Six
💋Mauvaise💋
"Win, coba kau bangunkan Miyu di kamarnya," titah Beby pada kekasihnya yang baru saja keluar dari dalam kamar mereka dan sudah rapi dengan gaya santainya.
Pria bernama lengkap Dong Sicheng yang biasa dipanggil Winwin itu adalah pemilik dari sebuah restoran masakan Chinese yang sangat terkenal beberapa tahun ini, ia membangun restoran itu ketika masih jaman kuliahnya dulu hingga bertahan sampai sekarang. Winwin sangat mencintai Beby karena rasa cintanya itu ia tidak mau pulang ikut keluarganya di China.
"sayang." wajah Winwin terlihat panik saat berlari kecil mendekati Beby "Miyu, tidak ada di kamarnya."
"apa yang terjadi?" Beby yang tadinya sibuk menyiapkan sarapan meninggalkan begitu saja kegiatannya untuk menengok sahabatnya di dalam kamar tamu.
"apa dia sudah pulang?"
"tidak mungkin, dia tidak akan pulang kerumah orang tuanya lagi."
Wajah Beby menjadi pucat dia sedikit khawatir pada sahabatnya itu di tambah keadaan Miyu yang tidak memungkinkan untuk berjalan terlalu keras karena kakinya yang bengkak.
"kau coba hubungi dia."
"kau benar ahhh." Beby nenunduk lemah dan menyingkirkan ponselnya menjauh dari pandangannya sejenak. "ponsel Miyu tertinggal di rumahnya."
Winwin mengernyitkan dahinya menatap kekasihnya itu "sebaiknya aku mengantarmu kekantor saja, siapa tau Miyu malah berangkat bekerja hari ini."
Ucapan Winwin yang terdengar masuk akal itu membuat Beby menjadi semangat kembali. Beby langsung bangkit dari duduknya dan mengajak Winwin untuk bergegas pergi ke kantornya.
Tapi baru saja gadis itu ingin melangkahkan kakikan Winwin sudah menahan pergelangan tangan kekasihnya itu.
"kenapa?" tanya Beby bingung.
"kau harus sarapan dulu ingat," ucap Winwin dengan senyuman merekah pada bibirnya.
💋💋💋
Aku menjadi gelisah seharian ini karena belum melihat Miyu datang kekantor. Aku sudah menyuruh sekretarisku memanggilnya tapi teman-temannya bilang dia tidak masuk bahkan dia tidak mengangkat telpon dariku dari semalam.
Apa gadis itu pergi ke club malam lagi lalu mabuk dan di bawa oleh pria lain, oh ayolah Lee Taeyong mana mungkin hal itu terjadi pada gadis itu.
Aku terus meyakinkan diriku sendiri tapi tetap saja fikiran negatifku terus menyerangku untuk berfikir yang tidak-tidak. Fikiranku kacau saat aku mengingat bagaimana Miyu mendesah saat berada dibawahku dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya. Sumpah, aku akan membunuh siapapun yang berani meniduri gadisku itu, dia itu milikku tidak ada yang boleh mengambilnya dariku.
"tuan apa anda tidak apa-apa?"
Lamunanku buyar saat sekretarisku datang menemuiku. Aku menjadi tidak fokus hanya karena memikirkan Miyu.
"ah bagaimana dengan Miyu apa sudah ada kabar?" aku tidak peduli pada pertanyaannya aku hanya peduli pada gadisku yang tiba-tiba hilang.
"begini tuan, barusan temannya bercerita kalau dia menginap dirumahnya. Tapi, ketika pagi tadi nona Miyu pergi dari apartemennya tanpa memberi tahu."
"panggilkan temannya itu," titahku yang semakin khawatir dengan keadaan gadis bodoh itu.
Tidak berapa lama teman Miyu itu datang, gadis bertubuh tinggi dan bermata besar itu memasuki ruanganku santai. Aku tau dia sahabat Miyu dari jaman SMA hingga sekarang, pantas saja kalau dia cukup dekat dengan Miyu.
"apa kabar Beby," sapaku padanya.
"untuk apa kau bertanya tentang Miyu? Bukan kah kalian berdua tidak dekat?"
Beby menyerangku langsung dengan pertanyaan yang membuat aku sedikit membeku. Aku lupa kalau tidak ada yang tau tentang hubunganku dan Miyu di kantor.
"aku-aku dan Miyu." aku melonggarkan sedikit dasiku yang terasa mencekik leherku "kami adalah pasangan."
"tidak mungkin." Beby menatapku dengan tatapan menyidiknya.
Aku tidak tau bagaimana cara meyakinkan orang lain, aku bukan type orang yang suka berbasa basi.
"ehem aku sudah tidur dengan Miyu, sekarang apa kau percaya padaku?"
Beby menganga dan membelalakkan matanya menatapku seakan tidak percaya dengan apa yang aku bicarakan, rasanya sedikit canggung sekarang dan aku tidak tau caranya mencairkan suasana.
"dia pergi dari rumahnya semalam dengan wajah yang lebam, dan kakinya terlihat bengkak. Aku tidak tau ia kemana karena dia tidak membawa ponselnya."
Tubuhku tiba-tiba menegang mendengar penjelasan dari Beby. Kenapa gadis itu selalu ceroboh seperti ini, meninggalkan rumah tanpa membawa ponselnya sehingga membuatku berfikir yang tidak-tidak tentangnya.
💋💋💋
"hei, ada apa denganmu?"
Aku sedang melamun dalam kamarku, hari ini aku pulang kerumah orang tuaku sudah dua hari aku mencoba mencari keberadaan Miyu tapi gadis itu sangat sulit ditemukan.
"hei Taeyong kau mengabaikanku lagi." protes Klara adik perempuanku yang sepertinya sedari tadi mulai mengoceh denganku.
"jangan ganggu aku Klara, aku sedang pusing," ucapku lalu mengusap wajahku dengan kedua tanganku.
"apa yang terjadi huh? Kau tidak jadi membawa kekasihmu pada Ibu dan kau menjadi gila begini," ucap Klara lalu ia berdiri menggadap kearahku. "aku beri tahu kau sebuah rahasia."
Aku menaikkan alisku bingung menatap adikku itu.
Klara mengambil tempat untuk duduk di hadapanku. "kemaren saat aku berjalan bersama Jungkook ke sebuah toko kue."
"ayolah berhenti mengacaukan aku. Klara," sergahku yang mulai merasa lelah dengan sikap anak ini.
"dengarkan aku dulu, bodoh." kesal Klara padaku. Dia tau sendiri aku sedang pusing malah ingin mengubar kemanisan perlakuan kekasihnya denganku, tidak menarik sama sekali.
"baiklah lanjutkan."
"aku bertemu dengan kekasihmu di toko itu."
Aku melonjak dari dudukku darahku terasa memanas dan detak jantungku terasa memompa di dalam tubuhku, adikku itu baru saja mengatakan kalau dia melihat Miyu.
"dimana tempat itu?"
"di dekat kampusku, dan dia terlihat berjalan dengan sedikit pincang. Saat aku ingin menyapanya dia sudah masuk kedalam taxi." Klara menunduk lemah dihadapanku dan aku merasa seperti menemukan sebuah celah untuk cepat bertemu dengan gadis itu lagi.
"kenapa kau tidak memberitahu padaku dari kemaren?"
"I thought you're fighting, dan gadismu kabur darimu."
Aku segera mengambil jaket dan kunci mobilku dan bergegas untuk pergi mencari Miyu lagi. Prasaanku saat ini tidak karuan antara bahagia dan kesal.
"hei kau mau kemana?" tanya Klara yang melihatku terlihat buru-buru keluar dari dalam kamar.
"dia membutuhkan aku sekarang. Oh tidak maksudku aku membutuhkan dia sekarang, aku akan mencarinya."
"yeah, it's up to you bro and please, bawa kembali kakak iparku itu ya."
Aku tersenyum mendengar penuturan adik perempuanku itu, kami berdua mungkin tidak terlihat seperti saudara pada umumnya karena sering sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi, biarpun begitu kami berdua juga saudara yang saling mendukung satu sama lain.
"Taeyong!! Mau kemana kau?"
Aku mengarahkan pandanganku kearah taman dan mendapati ibuku sedang merawat bunga-bunga kesayangannya. Aku berlari kecil untuk mendekatinya.
"Mom, aku akan memjemput menantumu," ucapku lalu memberikan kecupan pada pipi kanan ibuku sebelum pergi meninggalkannya.
Aku melaimbaikan tanganku tidak lupa dengan senyuman diwajahku yang rasanya selalu ingin terukir saat aku membayangkan wajah Miyu.
Oh ayolah aku tidak pernah segila ini pada seorang gadis sebelum-sebelumnya. Miyu seperti memberikanku banyak hal aneh dengan tingkah konyolnya dan kebodohannya itu, aku tidak menyangka malah menyukai gadis minus seperti itu selain wajahnya yang membuat daya tariknya terlihat bagus hanya tubuhnya yang membuat aku menggilainya.
Aku tau banyak laki-laki yang menyukainya tapi karena dia bertingkah seperti tidak peduli akan hal itu malah membuat banyak laki-laki menyerah padanya. Aku cukup bersyukur saja akan hal itu paling tidak aku tidak memiliki banyak saingan untuk mendapatkannya.
Satu hal yang sangat aku benci tentang kenyataan bahwa Jaehyun juga menyukainya dan terus berusaha untuk mendapatkan Miyu, tapi sekarang aku tidak akan membiarkannya, dua hari aku tidak melihatnya saja rasanya hampir gila.
Dan aku selalu memikirkan bagaimana bila pria lain ada di atasnya melihat tubuhnya dan mengambil posisiku. Memikirkannya saja sudah membuatku menjadi kesal apalagi sampai terjadi bisa-bisa aku benar-benar menjadi gila.
Aku memasuki sebuat toko kue didekat kampus Klara, mengarahkan pandanganku kesemua sudut ruangan itu untuk mencari sosok Miyu.
"permisi!!" aku mendatangi kearah meja kasir untuk menanyakan apa dia tau tentang Miyu atau tidak.
"ya tuan, ada yang bisa saya bantu?"
"hmm, begini aku sedang mencari seorang gadis. Mungkin kau pernah melihatnya."
"bisa kau beritahu aku seperti apa ciri-cirinya?"
Aku meronggah kantongku untuk mengambil ponselku dan memperlihatkan foto Miyu pada pelayan itu.
"oh gadis ini!" pekiknya, pelayan itu terlihat tidak asing saat melihat foto Miyu pada ponselku.
"apa kau tau dimana dia?"
"dia sering datang kesini dalam beberapa hari ini, mungkin dia akan datang sebentar lagi."
"benarkah?" aku tidak bisa menahan rasa senangku sampai-sampai aku ingin rasanya mencium tangan bibi pelayan toko itu.
"ya!! Apakah gadis itu yang kau maksud?" pelayan itu mengarahkan tangannya kearah luar toko menunjuk kearah seorang gadis yang sedang berjalan masuk kedalam toko dengan wajah menunduk.
Aku tidak bisa bicara apapun tubuhku terasa beku dan hatiku rasanya sangat gembira, gadis itu Miyu dia benar-benar masuk kedalam toko tapi pandangannya masih fokus pada sebuah kantong belanjaan yang ia bawa.
Dia berhenti tepat di depanku lebih tepatnya di meja kasir toko dan dia masih belum sadar dengan keberadaanku. Dia menyebalkan aku rasanya ingin sekali menyerangnya sekarang dan memberikan hukuman padanya yang sudah membuat aku hampir mati karena khawatir.
"bibi tolong toblerone cake-nya satu," ucapnya dan masih bersikap acuh pada sekitarnya bahkan padaku juga.
"hei, noona apa kau tidak melihat orang di sampingmu ini?" ucapku masih mencoba bersikap sabar menghadapinya.
Ia mengangkat wajahnya dan menatapku kaget sehingga tubuhnya mundur beberapa langkah.
"Tae-Taeyong apa-"
Aku langsung memeluh tubuh pendeknya itu mengeratkan dekapanku pada tubuhnya, aku tidak peduli orang-orang yang melihat kami. Satu hal yang aku tau aku sangat merindukan Miyu.
Aku melepaskan pelukanku dan menangkupkan wajahnya yang masih terlihat kaget melihatku.
"kau kemana saja huh?" tanyaku kesal "kau tau aku sangat merindukanmu."
Miyu mengerjapkan matanya beberapa kali dia terlihat kebingungan, dan dibagian bawah mata kirinya terlihat membiru seperti korban pukulan.
"apa kau baik-baik saja?"
"ayolah Taeyong jangan begini, kau terlihat menjijikan," ucapnya yang membuat aku sedikit merasa kesal lagi.
"nona ini pesananmu."
Kami menatap bibi pelayan toko itu secara bersamaan dan pelayan itu hanya memberikan sebuah senyum simpul kearah kami berdua.
"terimakasih bi." setelah membayar pesanannya Miyu menarikku keluar dari toko itu, aku tau dia pasti merasa malu sekarang.
Aku membawanya masuk kedalam mobilku yang terparkir tidak terlalu jauh dari toko kue itu.
"kau sedang apa disini?" tanyanya pelan terdengar sedikit tegang.
"dari mana saja kau huh? Kenapa saat kau ada masalah kau tidak menenuiku?" kesalku yang membuatnya terlihat tersenyum kikuk.
"maafkan aku." dia menunduk dengan bibir mengerucut, aku menjadi tidak tahan dengan tingkah gadis ini.
Aku mengangkat dagunya dan langsung menciumi bibirnya, aku mengecup pelan bibirnya dan lidahku sedikit bermain dalam mulutnya lalu aku menahan tengkuknya untuk memperdalam ciuman kami berdua. Aku merindukan semuanya tentang gadis ini. Dan aku sangat merindukan tubuhnya.
💋To be continued💋
A/N
Dengerin sapda gue ini yah ('ー`)
Seneng gak sih gue kasih sistem kebut update??
Iya you know lah ini bentar lagi puasa ler yekali gue mesti nulis nc (っ˘̩╭╮˘̩)っ
Padahal gue nafsu nulis adegan mulu huaaa
Tunggu aku yah semuanya setelah ini akan berlanjut lagi satu bulan (ಥ_ಥ)
Eh tapi ntar gue kasih pengecualian kalo gue pengen up pas gue gak puasa hehehehe (◑‿◐)
Jangan deh ntar gue bisa di bunuh onlen yang ada. Oh iya abis ini gue janjiin satu part lagi sebelum puasa ya, tapi kalo gue inget hewhewhew
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top