan menggigit kulitku dengan gemas bahkan ia mulai turun dan membuat kissmark pada bagian dadaku juga.

Taeyong menatapku dan membantu menyingkirkan sebagian anak rambutku yang menutupi wajahku yang berkeringat, ia menempelkan dahinya pada dahiku sehingga nafasnya menerpa wajahku.

Aku memeluk lehernya dan menciumi bibirnya yang memerah karena sesekali aku gigit karena gemas.

"Taeyonggg ahhh aaaahhh ungghhh."

"Miyu i'm coming ahhh ahhh."

"Keluarkan di dalam ahhh ahhh."

Taeyong tersenyum enatapku dan kembali menyambar bibirku lagi ia terus menghisap bibir bawahku dan juga menggigitnya.

Taeyong menghentak dengan kuat dan mengeluarkan cairan panas itu di dalam tubuhku lalu ambruk diatas tubuhku tampa melepaskan tautan tubuh kami berdua, tubuhku terasa lengket terkena kulit Taeyong.

Aku memeluk dengan erat tubuh Taeyong dan tidak membiarkannya melepaskan diri untuk waktu yang cukup lama.

Aku sedang menangis saat ini dan aku tidak ingin Taeyong tau hal itu, aku bahagia entah karena apa aku merasa sangat bahagia setelah bercinta dengan Taeyong.

"I love you," ucapnya yang berhasil membuat tubuhku menegang.

Taeyong menatapku seakan menanti jawaban dariku. "I love you tho."

Aku dan Taeyong sama-sama tersenyum dan kembali berciuman, Taeyong menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua dan masih memeluk tubuhku dengan sangat erat.


💋💋💋


   Aku tengah menyiapkan sarapan untuk Taeyong, biasanya dia akan bangun lebih pagi dariku tapi hari ini dia masih terlelap bahkan dia tidak sadar saat aku beranjak dari sampingnya.

Sepertinya dia benar-benar kewalahan sekali, kemaren ada project besar dan dia harus menanganinya langsung dan itu cukup membuatnya lelah.

Tapi tetap saja ia cukup kuat saat bersamaku yeah selain sangat menginginkannya aku tau Taeyong akan kembali bersemangat bila sudah melakukan sex denganku.

Aku masuk kedalam kamar dengan roti dan susu untuk Taeyong, aku menaruh nampan itu di atas nangkas dan beralih menatap Taeyong yang masih tertidur pulas.

"Hei bangun ini sudah pagi tuan," ucapku sembari mengelus lembut pipinya.

Taeyong mengeliat dan menarikku kedalam pelukannya dan kembali tertidur lagi dalam pelukanku.

"Cihh apakah kita tertukar sekarang? Biasanya kau yang bangun lebih pagi."

"Aku sangat mengantuk sayang," rengeknya dengan suara parau.

"Apa sebaiknya kita tidak usah bangun saja hmm dan membatalkan pertemuan nanti malam?"

"Tidak nanti malam kita harus pergi."

Aku tertegun dan sedikit berfikir kembali, jujur saja aku sangat takut bertemu dengan keluarga Taeyong dan juga bagaimana aku bereaksi setelah melihat kedua orang tuaku nanti setelah apa yang terjadi kemaren.

Aku menciumi pucak kepala Taeyong dan membenamkan kepalanya pada dadaku, iapun tanpa menunggu persetujuanku semakin mengeratkan pelukannya pada tubuhku.

"Taeyong!!" cicitku pelan yang pastinya masih di dengar jelas oleh Taeyong sendiri. "Aku ti-tidak mau bertemu dengan orang tuaku."

Taeyong menatapku seakan bertanya 'mengapa' dan rasanya mataku mulai memanas saat aku teringat pertengkaran mereka yang terus terdengar di gendang telingaku.

Tanpa melemparkan pertanyaan Taeyong tau apa yang sedang aku fikirkan, ia langsung memelukku dan menenangkanku yang sedang menangis.



💋To be continued💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top