MOOT: Bab 3

BAB 3


↭↭↭

Mario, tepatnya Mario Ares V. Leonidas seorang Alpha yang sangat di segani oleh makhluk immortal lainnya karena kehebatannya. Pemimpin sebuah pack besar di sana, yang bernama Golden Blood Moon Pack.

Wajah tampan yang bahkan setara dengan para dewa-dewa Olympus mampu membuat setiap kaum hawa bertekuk lutut. Walaupun begitu, dirinya tetap memegang teguh prinsip.

"Wanita yang akan ada di hatinya hanyalah mate-nya."

Dari sekian lama ia mencari matenya, kini ia sudah menemukannya. Namun, saat pertama kali bertemu Mario hanya menelan pil pahit sepahit-pahitnya. Bagaimana tidak?!

Matenya lebih memilih pria lain. Arti kata, saat matenya bersamanya wanita itu memberikan respon negative, namun saat ada pria lain yang memanggil nama wanita-nya, matenya itu menampakan wajah bersinar dan bahagia.

Ayolah, bagaimana mungkin dirinya tidak menggeram marah?! Bahkan saat melihat itu, rasanya ia ingin merobek-robek tubuh pria itu yang -menurutnya- tidak ada apa-apanya di bandingkan dirinya.

Namun, ia mencoba menahan emosinya. Karena ia tak mau memberikan kesan negative pada matenya saat pertama kali bertemu. Walau tanpa Mario sadari, pria itu telah membuat matenya sendiri mencap jelek dirinya.

Poor Mario.

Black, beta'nya serta Demian gamma'nya hanya mampu memandang sang Alpha dengan diam. Karena mereka tak ingin menyulut emosi Alpha mereka yang saat ini sedang dilanda frustasi karena jejak matenya benar-benar hilang.

Namun, Mario tetap tak percaya dan menyangka Black dan Demian tidak bekerja dengan serius. Membuat kedua bawahanya bahkan sahabatnya itu terkena bentakannya.

"Aku tidak mau tahu! Sekarang kalian harus mencarinya lagi!!!"pekik Mario frustasi. Membuat Black dan Demian meringis pelan. Jujur saja mereka tak pernah melihat sang Alpha yang biasanya tenang namun penuh aura intimidasi serta sangat perfectionis dalam segala hal. Menjadi kalut dan terkesan memerintah dengan tergesa-gesa tanpa melihat akar masalahnya.

"Tapi, Alpha. Kami sudah menyelidiki berulang kali. Namun, kami tidak menemukan mate anda yang sesuai dengan anda ceritakan."Jelas Black mencoba membuat Mario mengerti, namun mau bagaimanapun emosi Mario sedang tak stabil saat ini.

Demian mendengus pelan, "Lagi pula wanita bernama Ify sangat banyak di dunia. Tak bisakah kau tidak memberikan info yang setengah-setengah!"

Mario memejamkan kedua matanya lalu kedua tangannya mengurut kepalanya pelan. Baiklah, anggap Mario bodoh sekarang. Karena ia hanya tahu satu kata dari matenya. Yaitu nama panggilannya yang tak lain adalah Ify. Dan, Mario memaklumi jika Demian mulai melemparkan perkataan protes. Namun, sekali lagi Mario sedang emosi jadi ia hanya mendesis tajam mendengar protesan Demian.

Jika Black akan tahu bagaimana cara menanggapi Alphanya saat marah. Namun, tidak dengan Demian jika ia akan mengatakan semua secara frontal dan fakta.

"Tapi aku sudah memberitahukan aroma tubuhnya pada kalian!!!!"

Demian serta Black menghela nafas pelan, dan dengan serentak membalas perkataan sang Alpha. "Tapi kami tidak menemukan aroma seperti itu dimanapun!!!!"

Elleanor yang mengawasi ketiga pria tampan itu dari luar mulai mengetahui hal apa yang akan selanjutnya terjadi. Melihat, mate-nya Demian sudah mendengus seperti itu, dan perdebatan mereka yang seperti remaja SMA labil yang kehilangan jejak kekasihnya.

Dan, disaat seperti inilah ia harus melerai para pria dewasa yang seperti remaja labil.

Dengan cepat ia memasuki ruangan itu dan memandang ketiga pria itu horror. Membuat ketiga pria itu menampakkan cengiran mereka.

Itu tak akan berguna bung! Untuk Elle...


↭↭↭

Ekornya melingkuk-lingkuk di dasar samudera. Di belakangnya terdapat dua bayangan hitam yang melesat cepat. Wanita itu sesekali melihat kebelakang memastikan jaraknya cukup jauh. Seharusnya ia tak keluar dari daerah teritorial mermaid. Akibatnya ia di kejar oleh dua orang bayangan hitam yang akan siap menyerap jiwanya, membuat dirinya akan sama seperti siren.

Rambut merah terang panjangnya mengibar, ekornya yang merah terang bergadrasi keemasan diujung ekornya terus meliuk cepat. Sedikit lagi, ia akan sampai di gerbang Capella Marionet, menara bagian barat. Kedua matanya yang juga berwarna merah menyala dan bening seperti bola kaca memincing saat melihat Orakel Anya yang siap melemparkan sihirnya. Sontak Wanita itu menukik tajam menghindari cahaya ungu gelap yang melesat cepat lalu seperkian detik berikutnya cahaya itu menghanguskan dua bayangan hitam yang mengejarnya tadi disertai ledakan yang sangat keras.

Membuat tubuhnya membentur karang besar, namun tak membuat cedera parah kemungkinan ia hanya mengalami lebam di tubunya serta ekornya. Rasa pusing mulai menyergapnya, namun Orakel Anya lebih dulu menarik wanita itu memasuki teritorial mermaid. Setidaknya makhluk immortal manapun jika tak ada izin dari penguasa lautan tak akan bisa melewati sihir pelindung.

Sayup-sayup sebelum kesadarannya hilang. Ia mendengar Orakel Anya memanggil bantuan.

"Panggil hamba Baginda Putri Ify. Putri Elleana tak sadarkan diri, hamba menuju Capella Ocean."



↭↭↭

Mereka terdiam cukup lama setelah mendengar petuah dari wanita cantik dengan kedua mata coklatnya yang kini duduk dengan angkuhnya di depan tiga orang pria dewasa dengan perilaku tak jauh beda dengan balita berusia 4-5 tahun.


Elleanor mendengus kesal, melihat sepupunya yang tak lain dan tak bukan Mario sangat kacau dan berantakan dua minggu ini.

Elleanor bahkan masih ingat dengan jelas dua minggu lalu. Sepupunya itu pulang dengan Lucios yang sudah mengendalikan tubuhnya penuh. Menghajar beberapa omega serta warrior bahkan Black serta Demian'pun turun tangan. Melihat itu membuat banyak pertanyaan muncul di benak Elle serta Black dan Demian.

Mengapa Alpha mereka kembali ke pack dengan keadaan Lucios yang mengamuk?

Apa terjadi sesuatu setelah membereskan para rogue waktu itu?

Karena Lucios yang tak bisa di kendalikan, mereka merantai Lucios dengan rantai yang sudah terdapat mantra.

Dan dua hari setelahnya Mario sudah kembali dengan memerintah mencari seorang wanita yang dia sebut dengan matenya.

Dan dari sana mereka tahu. Jika Alpha mereka yang tak pernah lepas kemdali bisa seperti itu karena sudah menemukan matenya.

"Jadi kau sepupu tak berotak! Kau hanya bisa menyuruh! Seharusnya kau turun tangan cari sendiri bukan meratapi nasib di ruang kerja dan berpenampilan berantakan seperti ini!

Memang calon Luna'ku akan ketemu jika saja Alpha bodohnya itu masih seperti orang tak bernyawa disini?

Lagipula kau yang tahu dimana terkhir kalian berpisah! Memang Black dan Demian tahu serincinya!? Ck

Dan juga! Kau melupakan bahwa kau seorang Alpha terlebih juga kau adalah pimpinan para Alpha! Kau melupakan tugas'mu! Kau bahkan tak tahukan jika beberapa hari yang lalu Alpha dari Barat daya datang kemari meminta bantuan!?

Kau pikir calon Luna pack ini akan mau dengan Alpha yang tak bisa memimpin pack serta membimbing pack lainnya?! Ckck.."

Seakan ada yang menusuk jantungnya lalu mengeluarkannya keluar, Mario termenung telak.

Jika dipikir-pikir apa yang di katakan Ellanor ada benarnya bahkan memang sangat benar adanya.

Mario seakan melupakan semuanya, seakan ia melepas semuan tanggung jawab yang diemban nya. Bahkan ia tak tahu sama sekali dengan keadaan packnya selama dua minggu terakhir. Ia terlalu larut dalam amarah karena dirinya tak becus membawanya ke pack serta menemukannya kembali.

Rasa penyesalan menyergap relung hatinya. Betapa bodohnya ia harus menelantarkan packnya. Betapa tidak bertanggung jawabnya ia? Terlebih setelah ia mendengar Alpha pack lain meminta bantuan packnya. Ia jiga tidak tahu!? Lalu bagaimana ia bisa menjadi King of Alpha jika ia tidak menjalankan tugas yang diemban nya dengan benar?

Mario kini liput dalam keheningan dan pikirannya. Mencoba intropeksi diri lebih lagi. Mengabaikan tiga orang lainnya yang kini menatapnya dengan perasaan lega.

Elleanor tersenyum tulus. Senang jika sepupunya satu itu mendengar ucpannya.

Dan, Elleanor berharap jika sepupunya mendapatkan kebahagian dengan pasangannya.


↭↭↭



        Kedua matanya yang biasa bersinar ceria dan hangat meredup. Embun dari sisa luapan sungai kecil yang mengalir dari bendungan indah itu tertera jelas di wajah cantiknya. Jemari-jemari lentik itu menggenggam erat telapak tanganya yang kokoh dan lebih besar dari miliknya dengan erat. Rasa dingin tersalurkan dari sana.

Kedua matanya menutup perlahan. Wanita cantik nan manis itu mengela nafas lelah. Lelah terhadap semua yang di hadapinya. Lelah terhadap jalan takdir yang mencoba mempermainkannya.

"Ify janji Kak. Ify akan menjadi panutan yang baik bagi rakyat mermaid selama Kakak masih terbaring disini. Ify juga berjanji, kami semua akan mencari obat tersebut untuk Kakak. Dan, Ify akan jaga adik nakal kita Anna. Doa'kan Ify ya Kak, agar Ify dapat menjalankan semua dengan baik.

I Love you Darren..."




↭↭↭



A/N: Akhirnya saya bisa lanjut. Hope like it 💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top