3. Wedding.

Axel tertawa saat memasuki kamar Rachel. Menatap wajah Rachel yang masih tertidur meski hari telah menjelang siang. Dengan semua usaha yang Axel lakukan, akhirnya Rachel tak lagi mempunyai alasan untuk menolak pernikahan yang sudah di tetapkan. Axel mendekat, ikut merebahkan tubuhnya disamping Rachel dan memeluk tubuh Rachel yang tertidur.

"Aku menunggumu sangat lama, dear. Dan aku selalu menantikan hari itu,"

Axel mencium kening Rachel dan memainkan bulu mata lentik Rachel. Membuat Rachel menggeliat dan membuka mata secara perlahan. Axel tersenyum, memamerkan wajahnya yang tampan. Membuat Rachel membulatkan kedua matanya dan berteriak keras.

"Kyaaaaa...! Apa yang kau lakukan di kamarku, Oom?"

Axel tertawa. "Kenapa? Aku hanya menemani calon isteriku."

Wajah Rachel memanas melihat tawa Axel yang lepas. Bukannya Rachel tak tahu siapa calon suaminya. Seminggu berlalu sejak kejadian di mall itu, Rachel menjadi bualan fans Axel di media sosial. Axel yang tampan dan idola semua kaum hawa malah menjatuhkan pilihan untuk menikahinya. Rachel sempat kagum dengan Axel, namun saat mengingat kejadian yang membuatnya menyetujui pernikahan itu secara tak sengaja, Rachel menjadi murka.

Korea. Ya, hanya karena negara itu menjadi salah satu pilihan yang Axel tawarkan, Rachel lupa segalanya bahkan misinya untuk mengakhiri semua perjodohan gila yang menghancurkan masa indahnya. Rachel terikat dengan Axel tanpa sengaja dan dengan mudahnya Axel membuatnya terlena. Axel yang terkenal dingin pada wanita, bisa memperlakukan Rachel dengan sangat baik. Membuat Rachel terpesona karena Daniel tak pernah melakukan itu semua.

"Hei, dear. Kita akan telat jika kau tetap menatapku. Aku yang tampan ini, akan menjadi suamimu dan kau bisa memandangku kapan saja,"

Rachel berdecih. "Dasar Oom gila yang kepedean."

Axel mendekat. Menarik tangan Rachel dan langsung memeluk tubuh Rachel. "Mandi, atau aku mandikan?"

Rachel terbelalak dan langsung mendorong tubuh Axel. "Aku bisa mandi sendiri! Jadi, cukup keluar dari kamarku sekarang juga!" Rachel menunjuk pintu di kamarnya dan menatap kesal Axel.

Axel hanya tertawa kecil. Kembali duduk di tempat tidur Rachel dan menatap Rachel. Membuat Rachel geram dan semakin murka.

"Apa lagi yang kau tunggu, Oom?"

"Aku ingin melihatmu ganti baju," jawab Axel cepat.

Rachel menatap horror. "Kau benar-benar mesum,"

"Hahaha, ayolah. Aku juga akan melihatnya setelah menikah nanti. Ah, apa kau tak ingin melihat tubuhku? Aku punya tubuh yang bagus." Axel berdiri dan membuka kancing kemejanya. Menunjukkan otot-otot perut yang terbentuk indah.

Rachel berteriak dan langsung menutup matanya. Berlari menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu dengan keras. "Kau pria gila yang mesum!"

Axel tertawa sampai menangis. Memegang perutnya yang sakit dan menatap pintu kamar mandi yang tertutup. "Cara bagus untuk menyuruhmu mandi dan tak membantah omonganku, dear."

Siang ini Axel dan Rachel jalan berdua. Menikmati waktu berdua merupakan hal indah untuk Axel. Kini mereka tengah duduk dan makan berdua di sebuah kafe. Menjadi sorotan pengunjung yang mulai heboh karena ada Axel disana. Rachel menatap gerah sekitarnya terlebih pada tiga sosok yang selalu menatapnya. Ya, orang tersebut adalah Rania, Deva dan Armelle. Sejak pasca kejadian di mall satu minggu yang lalu, mereka sah menjadi penguntit setia Rachel dan Axel.

"Kau tak nyaman? Apa kita perlu pindah?" tawar Axel.

Rachel menggeleng. "Apa kau seterkenal itu Oom? Banyak wanita yang memperhatikanmu."

Axel tersenyum. "Mereka tak penting, dear. Habiskan makananmu karena kita akan mencoba baju pengantin kita."

"Kenapa kau memilihku?" sebuah pertanyaan yang selalu muncul di kepala Rachel akhirnya keluar.

Axel menarik satu tangan Rachel. "Karena aku mencintaimu."

Rachel tertawa. "Jangan bercanda, Oom. Kita tak pernah bertemu sebelumnya."

Axel menggeleng. "Tidak, aku mengenalmu dari umurmu tujuh tahun, dear. Aku sangat mengenalmu hingga kau akan menjadi istriku."

Rachel terbatuk. "Apa? Kapan?"

"Aku teman Luke dari dulu. Saat itu aku pernah berkunjung kerumahmu dan membawakanmu coklat. Lalu kau akan tersenyum dan memeluk tubuhku. Sejak saat itu aku terus memperhatikan dan menunggumu."

Rachel terdiam. Ia sama sekali tak ingat pernah bertemu Axel sebelumnya. "Kau phedophil mesum, Oom."

Axel tertawa. "Itu karena aku harus menjagamu untuk hidupku."

Rachel tersenyum simpul dan menunduk. Kini ia yakin dengan pilihan Axel yang telah memilihnya. Jika Axel menunggunya hingga selama itu, maka tak ada salahnya jika Rachel mencoba untuk mengenal Axel lebih dekat. Untuk memahami semua sifat Axel karena Axel adalah calon suaminya. Rachel telah mengambil sebuah keputusan. Mengenal Axel dan menjadi istri seorang Axel adalah pilihan yang telah Rachel pilih.

Waktu berlalu, Axel dan Rachel mulai sibuk menyiapkan segalanya. Mereka akan menikah di Korea dan di sebuah gedung yang orangtua Rania miliki. Rachel akan mengenakan pakaian rancangan dari orangtua Deva. Sedangkan untuk yang lainnya, Armelle yang akan membantu menyiapkan semuanya bersama Luke. Mereka telah berbaikan dan menjadi sahabat seperti dulu. Sahabat yang saling membantu dan melengkapi.

Sedangkan Daniel, beberapa hari sebelum acara pernikahan semakin dekat, Daniel datang dan meminta Rachel untuk kembali. Memohon agar Rachel membatalkan semua rencana pernikahan dan kembali menjalin hubungan dengannya. Namun dengan pasti Rachel menolak ajakan Daniel. Rachel mengatakan bahwa ia tetap akan bersama Axel yang telah menunggunya lama.

Tak terasa waktu berlalu cepat. Rachel menatap wajahnya di cermin. Rasa gugup datang menghampiri saat semua semakin dekat. Rania, Deva dan Armelle datang dan langsung memeluk Rachel. Rachel tersenyum dan tertawa saat melihat Armelle yang kelelahan karena menyiapkan segalanya.

"Kau cantik, Chel." puji Armelle.

"Iya dong, pakai baju rancangan siapa dulu," jawab Deva cepat.

"Yeee, bukan karena baju juga kali, Dev. Karena Rachel tengah jatuh cinta pada calon suaminya." Rania mencubit pinggang Rachel dan membuat Rachel malu.

"Hahaha," tawa mulai keluar dari empat sahabat yang lama tak berbincang.

"Kau tak pernah mengatakan pada kami jika mengenal Axel," Armelle masih saja selalu penasaran dengan awal pertemuan Rachel dan Axel.

Rachel tersenyum simpul. "Kalian menjauhi dan bahkan meninggalkanku. Bagaimana mungkin aku menceritakan pada kalian?"

Rania, Armelle dan Deva mengangguk. "Maafkan kami," ucap mereka bersamaan.

Mereka berpelukan dan saling mengeratkan genggaman tangan. Tak lama seseorang masuk dan memberikan isyarat pada Rachel. Bahwa telah saatnya ia keluar dan menemui calon suaminya. Rachel kembali menatap cermin dan meredakan rasa gugupnya. Rania tersenyum dan memperbaiki beberapa makeup dan aksesoris yang sedikit berantakan karena ulah pelukan tadi.

"Semua akan baik-baik saja. Jangan gugup. Cukup tersenyum manis pada mereka," Rania menggenggam tangan Rachel lembut.

"Jangan khawatir, semua akan berjalan lancar." Deva tersenyum dan mulai meraih keranjang bunga yang telah disiapkan.

"Ingat, Chel. Ada kami bersamamu," tambah Armelle yang juga mulai mengambil keranjang bunga.

Rachel mengangguk dan tersenyum. Hingga akhirnya Ayahnya datang dan memegang tangan Rachel. Membawa Rachel keluar saat taburan bunga dari teman-temannya mengiringi langkahnya. Rachel tersenyum dan menatap Axel yang tengah menunggunya. Demi apapun, Rachel berani bersumpah. Axel terlihat sangat tampan dan membuat jantung Rachel berdegup kencang. Hingga tangan Rachel beralih dalam genggaman Axel. Axel meremas lembut tangan Rachel dan berucap pelan.

"Kau sangat cantik, dear."

Blush, rona merah hadir di kedua pipi Rachel. Rachel tersenyum saat mulai menyadari ada yang menggelitik di hatinya. Puluhan kupu-kupu terbang dan menghadirkan gejolak aneh di hati Rachel. Ya, Rachel telah jatuh cinta pada suaminya. Pada sosok Axel yang baru ia kenal dan telah mengucapkan janji sakral untuk hidup bersamanya. Rachel bahagia, bahagia dengan sebuah perjodohan gila yang membawa sejuta cinta.

"Aku mencintaimu, suamiku. Axel Beavis Axton, aku akan hidup selamanya bersamamu."












The End.

===================================

Cerita ini dibuat karena adanya tugas dari grup line WattyID. Semua hasil adalah murni dari kelompok "Red Apple".

queenbe_exsly
Patriagurasi83
AnisaNurjuliyanti


Dikhususkan untuk : WearetheNoble.

Terimakasih telah meluangkan waktu untuk menbaca cerita kelompok kami. 😘😍😜

Big hug.
"Red apple"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top