Fourteen


💋Mauvaise💋



Aku terdiam melihat pantulan diriku pada bayangan cermin yang berada tepat dihadapanku. Sesekali aku melirik ke arah gaun berwarna peach yang diberikan Taeyong tadi pagi padaku, gaun yang ia beli khusus untukku malam ini.

Sudah hampir dua jam aku berkutat pada pikiranku yang sedikit kacau ini, aku akan bertemu dengan kedua orang tuaku setelah aku kabur dari rumah.

Dan ini sedikit gila karena kami akan langsung membahas pernikahanku dan Taeyong. Akan ada orang tua Taeyong juga disana, bagaimana kalau tiba-tiba ayah dan ibu malah ribut sendiri disana dan melupakan tujuan utama pertemuan itu karena mereka berdua pasti akan bercekcok lagi.

Memikirkannya saja aku sudah pusing apalagi kalau hal itu benar-benar terjadi? Bisa-bisa orang tua Taeyong langsung tidak setuju dengan hubungan kami berdua karena aku yang terlahir dari keluarga yang kacau.

"Sayang!! Apa kau sudah bersiap-siap?" suara Taeyong sudah terdengar dari arah luar dan aku sangat yakin sebentar lagi dia akan masuk kedalam kamar.

Taeyong yang sedang berdiri di ambang pintu menatapku dengan pandangan yang terlihat pasrah, dan dia pasti akan berusaha untuk membujukku lagi.

"Aku sedang menunggumu," ucapku memotong omongan Taeyong, dan disambut senyuman manisnya, andaikan dia itu bukan milikku mungkin aku akan jatuh cinta padanya saat melihat ia tersenyum seteduh itu.

"Kau yakin padaku," ucapnya sembari mengecup mesra dahiku lalu tangannya menyentuh wajahku yang menunduk dan sedikit cemberut, "Semua pasti akan baik-baik saja."







💋 💋💋








Saat sudah berkumpul dengan orang tuaku dan orang tua Taeyong, aku menjadi sedikit tegang aku yang duduk menghadap pada ibu Taeyong dan tidak berani untuk menatapnya, aku terus menunduk menghindari pandangan kami agar tidak saling bertemu.

"Aku dengar kalian berdua sudah tinggal bersama," ucap ibu Taeyong sembari menatapku dengan lembut, ia tersenyum ke arahku lalu beralih ke orang tuaku. "Kapan kalian akan meresmikan hubungan kalian berdua?"

~uhuk~

Aku tersedak dan dengan cepat Taeyong memberikan segelas air padaku, pandanganku tertuju pada orang tuaku yang sedang menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan.

"Makanlah dengan perlahan," tegur Taeyong sembari pengusap lembut sudut bibirku.

"Aku baru tau kalau anak laki-lakiku ini begitu romantis dan perhatian ternyata," rayu ibu Taeyong.

Hal yang dia lakukan itu membuatku malu ditambah lagi ibunya terus tersenyum melihat ke arah kami berdua.

"Sepertinya kita harus segera menetapkan tanggal pertunangan mereka dalam waktu dekat ini," tambah ayah Taeyong lagi yang membuatku semakin salah tingkah.

"Segera, segera saya akan atur semua persiapannya untuk hari bahagia itu." ibuku menatapku dan mengusap puncak kepalaku dengan lembut.

Ayahku menatapku sayu seakan menahan rasa bersalahnya.

"Saya rasa Taeyong memang lelaki yang tepat untuk putri kami," ucap ayahku pada akhirnya.

Dan Taeyong yang terlihat cukup senang mendengar percakapan itu terus melebarkan senyuman.


   Setelah makan malam selesai aku lebih memilih untuk duduk di luar duduk didekat pancuran air, semuanya baik-baik saja dan berjalan dengan lancar dan untungnya kedua orang tuaku dan orang tua Taeyong bisa berkomunikasi dengan baik.

Tiba-tiba Taeyong sudah berdiri di dekatku dan memberikan jasnya untuk menutupi tubuhku yang hanya mengenangan dress tanpa lengan.

Aku mendongak melihatnya dan tersenyum kaku. "Disini dingin."

Aku mengangguk setuju tapi tidak terlalu memperdulikan ucapannya meskipun aku tau dia sedang berusaha membujukku untuk masuk kedalam.

Taeyong akhirnya mendudukkan diri di sampingku dan merangkul tubuhku lalu menciumi wajahku dengan lembut. Awalnya dia hanya mencium pipiku lalu berpindah ke bibirku dan tangannya malah mencoba masuk kedalam pakaianku.

"Jangan disini," ucapku mengintrupsi kegiatan Taeyong yang mulai meliar barusan.

Taeyong menatapku malas lalu memeluk tubuhku dengan erat. "Ah aku jadi ingin cepat pulang," bisiknya manja.

"Taeyong hentikan itu geli," protesku berusaha menjauhkan wajahnya dari leherku yang tadinya terus ia ciumi.

"Ehem." baik aku dan Taeyong terdiam saat melihat sang pemilik suara itu adalah ayahku yang entah sejak kapan sudah berdiri tak jauh dari tempat dudukku dan Taeyong, "Boleh aku bicara sebentar dengan gadismu?"

Taeyong berdiri dan mempersilahkan ayahku untuk duduk di tempat yang ia gunakan tadinya. "Silahkan paman, aku akan masuk kedalam dulu. Nikmati waktumu dengan putrimu sekarang."

Ayah menepuk pundak Taeyong sebelum Taeyong masuk meninggalkan kami berdua yang menjadi canggung untuk waktu yang cukup lama.

"Maafkan ayah," cicitnya sedikit kaku tapi penuh penyesalan. "Ayah tidak bermaksud untuk berlaku kasar padamu."

Aku masih terdiam mendengar penuturannya, sebenarnya aku tidak marah pada perlakuan ayahku waktu itu hanya saja aku masih sedikit canggung untuk bicara dengannya saat ini.

"Ayah senang kau bisa bersama dengan orang yang tepat seperti Taeyong, dia terlihat baik bahkan lebih baik dari ayah."

"Ayah aku tetap menyanyangimu meskipun ada pria lain dihidupku nantinya, kau tetaplah pria terbaik yang pernah aku temui. Meskipun kau sedikit gila, terkadang."

Ayah tersenyum dan memelukku dengan lembut, pelukan yang sudah lama tidak aku dapatkan darinya pelukan yang selalu aku rindukan selama ini.

"Aku tidak membenci ayah aku selalu menyangi ayah, kalaupun aku tidak bersama ayah dan ibu lagi aku tetap putri ayah."

"Kau akan tau bagaimana prasaan kami saat kau memilki seorang putri yang nantinya juga akan dibawa oleh lelaki asing untuk memulai hidupnya yang baru." ayahku menarik nafasnya berat sebelum melanjutkan ucapannya, "Ayah rasanya masih tidak percaya kalau ternyata tugas ayah untuk menjagamu sudah hampir selesai."

Aku memeluk ayahku dengan erat. "Ayolah ayah jangan membuatku merasa bersalah padamu."

"Apa ucapan ayah akan membuatmu membatalkan pernikahanmu huh? Jangan konyol ayah hanya merasa harus mengatakan ini padamu dan pada adikmu juga, karena sebentar lagi kau akan memiliki seorang keponakan yang lucu."

Aku membelalak mendengar penuturan ayahku tentang seorang keponakan yang berarti anak dari adikku Nabila.

Sial dia bahkan sudah hampir memiliki seorang bayi, padahal dia baru lulus kuliah beberapa bulan yang lalu.

"Apa Nabila dan Hyunjin akan menikah dalam waktu dekat ini?" tanyaku.

"Iya dan ayah akan mengantar putri bungsu ayah itu untuk memulai kehidupannya yang baru," tutur ayahku lagi dan terdiam sejenak. "Setelah itu ayah juga akan mengantarmu."

Matanya terlihat berkaca-kaca sebelum ayah menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ayah!!" tegurku lalu mengusap lengannya lembut.

"Ayah dan ibumu sudah berbaikan, kami sudah sepakat untuk hidup lebih baik lagi dan setelah pernikahanmu dan adikmu selesai kami akan memutuskan untuk pergi jalan-jalan berkeliling dunia, kami akan menjalani masa tua kami berdua. Romantis bukan?"

Aku tersenyum lalu mengangguk setuju, sekarang aku tau kebahagiaanku datang secara bersamaan dengan hadirnya Taeyong dalam hidupku.

Lalu waktu adalah penghalang yang paling besar dalam perjalanan ini.


💋💋💋


   Pagi ini menjadi pagi yang paling menyebalkan dalam hidupku, aku terbangun dan langsung bergegas untuk bersiap-siap bertemu dengan ibu Taeyong. Tadi malam aku tertidur dalam mobil dan aku sangat yakin Taeyong sangat kesal karena aku tidak bisa menemaninya hari ini karena harus pergi bersama ibu dan adiknya.

Biarkan saja dia sendirian di hari libur ini, lagi pula ini semua salahnya sendiri menawarkan ibunya untuk membawaku pergi bersama.

"Taeyong apa penampilanku sudah baik?" tanyaku sembari berputar-putar melihat pantulan diriku dari cermin.

"Kemari kau," titahnya dengan wajah sedikit cemberut.

"Ayolah aku harus segera pergi ibumu pasti sudah menungguku."

Taeyong tidak peduli dengan kepanikanku dia malah menarik tubuhku dan memelukku dengan sangat erat.

"Jangan pergi," rengeknya dengan manja.

"Apa yang kau lakukan huh aku harus pergi sekarang."

Taeyong malah merebahkan tubuhku lalu menindihku, dia benar-benar tidak ingin membiarkanku untuk pergi.

"Aku akan meminta pada ibu agar kegiatan kalian itu ditunda dulu. Aku sangat merindukanmu Miyu," racau Taeyong tak jelas.

"Apa?" ucapku sedikit kaget, tapi ada baiknya kalau aku mencoba membujuknya sebentar agar dia tidak merengek seperti anak kecil terus.

Aku mengalungkan tanganku pada lehernya dan menciumi bibirnya sekilas. Tapi aku lupa satu hal Taeyong paling tidak suka di pancing seperti ini dia malah akan semakin menggila.

"Ayo selesaikan satu ronde, baru kau boleh pergi."

"Tidak bisa aku bisa terlambat kau tau."

Taeyong mengerucutkan bibirnya dengan lucu sebelum dia beranjak dari tempat tidur dan beralih fokus pada ponselnya. Entah dia ingin menghubungi siapa.

"Halo, ibu!!" Taeyong melirik ke arahku sembari berbicara pada ibunya lewat telpon genggamnya itu. "Bisa kalian batalkan acara hari ini?"

"..."

"Ya aku rasa Miyu sedang tidak enak badan."

"Huh??" aku awalnya ingin memprotes tapi Taeyong menghalangiku untuk mengganggunya.

"Masih ada hari lain untuk bersenang-senang bersama ibu, sekarang dia sedang beristirahat badannya hangat."

"..."

"Baiklah sampai jumpa aku menyayangi ibu."

Taeyong mematikan telponnya dan aku langsung melotot kesal kepadanya, dia seenaknya saja membatalkan acara pergiku dan ibunya hanya untuk menemaninya di rumah.

"Kau menyebalkan," kesalku lalu membuang arah pandanganku darinya.

"Sekarang kita akan bersenang-senang berdua."

Taeyong mulai menciumi leherku dan mencoba untuk menindih tubuhku kembali, aku menahan pergerakannya karena masih kesal padanya dan lagi aku sudah berdandan yang cantik untuk hari ini. Tapi Taeyong malah mengacaukan semuanya.

Taeyong terus menciumiku tanpa henti tapi tidak aku balas seperti biasanya dia terus berusaha merayuku untuk bergairah. Sayangnya aku sedang ingin menahan diri untuk saat ini.

"Kau kesal?" aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya itu, harusnya dia sangat tau sedari pagi aku sudah mempersiapkan diri tapi dia seenaknya menghancurkan semua persiapanku itu.

"Aku sudah mempersiapkan diri kau tau, sekarang semuanya menjadi sia-sia," ucapku kesal dengan suara sedikit bergetar.

Taeyong mencium bibirku cukup lama sebelum ia berucap. "Kau pikir aku akan membiarkanmu keluar dengan penampilan secantik ini, tapi aku hanya diam dirumah menunggumu saja?"

"Akukan pergi dengan ibu dan adik perempuanmu," cicitku pelan.

"Supir ibu itu lelaki kau tau, bahkan mungkin kalian akan pergi ke tempat yang pastinya akan ada banyak pria."

"Kenapa kau jadi posesif seperti ini?"

"Karena aku mencintaimu, aku tidak mau masalah seperti Jaehyun datang lagi di kehidupan kita kau mengerti huh?"

Aku hanya diam masih di tempat yang sama diatas pangkuan Taeyong dan tanganku yang melingkar di lehernya membuatnya menjadi lebih leluasa untuk terus mencumbuku.

Aku akhirnya membalas kembali ciuman Taeyong yang tadinya hanya dia yang terus bermain sendiri. Ciuman itu menjadi semakin panas saat tangan Taeyong mulai masuk kedalam kemejaku dan melepaskan kaitan braku.

Ciuman Taeyong perlahan turun ke leherku dan secara perlahan ia melapaskan pakaian atasku tanpa menyisakan penutup pada dadaku sama sekali, bibirnya mulai menciumi buah dadaku dan sesekali ia terasa menghisapnya bahkan tangannya juga terus-terusan meremas buah dadaku.

"Ahhuungghhh."

Aku melengguh menikmati sensasi dari sentuhan Taeyong yang semakin menaikkan hasratku, ia merebahkan tubuhku secara perlahan tanpa melepaskan kegiatannya menghisap dadaku namun sekarang secara perlahan Taeyong menjilati tubuhku sampai kebatas pusatku.

Aku menahan tangannya yang sudah mencoba untuk melepaskan celana dalamku. "Tunggu dulu."

Taeyong mengernyitkan dahinya. "Kau menyuruhku untuk berhenti?" tanyanya yang tak langsung aku balas, "Jangan harap aku akan menurutinya."

Ia mulai menjilati bagian sensitif itu yang membuatku meracau dan juga terus melengguh menikmatinya. Aku sangan menyukai prasaan ini rasanya seperti meletu-letup dalam perutku.

"Taeyong aaahh kau harus ughhh hhhhmmm berjanji aahhh uummmhhh."

Wajah Taeyong yang memerah mendongak menatapku tubuhnya yang sudah half naked memanas saat bersentuhan dengan kulit tubuhku.

"Berjanji apa?" setelah bertanya seperti itu Taeyong malah kembali menciumi leherku yang berhasil membuatku mendesah merasakan sensani nikmat juga geli.

"Setelah ini kau aahh akan membiarkan uummhh akuhh pergi dengan ibumuhh aahhhmm." setelah susah payah menahan desahan aku akhirnya dapat menyelesaikan ucapanku juga.

"Aku tidak ingin berjanji, bisa saja aku menginginkanmu sampai sore nanti."

"Aaahhh fuck you unghh Lee aahh auhh ahh Taeyonggg aaahh aaahh."

Jemari nakal Taeyong berhasil masuk kedalam lubang vaginaku yang berhasil menghilangkan separo kesadaranku.

"Taeyong cepat masukkan aaahhh."

Taeyong menggesek kejantanannya pada klitorisku yang membuat cairanku serasa ingin keluar.

"Kau menginginkanku hhhmm?" dengan brengseknya Taeyong hanya memasukkan ujung kejantanannya pada lubang vaginaku yang membuatku semakin frustasi.

"Cepat sialan aaaahhh."

"Mintalah dengan baik sayangku."

Aku menelan salivaku, "I want you daddy, aaahhh please aaahhh."

"My kitty," ucap Taeyong dengan mulut busuknya itu.

Lalu dengan sengajanya ia memasukkan kejantanannya itu secara perlahan pada lubang kewanitaanku, kemudian mulai menggerakkannya secara perlahan pula.

Aku yang sudah sangat terangsang hanya bisa mengeluarkan desahan nikmat yang diciptakan oleh keusilan Taeyong.

Taeyong menarik tubuhku dan memangku tubuhku yang tertumpu pada pahanya ia menciumi dan juga menjambak rambut panjangkku, dia benar-benar membuatku kacau tak karuan.

Gesekan anatara kulit kami yang bersentuhan terdengar nakal serta desanah yang terus keluar dari mulutku membuat Taeyong semakin mencintai permainannya.

"Aaaahhh aaahh hhhhmmm uuuhhhh."

Aku memeluk kepala Taeyong diantara belahan dadaku dan tanganku meremas dengan keras kulit kepalanya, ini benar-benar gila rasanya begitu membuatku tidak ingin berhenti. Penyatuan antara kami serasa sangat nikmat apalagi ketika Taeyong mengeluarkan cairan cintanya di dalam tubuhku aku merasa sangat bahagia.

Sepertinya hari ini akan terasa panjang dan sangat sibuk untuk kami berdua, Taeyong seperti kesetanan dan sangat kuat untuk melakukannya sampai sore nanti dan itu akan membuatku melemas dan sulit untuk bangun dari tidurku esoknya.



💋To be continued💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top