Seven

💋Mauvaise💋







   Taeyong terus menciumku meskipun aku sudah beberapa kali berusaha melepaskan tautan itu dia tetap saja melancarkan aksinya tanpa henti.

Dia terus melumat bibirku dan lidahnya terus bermain di dalam mulutku, tentu saja aku membalasnya dengan hal yang sama pula mana mungkin aku menyianyiakan kesempatan seperti itu. Dan lagi aku merindukan dia dalam beberapa hari ini.

Tangannya terasa mulai masuk kedalam kaosku dan mulai mengelus lembut punggungku, perlahan ia mulai menyentuh bagian dadaku yang membuat putingku terasa mengeras.

"unghhh." aku mendorong Taeyong untuk melepaskan tautan kami.

Dia baru saja menggiggit bagian bibirku yang terluka dan rasanya perih sekali.

"apa yang kau lakukan ishh, bibirku sampai berdarah." kesalku masih berusaha menekan luka pada sudut bibirku.

"biar aku lihat."

Taeyong menghadapkan wajahku kearahnya dan sedikit menyentuh bibirku yang terluka, membuatku meringgis menahan rasa perihnya.

~chup~

"apa masih sakit?" Taeyong bertanya padaku tanpa ekspresi bersalah sedikitpun.

"lukaku baru sembuh sekarang malah seperti ini."

"baiklah maafkan aku."

Aku terdiam untuk beberapa saat dan sedikit merintih karena rasa sakitnya yang terasa seperti membakar bibirku.

"di mana kau tinggal sekarang?"

Aku menatap kearah Taeyong sebentar lalu beralih lagi pada sebuah cermin yang ada dalam genggamanku.

"aku menumpang di rumah sepupuku yang kebetulan sedang ke luar kota."

"kenapa kau tidak mencariku saat kau dalam masalah?"

Aku bungkam untuk beberapa saat, aku sedang tidak punya alasan untuk membalas ucapannya tapi aku sedang berusaha untuk mencari alasan itu.

"aku-aku hanya-" aku tidak melanjutkan kata-kataku dan menjadi terdiam kembali. "aku merasa tidak pantas saja."

Taeyong menggenggam tanganku menariknya dan meletakkan kearah dadanya, jujur aku merasa sedikit geli dengan sikapnya ini aku lebih suka Taeyong yang kasar meskipun menyakitkan hati tapi dia bersikap seadanya saja.

"Taeyong apa kau sakit?" aku menaruh tangan kiriku pada kepalanya yang membuat Taeyong menatapku malas.

"kau merusak suasana saja," kesalnya lalu menarikku untuk mendekat padanya.

Sekali lagi Taeyong mulai menciumku, ia menekan kepalaku untuk menyempitkan jarak antara kami berdua. Bibirnya terus sibuk melumat bibirku sementara lidahnya terus masuk kedalam mulutku sehingga kami menjadi saling bertukar saliva.

Tangan Taeyong mulai mengelus lembut pahaku dan perlahan tangannya seperti berusaha melepaskan resleting celanaku, sementara ciuman kami terasa semakin menggairahkan Taeyong mengangkat tubuhku kedalam pangkuannya. Perlahan tangannya mulai masuk kedalam celanaku dan mengelus lembut bokongku ketika ia sudah mulai ingin melepaskan celanaku aku menahannya yang membuat Taeyong melepaskan tautan kami dengan wajah masam.

"disini banyak orang," bisikku perlahan dan berusaha untuk pergi ke kursi penumpang disampingnya.

Taeyong diam dan tanpa banyak bicara lagi ia langsung memasang sabuk pengamannya dan meninggalkan parkiran toko itu membawaku melesat melewati jalanan kota.

Sepertinya libidonya terus meningkat saat aku tinggalkan, dia menjadi semakin aneh hanya dalam hitungan detik.


💋💋💋


  Taeyong tidak membawaku ke rumah sepupuku melainkan membawaku ke apartemennya, sekali lagi aku hanya bisa menurutinya karena dia paling tidak suka ketika aku protes.

Taeyong terlihat masuk kedalam kamarnya sementara aku lebih memilih untuk memakan Toblerone yang aku beli di toko tadi, aku duduk di atas meja dapur dan mulai memakan kueku sambil menggerakkan kakiku.

Hanya di dapur tempat paling suci di apartemen Taeyong karena dia tidak pernah menyetubuhiku di dapurnya, kecuali tentang ciuman singkat waktu itu yang membuatku menjadi semakin salah tingkah dengannya.

Taeyong tiba-tiba keluar dengan rambut basahnya yang ia keringkan dengan handuk dan dia hanya mengenakan kaos tanpa lengan, aku menatapnya takut lalu beringsut turun dari atas meja dan berdiri membelakanginya.

"sedang apa?" tanyanya yang berhasil sedikit mengagetkanku, membuatku memberikan senyuman kikuk kearahnya.

"aku sedang makan," ucapku lalu memasukkan sepotong kue pada mulutku. "kau mau?"

Taeyong menggeleng dan masuk lagi kedalam kamarnya, aku tidak mau terlalu ambil pusing toh aku sudah sering melihatnya bersikap acuh seperti itu.

Aku terus melanjutkan makanku sampai suara bunyi ponsel Taeyong cukup menggangguku, aku ragu untuk mendekat sekali lagi aku merasa tidak pantas untuk ikut campur dalam urusan pribadinya.

"Taeyong ponselmu ber-"

"angkat saja." teriaknya dalam kamar yang membuatku cukup ragu untuk melangkah mendekat kearah ponsel yang terletak di atas meja di depan tv.

Baru beberapa langkah aku sudah bisa bernafas lega karena ponselnya sudah mati lagi, mungkin aku akan membuat masalah kalau sampai mengangkat telpon dan mendapati wanita lain yang menelponnya.

"siapa yang menelpon?" tanya Taeyong saat melangkah keluar dari kamarnya.

"tidak tau belum sempat aku mengangkatnya sudah mati," ucapku acuh dan terus fokus pada potonyang-potongan kueku.

Taeyong mendekat kearahku dan berdiri tepat disampingku, sialnya aku menjadi sangat gugup rasanya sampai nafasku seperti tercekik.

"ma-mau?" tanyaku gugup sembari mengangkat piring kecil berisi sepotong Toblerone cake.

Taeyong menyingkirkan kueku dari hadapannya dan mulai menatapku lagi, jujur rasanya tubuhku jadi bergetar Taeyong yang tampan selalu membuatku bergetar.

Dia mengangkat tubuhku dan mendudukkanku diatas meja lalu memulai menciumku lagi, ia seperti sangat menikmati rasa manis kue yang tertinggal pada bibirku dengan terus melumat bibirku sangat menuntut.

"tidak buruk," ucapnya yang sudah melepaskan tautan kami berdua tadinya.

"ap-apa?" tanyaku gugup.

Taeyong langsung mengangkat tubuhku menuju kearah kamar, dan seperti biasa dia seperti sudah teracuni dengan tubuhku sepertinya.



💋💋💋


   Taeyong menindih tubuhku yang sudah tidak mengenakan pakaian sehelaipun begitu pula dengannya, ia mengelus lembut wajahku menciumi setiap inchi wajahku lalu turun kearah leherku.

"heunggg." aku melengguh saat merasakan rasa geli bercampur nikmat pada saat Taeyong menyentuh bagian payudaraku yang terasa mengeras.

Suara decihan mulutnya terdengar jelas di telingaku saat ia mulai menghisap leherku dan terus turun kearah payudaraku, tangan Taeyong mulai turun lagi kearah vaginaku yang rasanya sudah basah.

Taeyong memasukkan satu jarinya kedalam lubangku dang mengocoknya secara perlahan.

"hhhmmm uuuhhh." racauku saat aku merasakan Taeyong mulai menambah memasukkan jarinya pada lubang vaginaku.

Dibawahku Taeyong terus mengocok lubang vaginaku dengan tempo yang cepat sementara mulutnya terus bermain dengan bibirku.

"kau sangat basah." ejeknya yang aku hiraukan begitu saja karena sedikit malu. "Miyu, bagaimana dengan posisi 69?"

Aku membelalak terkejut tapi Taeyong langsung menarikku untuk duduk, ia memposisikan tubuhnya berbaring dibawahku sementara aku sudah bersiap dengan posisiku.

Aku memegangi junior Taeyong dan mengocoknya dengan tanganku dengan tempo cepat, sementara Taeyong terasa menjilati klitorisku yang mengbuatku terus mendesah dibuatnya.

"uuuhhhh aaaahhhh uuummm."

Aku memasukkan junior Taeyong kedalam mulutku yang terasa penuh dan sesak dalam mulutku. Aku memainkan joniornya dalam mulutku benda keras dan besar itu terasa mendesak dalam kerongkonganku apalagi ketika Taeyong keluar semuanya terasa penuh.

"uhukk unghh." aku menelan cairan Taeyong yang tarnyata tidak seburuk yang aku kira.

"kau tidak apa-apa?"

Aku menggeleng mengisyaratkan padanya bahwa aku baik-baik saja, lalu aku langsung berbaring dan melebarkan pahaku untuk melanjutkan permainan kami. Taeyong mulai memasukkan juniornya pada lubang vaginaku yang rasanya sangat panas pada bagian bawahku.

Taeyong memaju mundurkan pinggulnya dengan tempo yang cepat kali ini rasanya cukup sakit mungkin karena kami cukup lama tidak melakukannya.

"aaaahhh Taeyonghhhh aaaaahhh." aku memeluk kepalanya dan sedikit menarik rambutnya, biarlah aku sedikit menyiksanya kali ini.

Taeyong menciumi leherku dan tangannya masih sibuk dengan dua gundukanku yang terasa terus mengeras saat ia mulai meremasnya.

Hentakan dan gesekan antara kulit kami terdengar sangan mendominasi suara pada kamar Taeyong, tubuhku terasa panas dan keringat terus bercucuran pada tubuh kami berdua.

Taeyong menuntunku untuk berbalik memunggunginya aku menuruti semua keinginannya karena dengan begitu dia tidak akan banyak bicara.

"ahhh Miyuuuuu ughhhhh." aku mendengar ia mulai meracau memanggil namaku dan tak berapa lama ia mengeluarkan cairan panas itu lagi.

Taeyong tidak akan puas bermain kalau hanya sekali dua kali keluar, dan lagi dia sedang baik padaku kali ini karena tidak ada kata sumpah serapah keluar dari mulutnya seharian ini.

"aaaaahhh aaahhhh uuuunnggghhhhh aaaahh."

Aku keluar lagi untuk kesekian kalinya kali ini posisiku berada diatas tubuh Taeyong ia terlihat sangat menyukai bagian itu, setiap kami melakukan sex dia selalu memintaku melakukan bagianku.

Taeyong membaringkan tubuhku dan dia kembali menindih tubuhku lalu memasukkan kembali juniornya pada lubang vaginaku. Dia menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang lambat.

"unghhh Taeyonghhhh ffassterrr aaaaahhhh." racauku yang tidak tahan terus di goda olehnya.

"what? I did not aaaahhh hearhh you clearly!" serunya tidak lupa dengan seringainya yang terlihat menyebalkan.

"Taeyonghhhh brengsekk aaahhh."

"ask well hhuuuhh."

Ia masih menggerakkan pinggulnya dengan pelan yang membuatku merasa tidak tahan dengan sikapnya, bahkan beberapa kali ia melepaskan tancapan juniornya pada vaginaku yang membuatku semakin kesal.

"fuck mehhh, ughhh please aaaahhh."

Taeyong kembali menancapkan juniornya dan menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cepat.

"aaaahhh fasterhhhh aaashhh unghhh."

"do you like it hhhuuuhhh, babe."

Aku mengangguk dan kembali meraih wajahnya lalu menciumi bibirnya yang terlihat sangat menggoda untuk aku biarkan.

"Miyuuuu aaahhh i'm cominghhhh aaaahhh."

"aaaahhh me tho aaahhh, Taeyonghhhh."

Lubang vaginaku terasa panas dan penuh dengan ambruknya Taeyong diatas tubuhku, aku memeluk tubuhnya yang terasa lengket dan panas. Nafas kami masih terasa memburu permainan kali ini terasa panjang.

"Miyu, i love you."

Taeyong mencium bibirku lagi lalu membaringkan tubuhnya di sampingkku, sementara aku masih dalam mode blank merasa ucapannya seperti sebuat halusinasi bagiku. Dia memeluk tubuh nakedku dan menciumi puncak kepalaku lembut.

"jangan jauhi aku, kau hampir membuatku gila kau tau." bisiknya tangannya mengelus kepalaku lembut.

"kenapa?" aku mendongak menatapnya dengan prasaan bingung.

Ia menggigit pelan hidungku yang membuatku meringgis sakit dan memukul pelan dadanya.

"sudah aku bilang aku menyukaimu, apa itu tidak cukup?" ucapnya kesal sambil mengeratkan dekapannya. "you're mine."

Aku mengangguk dan sedikit tersenyum senang dengan membenamkan wajahku yang memerah di dadanya. Dan Taeyong kembali menciumi puncak kepalaku, setelah ini hanya aku yang akan mengetahui banyak hal tentangnya tanpa merasa ragu lagi.




💋To be continued💋

Maaf kalau terkesan buru2 karena emang kepepet waktu (⁎•̛̣̣꒶̯•̛̣̣⁎)

Sampai ketemu sebulan lagi yah dan keep voment kalo gak pengen gue unpub nih cerita

Udah baca gratis masa voment aja males sih? Sakit hati gue tau gak huhuhuhu (๑•́₋•̩̥̀๑)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top