MFG 64 - Goodbye Anthony ...

Dipinggir kota, disebuah tempat bekas pabrik yang terbengkalai...

(Anggep aja itu langitnya malem ya😁)

Anthony baru saja sampai ditempat tujuannya. Ia masih tetap didalam mobilnya untuk mempelajari situasi dan kondisi disekitarnya lebih dulu.

"Disini terlalu tenang untuk seukuran markas bandit. Greg ? Kau dengar aku ? Jawab aku ! Greg ?" ucap Anthony pada alat komunikasi transparan yang terpasang rapi tak terlihat sama sekali ditelinganya.

'Ada sesuatu yang salah disini. Apakah Lucy dan anak-anak aman disana ? Kenapa perasaanku menjadi khawatir seperti ini ? Apakah tindakanku benar dengan datang kesini sendiri ?' batin Anthony dalam hati.

Anthony melihat sebentar kesekelilingnya dan semakin merasa aneh saat seingatnya dulu selalu ada 2 orang pria penjaga yang selalu berjaga didepan tapi sekarang nihil. Terlihat lenggang dan terlalu tenang, membuat Anthony semakin curiga.

'Tidak. Ini adalah tindakan yang benar. Justru dengan aku kembali dia akan melakukan hal yang lebih jauh lagi pada keluargaku, nanti. Tidak ada hal yang perlu kau takutkan. Ayo masuk sekarang An,' batin Anthony lagi dalam hati.

Perlahan tapi pasti Anthony memantapkan hatinya untuk terus melanjutkan rencana awalnya dengan masuk kedalam sana apapun yang terjadi.

Setelah keluar dari dalam mobilnya, Anthony melangkah dengan pasti masuk kedalam markas musuhnya itu dengan berusaha bersikap setenang mungkin meskipun sebenarnya ia merasa sedikit was-was.

Anthony sempat berhenti sebentar karena tersentak kaget saat mendengar suara melengking dan bising dari alat komunikasi yang terhubung dengan Greg.

'Ada apa ini ?' batin Anthony takut.

Anthony melihat kesekelilingnya untuk memastikan apakah ada kamera pengawas atau semacamnya yang mungkin tengah mengawasi pergerakannya saat ini.

'Satu disana, ada disana, disana juga. Dan satu lagi disana. Jadi itulah rencananya. Dia mau membuat film dokumenter tentang diriku ? Wow... aku sungguh sangat tersanjung,' batin Anthony dalam hati.

Anthony kemudian terlihat berjalan semakin masuk kedalam menyusuri setiap ruangan dan lorong yang sangat sepi disana, seolah bangunan terbengkalai itu memang tak berpenghuni.

Tapi Anthony juga tak akan lengah begitu saja. Ia sudah masuk kesaramg musuh yang berarti setiap langkah yang dilaluinya setelah ini pasti tidak akan mudah.

Dan tak lama kemudian, terdengar derap langkah samar-samar dari arah belakangnya membuat Anthony reflex berbalik dan mendapati 2 pria berbadan besar tepat dibelakangnya disana.

"Hebat juga kau sudah mengetahui keberadaan kami disini yang berada hampir 2 meter jauhnya dibelakngmu," ucap seorang pria dan Anthony melihat pria yang satunya lagi bertingkah aneh membuat Anthony langsung mengerti saat melihat pantulan bayangan didalam mata pria yang satunya lagi itu dan,

Syuuttt

Anthony langsung menunduk dan menghindar dari serangan orang yang tiba-tiba datang dari arah belakangnya itu.

Sebilah samurai yang harusnya tadi memenggal kepalanya, langsung menjadi salah sasaran dan melukai leher pria yang tadi menyapa Anthony pertama kali. Hal itu juga kemudian dimanfaatkan Anthony untuk sekaligus melumpuhkan orang-orang disana.

Anthony langsung menendang dua orang didepannya dan memukul mundur orang yang nyaris berhasil memenggal kepalanya itu.

Anthony merampas samurai itu sesaat sebelum orang-orang disana berhasil bangun dan megegakkan tubuh mereka lagi.

"KAU INGIN SEBUAH TONTONAN ? AKAN KUBERIKAN !!"

Slasshh

Sreekkk

Srooottt

Anthony langsung memenggal 3 kepala orang itu secara cepat dengan samurai yang sudah dirampasnya tadi, membuat dirinya terkena cipratan darah disekitar wajah, dada dan tangannya.

Tranggg

Begitulah bunyi samurai yang dilempar Anthony asal. Pria itu kini terlihat menyeramkan. Sungguh. Darah selalu membuatnya seperti itu. Kekejamannya sekali lagi bangkit.

Anthony melihat kesekelilinya dan menemukan kamera pengintai yang dicarinya. Didekatinya kamera itu dan,

"KAU SUKA TONTONAN ITU ? APAKAH KAU INGIN MEMBUNUHKU LEWAT ANAK BUAHMU ? APA KAU MENJADI SEPENGECUT ITU SEKARANG ? KIRIMKAN ORANG SEBANYAK YANG KAU PUNYA, TAPI KARENANYA AKU AKAN SEDKIT TERLAMBAT UNTUK MENDATANGIMU. TUNGGU AKU HAHAHAHA....."

Setelahnya Anthony terlihat berjalan dengan langkah lebih cepat dari yang sebelumnya untuk mencari keberadaan orang yang dicarinya itu.

Sementara itu ditempat lain...

"Aarrrrggghhhh !!!!!!"

Seseorang terlihat membanting asal semua benda didekatnya merasa marah dengan apa yang sudah dilihatnya batu saja.

Sasarannya kembali terlepas. Dan itu buruk.

"Kita akan membuat rencana baru. Bawa saja dia kemari dan pastikan kalian menangkapnya saat dia memasuki pintu itu. Tidak. Jangan ikat dia dengan apapun. Dia akan dengan mudah melepaskannya nanti. Pegangi saja dia dengan sekuat tenaga kalian. Batasi pergerakannya hingga seminim mungkin. Hanya itu caranya agar pria itu bisa dilumpuhkan. Dan bagaimana orang-orang kita yang saat ini menyerang rumahnya ? Bagaimana keadaan disana ? Apakah berhasil ? Apakah mereka mendapatkan anak dan istrinya disana ? Kenapa lama sekali ?" ucap orang yang saat ini terlihat kalut disinggasananya itu.

Seaakan penjemput nyawanya sudah didepan pintu rumahnya.

"Tenang saja Stanley, semuanya akan baik-baik saja, " ucap Simon yang langsung mendapat tatapan tajam dari orang yang dipanggilnya Stanley itu.

'Harapanku hanya satu. Anak buah andalanku akan sampai pada anak dan istrinya lebih dulu, hingga itu akan kujadikan kesempatan memecah fokus Anthony yang akhirnya nanti dengan mudahnya akan kuhabisi dia dengan mudah,'

Back to Anthony..

Peluh terlihat menetes dari wajah Anthony setelah hampir 30 menit lamanya ia berlarian kesana kemari untuk mencari seseorang tapi tak kunjung ditemukannya.

Aura membunuh terasa begitu kuat menguar dari dalam tubuhnya saat ini,membuat siapa saja yang berpapasan dengannya akan menjadi ciut nyalinya.

"Greg ! Kau disana Greg ??? Sial !"

Beberapa kali Anthony masih terlihat berusaha berkomunikasi dengan anak buahnya yang sedang menjaga anak-istrinya dirumah itu tapi nihil.

Ia tidak kunjung mendapat balasan apapun membuat perasaan Anthony menjadi semakin kalut karenanya.

Anthony kemudian memilih untuk duduk sebentar guna mengistirahatkan kakinya dan juga mengatur irama detak jantungnya.

Ia mencoba menenangkan dirinya sendiri dan juga hasrat ingin membunuhnya itu meski tidak akan semudah mengatakannya.

Hanya dengan melihat Lucy atau setidaknya mendengar suara istrinya lah, satu-satunya hal yang bisa membuatnya kembali tenang.

Tapi sekarang bahkan ia tidak tahu bagaimana kondisi istrinya itu.

'Ini harus berakhir bagaimanapun caranya. Aku harus yakin Greg bisa mengatasi situasi disana. Anak dan istriku pasti baik-baik saja,' batin Anthony dalam hati.

Saat pikiran dan hatinya sibuk memperdebatkan hal yang tak pasti tiba-tiba,

Sreeeek

Ada sebuah pintu yang tak jauh dari tempatnya sekarang terbuka dengan sendirinya yang berarti jika tuan rumah itu sendiri yang membukakan pintu untuknya.

'Wow.. secepat itu dia menyerah ?' batin Anthony curiga.

Meski merasakan ada keanehan yang terjadi disana, Anthony tetap saja bangun dan langsung masuk kedalam pintu yang baru saja terbuka tadi tapi,

Brakkk

Pintu itu langsung tertutup membuat Anthony terkejut dan bingung harus kemana karena tidak ada penerangan sedikitpun disana. Gelap. Sangat gelap.

'Dia tidak akan membuatku berhenti disini saja. Dia ingin aku pergi ketempatnya saat ini. Tapi aku tidak bisa melihat apapun. Tunggu. Aku mendengar sesuatu,' batin Anthony dalam hati.

Pria itu terlihat menggunakan dan memanfaatkan indra pendengarannya untuk membantunya mencari jalan keluar darisana. Meskipun sekali lagi ia merasakan ada keanehan.

'Jika dia sudah menyusun rencana seperti ini, bukankah berarti dia tahu aku akan datang ? Atau jangan-jangan dia memang ingin aku datang ? Tapi untuk apa ? Apa demi itu dia harus membunuh Kenzo ? Stanley... kau sudah berada diluar batas sekarang,' batin Anthony dalam hati.

Anthony mempercepat langkahnya menuju tempat sumber suara yang didengar itu dan tiba-tiba, entah cahaya silau darimana tiba-tiba datang dan beberapa orang langsung memukulinya dari berbagai arah.

Bugh

Baghh

Dugg

Daggh

Hingga saat setelah ia mendapat pukulan dibelakang kepalanya, ia jatuh pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

• • • • •

Byurrrr

Anthony langsung membuka matanya disana saat guyuran air membasahi seluruh tubuhnya.

Prok

Prok

Prok

Anthony melihat kesekelilingnya dan terlihat banyak sekali orang yang menatap kearahnya saat ini dengan pandangan merendahkan dan seolah puas karena keadaannya yang sudah tak berdaya didalam cengkeraman 4 orang pria bertubuh besar.

Didalam aula yang berukuran cukup besar itu, ia seakan siap menjadi objek kekerasan orang-orang disana yang sepertinya sudah tidak sabar untuk mengulitinya.

Anthony melihat kesekelilingnya sekali lagi dan akhirnya ia mengerti sesuatu. Simon tiba-tiba datang kerumahnya siang tadi bukanlah untuk berkunjung. Tapi pria itu berperan sebagai penyebar umpan.

"Anthony... akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama. Bagaimana kabarmu ? Apakah kau hidup dengan tenang selama 10 tahun belakangan setelah kejadian itu ? Setelah kau membunuh______"

"Aku ? Membunuh ? Kau masih sama pengecutnya seperti sepuluh tahun lalu. Belajarlah untuk mengeakui kesalahanmu sendiri, Stanley. Wajar saja jika bisnimu ini tidak kunjung berkembang sama sekali sampai sekarang. Pimpinan lemah sepertimu memang tidak bisa_____"

"DIAM !! JIKA KAU TIDAK BISA DIAM MAKA AKU AKAN_____"

"Lakukan saja apa yang kau mau. Kau pikir aku akan takut kepadamu ? Lihatlah, bahkan kau memperlakukanku terlalu berlebihan seperti ini. Aku hanya datang sendiri dan tak bersenjata, kawan. Kenapa kau menjadi setakut ini padaku ? Tidakkah kau malu pada anak buahmu disini ?" ucap Anthony yang memang sengaja mencoba membuat Stanley agar melepaskannya.

Ya, ia tahu benar jika Stanley adalah seseorang yang sangat menjaga penuh harga dirinya. Anthony jadi tahu harus melakukan dan berbuat apa untuk mengendalikan keadaan disana.

"Baiklah lepaskan saja dia. Lagipula dia bisa apa ditengah-tengah kita seperti ini. Turuti saja permintaan terakhirnya sebelum ajal menjempunya sebentar lagi," ucap Stanley yang tentu saja membuat Anthony tertawa didalam hatinya.

'Ajalku ? Kau ? Sungguh Stanley, kau masih saja terlalu percaya diri sejak dulu. Dasar bodoh,' batin Anthony dalam hati.

Anthony akhirnya dapat bernafas lega setelah dirinya akhirnya berhasil bergerak bebas kembali. Tapi seketika dibelakang kepalanya terasa nyeri mungkin karena pukulan yang didapatkannya tadi.

"Maaf atas perilaku buruk para anak buahku yang memperlakukanmu dengan sedikit kejam tadi, ya. Untuk menebus kesalahanku itu aku memiliki hadiah kecil untukmu. Lihat ini," ucap Stanley kemudian terlihat mematikan lampu seluruh ruangan itu hingga menyisakan layar proyeksi saja yang masih bersinar terang disana.

Anthony mulanya terlihat bingung saat melihat apa yang ditampilkan disana tapi beberapa detik kemudian dia langsung sadar dan mengerti apa semua itu.

"Kau lihat itu ? Ya. Orang-orangku sudah berhasil menyerang rumahmu saat ini namun sayang anak buahmu yang satu ini sulit sekali untuk kubuat buka mulut dan memberitahu dimana keberadaan istrimu itu. Aku memintamu melihatnya untuk terakhir kalinya sebelum anak buahku disana menghabisinya," ucap Stanley yang terdengar sekali jika pria itu bangga dengan hasil karya para anak buahnya itu.

Anthony hanya diam.

Bukan karena dia takut. Karena bersamaan dengan video live yang diputar dilayar besar itu tadi, Anthony juga dikejutkan dengan suara Greg yang tiba-tiba kembali terdengar didalam alat komunikasinya. Meski samar, tapi Anthony masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Maafkan aku, Tuan. Tenanglah, mereka aman. Dan tenang saja, aku baik-baik saja. Sebentar lagi. Tunggu sebentar lagi,"

Mendengar itu Anthony langsung saja terfokus pada video live itu lagi. Ya memng terlihat disana Greg terlihat sudah tak berdaya dengan luka yang penuh darah diwajah dan juga tubuhnya.

Tapi Anthony masih yakin jika Greg memintanya menunggu bukan tanpa alasan. Anak buahnya itu pasti memiliki sebuah rencana yang,

"APA YANG TERJADI ? KENAPA DISANA TIBA-TIBA MENJADI GELAP ? ROY ! HUBUNGI HELIX DISANA, SEKARANG !!"

Anthony juga sebenarnya sama bingungnya seperti semua orang disana saat siaran live dirumahnya itu tiba-tiba berubah menjadi gelap dan tak terlihat apapun lagi disana.

Tapi ia mencoba untuk tetap tenang hingga beberapa menit setelahnya siaran live itu kembali menampilkan keadaan disana tapi situasinya sudah berbalik sekarang.

Yang awalnya Greg tadi berlutut dan bersimpuh tak berdaya, kini pria itu terlihat berdiri dengan beberapa orang anak buahnya yang lain dengan memegang senjata masing-masing yang terlihat ditodongkan kearah kepala masing-masing anak buah Stanley disana.

'Bagus, Greg. Kau memanggil yang lainnya untuk datang. Aku tahu permintaanku ini berlebihan, tapi sungguh Tuhan, tolong lindungi istri dan anakku dimanapun mereka berada saat ini,' batin Anthony dalam hati.

Dorrr

Slashh

Krakkk

Sreeett

Dorrr

Dorrr

Begitulah suara tembakan, sayatan pisau dan tajamnya libasan samurai yang mengawali pembantaian didalam siaran live itu.

Sementara semua orang disana sibuk menonton, Anthony menggunakan kesempatan itu untuk mempelajari isi ruangan itu.

Dia meneliti dimana tempat senjata dan lainnya yang bisa digunakan untuknya melawan semua orang yang ada disini nanti, meski mustahil dan tidak akan mudah tapi Anthony tidak akan mati dengan percuma disana.

'Aku tahu harus melakukan apa,' batin Anthony dalam hati.

Perlahan tapi pasti Anthony melangkah mundur mendekati Stanley dan saat sudah berada didekat rivalnya itu Anthony langsung merampas remote yang tadi digunakan untuk mengatur pencahayaan disana dan dilemparkan alat itu kearah proyektor yang menampilkan video live itu dan,

Blam

Disana langsung gelap seketika.

Anthony langsung meraih sebuah kacamata infrared yang tadi sempat dilihatnya terpajang rapi didinding didekat Stanley berdiri.

"SIAPAPUN !! PERGI DAN HIDUPKAN GENERATOR CADANGAN, SEKARANG !!! ANTHONY ! KAU TIDAK AKAN DENGAN MUDAHNYA LOLOS SETELAH_____"

Arrrgggg

Bughhhh

Baghhhh

Syutttt

Takkkkk

Anthony melumpuhkan satu persatu orang yang ada disana dengan cepat dan tanpa kesulitan berarti.

Hingga tiba-tiba penerangan diruangan itu kembali menyala dan,

"Sepertinya keberuntungan memilih orang yang tepat kali ini, sekarang kau tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Lihatlah anak buahmu itu baik-baik. Kau akan segera menyusul mereka sebentar lagi," ucap Anthony yang saat ini sudah berada dibelakang Stanley yang terlihat bergetar ketakutan disana.

Tapi terlihat ditengah kebingungan dan ketakutannya, Stanley nampak berfikir keras disana. Hingga akhirnya senyuman licik pria itu terukir bersamaan dengan tatapan Stanley tertuju pada pisau kesayangan miliknya yang terpajang rapi didekatnya saat ini.

"Kau yang akan mati, ANTHONY !!!"

Stanley langsung dengan cepat mengambil pisaunya dan berbalik untuk menusuk Anthony disana dan,

"SELAMAT TINGGAL, ANTHONY !!!"

Bersambung.....

• • • • •

Maap ya, sebenernya aku mau update semalem tapi, ketiduran 🤣😂🤣😂

Ya, biar feelnya dapet gitu makanya updatenya malem 😁😁

Rasain ngegantung 🤣😂

Besok lagi 😘😘

AKUTUH TERGODA BUAT SAD ENDING. SERIUSSSS 🤣

Comment and Vote Guys ❤

Thanks for reading

LailaLk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top