MFG 8 - Think About Me ?
Setelah kejadian ciuman tadi siang yang menghebohkan seisi kantor agensinya, Lucy menjadi sangat malu untuk bertemu dengan orang-orang disana. Ya.. memang gosip akan segera berlalu terbawa angin, tapi tidak jika yang digosipkan adalah seorang bos besar seperti Anthony. Oh, sial.
"Apa kau baik-baik saja ? Kenapa wajahmu murung begitu ? Apa kau merasa kesal atas sesuatu atau_______"
"Dia melakukannya lagi, kak !! Oh.. dia sungguh sudah gila. Dia selalu menciumku didepan banyak orang dan berakhir dengan gosip setelahnya. Sial." ucap Lucy kesal sambil memasang sabuk pengamannya dengan cepat.
"Siapa yang kau maksud itu ? Oh.. apakah Anthony ? Pria itu bertindak cepat juga rupanya." ucap Nathan yang entah berihak pada siapa sebenarnya.
"Kakak membela siapa sebenarnya ? Aku atau dia ?" ucap Lucy terdengar tak terima saat ucapan kakaknya tadi terdengar seperti berpihak Anthony.
"Tentu saja kakak mendukungmu penuh. Jadi kita kemana sekarang ? Kau mau langsung pulang atau________"
"Pulang saja. Lagipula pasti Daddy ada dirumah dan bersiap untuk memarahiku, 'kan ? Aku sudah bisa menebaknya." ucap Lucy santai membjat Nathan yang mendengarnya terkikik kecil karenanya.
"Kenapa kau begitu yakin dengan itu ? Daddy sedang ada di kantornya sekarang. Sepertinya malam ini ia lembur lagi. Entah ada apa tapi tebakanku diperusahaan sepertinya sedang ada masalah. Karena itu selama beberapa hari kedepan kau jangan menyusahkan dan mengganggunya dulu, okey." ucap Nathan yang berujung membuat Lucy mengerucutkan bibirnya kecewa karena sebenarnya ia sudah berencana untuk bermanja-manja pada Daddynya jika sudah sampai dirumah nanti.
"Kurasa hari ini hari paling tidak beruntungku seumur hidup. Aku harus menandainya diponselku." ucap Lucy yang memang terdengar konyol tapi begitulah dia.
"Bagaimana kalau kita beli es krim dulu sebelum pulang. Mungkin saja suasana hatimu akan lebih baik, 'kan ?" ucap Nathan memberikan ide pada adiknya itu yang ya.. tentu saja Lucy dengan senang hati menerimanya.
"Ya. Itu ide yang bagus, kak. Aku juga mau pizza. Tidak. Fish and chips saja. Tidak. Pizza dengan keju double kedengarannya lebih baik. Lets Go !!" ucap Lucy yang tiba-tiba berubah menjadi girang disana hanya dengan mendengar kata es krim yang dikatakan kakaknya tadi. Dasar.
Nathan yang melihat adiknya senang disana hanya bisa tersenyum teduh melihatnya.
"Oh ya, aku lupa memberitahumu jika liburan keluarga kita nampaknya akan dibatalkan karena masalah kantor Daddy ini. Dan aku mau kau tidak mempermasalahkannya dan biarkan Daddy fokus dulu menangani perusahaan. Kau mengerti ?" ucap Nathan yang tentu saja membuat Lucy menatap tak percaya kakaknya itu.
"Apa ???? Tapi kak, acara liburan itu adalah satu hari dalam setahun yang sangat kutunggu dan menjadi hari favoritku. Kenapa kita tidak________"
"Hanya sekali saja, Lucy. Kakak mohon padamu untuk tidak mempermasalahkan hal ini kali ini." ucap Nathan dengan nada suara yang cukup terdengar berbeda bagi Lucy membuat wanita cantik itu diam sebentar dan,
"Berhentikan mobilnya sekarang." ucap Lucy tiba-tiba dan Nathan tahu jika sudah seperti itu pasti adiknya itu merasa marah padanya.
"Tapi Lucy, aku_______"
"Berhenti sekarang atau aku akan melompat." ancam Lucy yang Nathan tahu adiknya itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Akhirnya Nathan dengan terpaksa memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
Lucy sendiri kemudian langsung turun dengan perasaan yang kacau dan berjalan pergi menjauh dari mobil kakaknya disana.
"Apa yang kau lakukan Lucy ? Kau mau kemana lagi kali ini ? Lucy !!!" begitulah seru Nathan berniat mencegah adiknya untuk tidak naik taksi tapi terlambat. Lucy disana nampaknya merasa lebih marah dari biasanya dan memilih untuk tak mendengarkan kakaknya itu.
"Kemana lagi dia akan pergi kali ini ? Aku harus mencarinya kemana nanti ? Ah !!! Sial !!"
• • • • •
"Maaf karena menyusahkanmu lagi dengan kedatanganku kesini, Cath. Tapi aku tidak tahu harus pergi kemana lagi saat ini. Aku akan sangat menghargai bantuanmu kali ini. Sungguh. Tolong biarkan aku menginap hanya malam ini saja, ya. Tidak apa meski aku tidur disofa ini." ucap Lucy saat dia saat ini tengah duduk diruang tamu rumah teman barunya dikantor itu.
"Kenapa bicara seperti itu ? Aku senang sekali kau datang kembali kesini. Jangankan semalam, kau boleh menginap kapanpun kau mau. Dan ya, tas mu juga masih ada disini. Aku sempat bertanya-tanya kapan kau akan mengambilnya dan lihatlah kau ada disini sekarang." ucap Catherin dengan ramah disana sambil menatap Lucy yang sepertinya dalam keadaan setengah melamun disana.
"Bisakah jika kau tidak memberitahukan pada siapa-siapa jika aku sedang berada disini ? Aku sedang tidak ingin bertemu dengan keluargaku atau siapapun itu." ucap Lucy tiba-tiba setelah beberapa saat tadi wanita cantik itu hanya diam saja.
"Ya. Tentu saja. Kau bisa percaya padaku tentang itu. Emm.. apa kau sudah makan ? Kebetulan tadi aku sudah memesan pizza. Mungkin sebentar lagi akan datang. Kau tahu, biasanya pengantarnya tampan. Oh ya, kau mau minum apa ? Akan kuambilkan sebentar, ya." ucap Catherin yang sama sekali tak membuat Lucy bergeming disana.
Wanita cantik itu terlihat hanya duduk melamun saja. Ya.. hari ini ia merasa sama sekali tidak ada hal baik yang menghampirinya.
'Ini semua terjadi setelah aku bertemu dengan bos gila itu. Semua hal buruk tiba-tiba menimpaku begitu saja dan juga dengan bertubi-tubi. Sial. Kuharap setidaknya disisa hariku ini aku tidak perlu bertemu dengannya lagi.' batin Lucy dalam hati.
"Sedang memikirkanku, ya ?" bisik seseorang didekat telinganya yang tentu saja membuat Lucy tersadar dari lamunanya dan langsung berdiri dari duduknya seketika sambil menatap orang itu tajam dan juga tak percaya.
"Luc, maafkan aku tapi tiba-tiba saja bos tadi ada didepan dan memaksa masuk." begitulah ujar Catherin mencoba memberikan penjelasan pada teman barunya itu berharap Lucy mengerti.
"Tuhan sangat jahat padaku hingga membuatku bertemu denganmu lagi dan lagi. Tidak bisakah jika disisa hariku ini kau tidak muncul dihadapanku. Kau membuat moodku menjadi semakin kacau rasanya. Katakan apalagi maumu sekarang dan cepat pergi darisini." ucap Lucy yang terdengar kurang bersahabat dan memang begitulah kenyataannya.
"Kau fikir aku juga tidak punya kerjaan lain ? Perlu kau tahu jika aku sangat-sangat terpaksa datang kesini dan itu semua karena kakakmu. Dia khawatir dan menanyakan padaku, dimana keberadaanmu. Karena aku baik, aku terpaksa meninggalkan rapat di kantor hanya untuk memastikan dimana keberadaanmu. Aku mengira mungkin saja kau berada disini dan ya, ternyata aku benar. Sekarang ayo ikut aku pulang dan_______"
"Kenapa kau selalu mencampuri urusanku ? Jika aku kabur berarti aku tidak mau pulang dulu sekarang dan tidak ada yang bisa memaksaku diluar kehendakku termasuk juga dirimu. Sekarang pergi dan jangan pernah kembali kesini." ucap Lucy sambil menunjuk arah pintu rumah Catherin disana.
"Aku mencampuri urusanmu ? Sungguh kau berfikir seperti itu ? Menurutmu apa kau saja disini yang merasa tersiksa dengan semua ini ? Hidupku sebelumnya damai dan baik-baik saja sebelum kedatangan wanita kacau yang penuh dengan masalah sepertimu. Kau sadar tidak sudah membuat semua orang susah dengan tingkah konyol dan kekanakanmu ? Dan ya, apa hakmu mengusirku seperti itu ? Kau sedang tidak berada diwilayah dimana kau berkuasa, 'kan ? Ini adalah rumah karyawan magangku. Dan kurasa dia tidak keberatan aku disini. Iya, 'kan Cath ?" ucap Anthony yang kemudian dengan santai duduk disofa tempat Lucy duduk tadi kemudian menarik Lucy untuk duduk disampingnya.
Catherin hanya bisa berdiri dan memilih berada dalam eilayah yang netral saja tanoa berani berucao apapun. Ya, ia bingung harus mendukung temannya atau bosnya disana. Itu adalah pilihan yang sulit.
"Kau memang benar-benar sudah gila. Kalau begitu aku saja yang pergi sekarang." ucap Lucy yang kemudian berinisiatif untuk berdiri dari duduknya tapi,
"Lihatlah. Kau mulai lagi. Ingat ini baik-baik. Ancamanmu tidak berpengaruh sama sekali padaku. Tapi baiklah jika memang itu maumu. Kau bisa tetap duduk diam disini dan nikmati acara kaburmu ini SEMAUMU. Aku tidak mengira wanita angkuh yang sombong sepertimu hanya seorang pengecut yang suka lari dari rumah seperti ini. Sudahlah. Kurasa percuma saja berbicara dengan wanita keras kepala dan tidak punya telinga yang sehat sepertimu. Aku pergi." ucap Anthony yang memilih pergi meninggalkan Lucy yang tengah termenung ditempatnya.
Ya. Wanita cantik itu nampaknya merasa sangat tersinggung dengan ucapan Anthony barusan. Entah bagaimana tapi Lucy merasa tidak suka mendengar itu karena ia tidak seperti itu.
'Berani sekali dia meremehkanku seperti itu ? Aku hanya tidak mau pulang kerumah bukan berarti aku adalah seorang yang suka lari dari rumah. Mulut pria itu memang benar-benar menjengkelkan saat mengatakan sesuatu apapun itu. Aku akan pulang untuk membuktikan padanya jika aku tidaklah seperti itu. Ya. Akan kupikirkan untuk memberikan pelajaran padanya lain kali. Itu pasti.'
• • • • •
"Sudah kubilang berapa kali, ini bukan karena Anthony. Aku pulang karena keinginanku sendiri. Jika kakak tidak bisa berhenti mengejekku lebih baik kakak pergi saja dan tinggalkan aku sendiri disini." ucap Lucy kesal saat kakaknya tidak bisa berhenti membicarakan kepulangannya yang dihubung-hubungkan dengan Anthony sejak tadi.
Percayalah. Itu sungguh-sungguh sangat mengganggu. Lucy merasa muak mendebgar nama pria itu disebut dan rasanya kepalanya serasa panas setiap kali mendengar nama itu lagi dan lagi.
"Baiklah. Maaf. Kakak hanya senang karena untuk pertama kalinya kau mau mendengarkan seseorang selain uncle Alex yang mampu membuatmu dalam kendalinya. Itu sungguh seperti keajaiban dunia ke 10. Dan ya, seberlnarnya aku kesini karena ingin mengatakan jika__________"
"Kenapa aku tidak ikut makan malam bersama Mommy dan Daddy ? Kakak mau bilang kalau aku melakukan hal yang tidak baik dengan menyakiti hati mereka dan terlebih lagi membuat Daddy khawatir, begitu, 'kan ? Sekarang katakan kenapa aku tidak bisa melakukan itu ? Jika Daddy bisa tega membatalkan liburan kita dan juga membuatku kecewa seperti ini, kenapa aku tidak ? Lagipula makan juga tidak akan mengubah suasana hatiku saat ini." ucap Lucy malas sambil dengan santai melanjutkan perawatan kukunya disana.
"Baiklah. Kau bisa lakukan apapun yang kau mau. Aku tidak akan memaksamu lagi mulai sekarang. Kurasa adikku kini sudah bisa memutuskan keputusan apa yang baik untuknya tanpa membutuhkan bantuan dariku lagi. Kalau begitu aku_________"
"Baiklah, tinggalkan aku sendiri disini. Pergilah saja sana. Seperti semua orang yang menganggapku kekanakan, kini kakak juga beranggapan hal yang sama seperti mereka. Apa mungkin sekarang kakak sudah lelah berada disampingku sepanjang itu ? Apa aku seburuk itu ?" ucap Lucy yang kemudian turun dari ranjang dan berjalan kearah kakaknya.
"Aku tidak papa. Tinggalkan saja aku sendiri." ucap Lucy setelah dia menatap sebentar kakaknya kemudian terlihat wanita cantik itu pergi meninggalkan kakaknya dan masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya itu.
"Kakak tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja kakak tidak ingin jika_______"
Brak
Nathan disana memilih diam setelahnya saat Lucy sudah menghilang dibalik pintu dan yang berarti jika sudah seperti itu Lucy tidak akan mau mendengarkan apapun lagi darinya.
Itu memang kebiasaannya. Lucy akan mengunci diri didalam kamar mandi sampai pagi karena kesal. Terkadang saat pagi Nathan menemukan adiknya itu tertidur lelap dijacusi, terkadang juga Nathan mendapati Lucy tidak ada dimanapun karena memilih pergi pagi-pagi sekali hanya untuk menghindari bertemu dengan keluarganya.
'Aku takut jika terus seperti ini dia tidak akan percaya padaku lagi dan memilih mendatangi orang lain saat memiliki masalah. Tidak. Dia tidak boleh melakukan itu. Terlebih jika orang itu seperti Mike yang sakit itu. Aku tidak akan membiarkannya.'
• • • • •
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top