MFG 63 - My Queen and Angel

"Makanan apa ini, An ? Aku mau pizza. Atau setidaknya berikan aku spageti. Aku tidak suka sup ini," ucap Lucy mengomel saat Anthony memaksanya memakan sup ayam saat dia baru saja bangun dan mengadu lapar.

"Jangan begitu, Sayang. Kita bisa makan semua makanan itu nanti tapi, sekarang makan ini dulu. Kau harus makan sayur dulu sekarang agar cepat sehat. Kau tahu apa yang dikatakan dokter tadi, kau harus banyak makan makanan bergizi. Katanya tubuhmu lemah sekali dan akan sering kelelahan jika makananmu tidak dijaga dari sekarang. Itu terdengar seperti aku kurang memperhatikanmu selama ini dan karenanya aku merasa sangat bersalah. Maafkan aku," ucap Anthony yang kemudian menunduk membuat Lucy tersenyum teduh melihat suaminya itu mengkhawatirkannya seperti itu.

"Aku hanya mencoba menggodamu untuk mencari cara menghibur diriku sendiri, An. Tentu saja aku akan makan apapun yang kau bawakan untukku, kenapa tidak ? Maaf sudah membuatmu khawatir, Sayang," ucap Lucy kemudian mencium pipi suaminya itu mesra.

"Kemarikan, aku akan makan sendiri saja. Apa Diego dan Aletta baik-baik saja ? Kurasa ini waktunya mereka tidur siang. Dan dimana Gaby ?" tanya Lucy yang langsung membuat Anthony menatap istrinya itu datar.

"Aku ? Bagaimana denganku ? Kau tidak mau menanyakan keadaanku, Sayang ?" ucap Anthony memasang ekspresi manjanya yang memang hanya Lucy saja yang pernah melihat hal itu.

"Aku sudah melihatmu dan kau baik-baik saja, An. Kau mau apalagi, hm ?" ucap Lucy yang kemudian memutuskan menyudahi acara makannya dan memilih fokus pada suaminya itu.

Anthony hanya diam dan menatap Lucy dengan tatapan yang tak bisa diartikan disana.

"Kemarilah. Tidurlah disini. Kau terlihat lelah," ucap Lucy yang tentu saja membuat Anthony senang dan langsung berbaring dipangkuan istrinya itu. Kemudian dengan tingkah manjanya, Anthony langsung memeluk pinggang istrinya posesif.

"Ada apa, hm ? Aku tahu kau ingin menyampaikan sesuatu padaku. Katakan saja, Sayang," ucap Lucy lagi sambil menyisir rambut suaminya itu sayang seperti yang selalu dilakukannya.

"Tidak ada apa-apa, Sayang. Aku hanya ingin bermanja-manja denganmu. Itu saja," ucap Anthony kemudian memejamkan matanya disana menikmati sentuhan tangan istrinya yang begitu lembut menenangkan.

"Ingat apa yang terjadi saat terkahir kali kau menyembunyikan sesuatu dariku ? Kau ingin itu terjadi lagi ?" tanya Lucy terdengar serius membuat Anthony seketika membuka matanya.

"Tentu saja tidak. Kau tidak boleh pulang ke rumah orang tuamu dengan membawa anak-anak lagi, Sayang. Tidak akan," ucap Anthony memeluk istrinya itu lebih erat.

"Kalau begitu katakan," desak Lucy.

"Sebenarnya ... aku sudah tahu siapa pembunuh Kenzo. Sayangnya, aku tidak bisa melakukan apapun pada orang ini. Maafkan aku," ucap Anthony kemudian sedikit mendongak untuk melihat reaksi istrinya.

"Jika begitu pasti orang ini sangatlah berbahaya. Kalau begitu jangan lakukan apapun. Aku tidak ingin kau terluka. Aku tidak ingin siapapun lagi menjadi korban. Aku hanya ingin hidup tenang dan bahagia bersamamu juga anak-anak. Hanya itu," ucap Lucy kemudian mencium kening suaminya itu penuh kasih.

"Aku pasti akan memikirkan sebuah cara untuk memberinya pelajaran. Jangan khawatir. Anggap saja itu sebagai peringatan juga untuknya agar dia tidak mendekati keluarga kita lagi," ucap Anthony mencoba meyakinkan istrinya.

"Tapi jika memang berbahaya sudahlah lupakan saja. Karena hal yang paling benar untuk mengantarkan kepergian seseorang adalah dengan melapangkan dada dan menerimanya. Bukan membalas dendam atas apa yang sudah terjadi padanya. Mungkin aku terlalu terbawa emosi sejak semalam karenanya tadi dipemakaman aku meminta hal yang tidak-tidak kepadamu. Sudahlah lupakan saja. Aku sudah baik-baik saja sekarang," ucap Lucy sambil tersenyum manis membuat Anthony merasa lega karenanya.

"Oh ya, aku harus pergi sebentar malam ini. Apa tidak masalah jika aku meninggalkanmu sendiri dirumah ? Atau mau kuantar ke rumah orang tuamu dulu ?" ucap Anthony yang terlihat langsung membuat ekspresi Lucy terlihat berubah curiga.

"Sudah kuperingatkan padamu jika kau menghilangkan nyawa seseorang lagi, aku tidak akan membiarkanmu mendekati anak-anakku, An. Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak akan melakukannya lagi ?" ucap Lucy tidak suka.

Ya, Anthony sudah menebak istrinya pasti akan mengatakan hal itu.

"Tidak sayang. Aku keluar untuk bertemu dengan teman lama. Bukankah aku sudah bilang jika aku memang tidak melakukan pekerjaan semacam itu lagi sekarang," ucap Anthony terdengar serius,

'Tapi anak buahku yang melakukannya,' lanjut Anthony dalam hati.

Lucy terlihat masih menatap penuh curiga kepada suaminya itu tapi beberapa detik kemudian ia menghela nafas beratnya,

"Baiklah, Sayang. Aku percaya padamu. Kalau begitu kau boleh pergi. Dan ya, aku akan dirumah saja bersama dengan anak-anak. Aku percaya penjagaan yang kau buat selama ini untuk kami tidak akan bisa ditembus oleh siapapun. Dan jika memang bisa, aku tinggal menyelamatkan diri bersembunyi diruang rahasia bawah tanah. Apa susahnya ? Aku sedang malas pergi keluar," ucap Lucy sambil memainkan jari-jari tangan suaminya itu manja,

Anthony kemudian terlihat bangun dan menatap istrinya itu dengan tersenyum aneh.

"Apa ? Oh tidak, aku tidak mau melakukannya sekarang, An. Lebih baik aku melihat Diego dan Aletta du_____"

"Kau tidak boleh kemana-kemana. Kau sepenuhnya milikku untuk beberapa jam kedepan, sayang. Itu sudah menjadi keputusanku dan kau harus mengikutinya," ucap Anthony kemudian terlihat mencoba mencuri sebuah ciuman dari bibir istrinya disana tapi,

"Aku ingin melihat anak-anak dan itu keputusan MUTLAK ku saat ini ? Kau bilang aku Ratumu, 'kan ? Jadi kau tahu harus melakukan apa sekarang," ucap Lucy setelah mendorong sedikit wajah suaminya itu yang sebelumnya sudah berjarak sangat dekat sekali dengannya.

Anthony terlihat sedih sebentar namun sedetik kemudian dia terlihat kembali ceria dan tersenyum jahil.

"Baiklah, baiklah ... Ratu dan Dewi hatiku, kali ini aku akan membiarkanmu pergi. Tapi nanti saat aku meminta jatahku LAGI, maka kau_____"

Cup

"Iya-iya, aku pasti akan menyerahkan seluruh waktuku untukmu nanti, Sayang. Jika kau butuh sesuatu atau hendak pergi nanti, cari saja aku di kamar anak-anak okay,"

Cup

Lucy memberikan ciuman perpisahan yang manis pada suaminya itu sebelum akhirnya turun dari ranjangnya dan keluar dari kamarnya.

Sementara Anthony terlihat tersenyum bahagia mendapat perlakuan manis dari istrinya itu. Rasanya ia ingin mengunci dirinya bersama istri nya didalam kamar seharian penuh dan menikmati waktu mereka berdua saja tapi, Anthony juga mengerti jika tanggung jawab, perhatian, kasih sayang dan cinta mereka kini terpaksa harus terbagi dengan hadirnya anak-anak didalam keluarga kecil mereka itu.

'Sekarang aku hanya harus menyelesaikan masalah kecil dan setelah itu kita akan bisa hidup tenang kedepannya, Sayang. Dan ya, aku akan menyelesaikannya malam ini juga,"

• • • • •

Malam harinya...

"Suruh putrimu itu pulang sekarang juga. Aku tidak mau tahu. Bagaimana bisa dia bermain diluar selama ini ? Dan kau ??? Bagaimana kau bisa dengan tenang mengijinkannya seperti ini ? Bukankah sudah kubilang untuk jangan memanjakannya ? Kau memang sulit sekali untuk diajak bekerja sama mendidik anak itu,"

"Iya-iya Sayang, jangan marah seperti itu padaku. Aku akan menelfon Connor, sekarang,"

Begitulah Lucy yang terus saja mengomeli suami nya itu karena Gaby yang ternyata belum pulang sedari siang karena pergi main keluar.

Ya, meski tahu jika putrinya itu mungkin hanya pergi bermain ke mall atau wahana bermain lainnya bersama Connor, tetap saja Lucy tidak menyukai hal ini. Sikap tidak disiplin seperti itu akan membuat putrinya menjadi pembangkang dan tidak tahu aturan suatu hari nanti. Karenanya Lucy tidak menyukainya. Mau bagaimanapun, ada batasan didalam setiap hal.

"Halo, Connor ?! Kau dimana, Bodoh !! Cepat pulangkan putriku sekarang juga. Lucy sangat marah saat ini. Jika kau tidak membawa Gaby pulang dalam 10 menit kedepan maka_____"

Dengan tidak sopannya diseberang sana langsung saja memutuskan panggilan secara sepihak.

Tapi Anthony tahu jika pasti saat ini Connor disana tengah kalut saat memikirkan apa yang akan terjadi saat dia membawa Gaby pulang nanti. Ya, tentu saja pria itu juga akan terkena amukan dari Lucy juga nanti.

Setelah memasukkan ponselnya kembali kedalam sakunya, Anthony terlihat sedikit takut untuk menatap istrinya itu.

"Bagaimana ? Kau tahu dimana mereka ? Kapan putrimu itu akan kembali ? Jangan berani-berani pergi sebelum putrimu itu KEMBALI. Kau dengar ?" ucap Lucy yang terdengar masih marah dan kesal membuat Anthony tak bisa melakukan apa-apa selain mengangguk pasrah menuruti ucapan istrinya itu.

Jadi Anthony masuk kedalam golongan suami takut istri ? Tentu saja tidak. Dia seperti itu karena dia merasa bersalah.

Setiap detik dari penantian kembalinya Connor bersama Gaby itu terasa amat sangat berat bagi Anthony. Bukan apa-apa, hanya saja ia sedang berkejar dengan waktu juga sekarang ini.

Jika ia terlambat datang maka, semua rencana yang sudah susah payah disusunnya dengan rapi itu akan berantakan. Bagaimana ini ?

"Sayang, kumohon biarkan aku pergi. Aku yakin Connor sebentar lagi akan datang dan_____"

Anthony seketika kembali terdiam saat melihat tatapan sinis istrinya yang seolah menusuk kedalam ulu hatinya menimbulkan rasa nyeri yang menyakitkan.

Dan akhirnya kali ini Anthony sudah menyerah. Ia tidak akan memperburuk keadaan lagi dan memilih untuk menunggu hingga Connor datang. Semoga saja itu tidak membutuhkan waktu yang lama.

Tin

Tin

Tin

'Thank's God !' batin Anthony saat mendengar klakson mobil datang.

"Biarkan aku saja yang_____"

"DIAM DISINI," ucap Lucy dengan penuh penekanan yang berarti tak ingin dibantah saat itu.

Tapi karena penasaran apa yang akan dilakukan istrinya itu pada Connor, Anthony akhirnya diam-diam mengikuti Lucy dari belakang.

"Jangan marahi dia, Lu. Aku yang sudah mengajaknya tadi dan Anthony mengijinkannya. Tadi siang saat aku datang untuk menjemput Bora pulang, kebetulan temanku memberiku 3 tiket gratis masuk ke wahana bermain. Kebetulan Catherin tidak bisa ikut jadi____"

"Diam dulu. Biarkan aku bicara sebentar, kak," ucap Lucy kemudian menatap putrinya yang entah sudah sejak kapan bersembunyi dibalik badan suaminya itu.

"Apa seharian tadi kau bersikap baik dan bersenang-senang sepanjang hari ? Apa kau juga sudah makan, Sayang ? Kemarilah ... Mommy sungguh tidak akan marah sama sekali," ucap Lucy mencoba membujuk putrinya itu seperti yang biasa dilakukannya.

Gaby terlihat takut dan Anthony tahu itu. Tapi tidak pernah sekalipun Anthony melihat istrinya itu salah mendidik anaknya. Jika Gaby dimarahi maka itu benar karena putrinya itu memang salah. Anthony sepenuhnya percaya pada istrinya itu.

Gaby mendongak menatap Anthony sebentar meminta pendapat dan Anthony mengangguk kecil sebagai jawaban sekaligus berusaha meyakinkan putrinya itu jika semuanya akan baik-baik saja.

Meski ragu-ragu perlahan Gaby terlihat berjalan mendekati Mommynya dan,

"Lain kali bisakah jika Gaby meninggalkan pesan atau semacamnya untuk Mommy jika ingin pergi kemanapun itu ? Mommy khawatir, Sayang. Ayo kita masuk sekarang. Diluar sini dingin. Gaby mau mandi sekarang atau besok pagi saja ?" ucap Lucy yang langsung saja membuat Connor dan Anthony disana menatap kepergian Lucy bersama Gaby disana dengan tatapan aneh tak percaya.

"Kenapa dengan istrimu ? Apa dia salah makan tadi ?" tanya Connor bingung.

"Entahlah. Apa karena tadi siang kupaksa dia makan bubur ? Sudahlah. Terima kasih sudah memulangkan Gaby tepat waktu. Aku harus pergi dulu, sekarang. Hati-hati saat kau pulang nanti ya," ucap Anthony kemudian berbalik dengan cepat kembali masuk dam langsung menuju mobilnya.

"Dimana ponselku tadi, ya ? Ini dia,"

Setelah menemukan ponselnya, Anthony langsung saja mendial nomor Ratu-nya itu untuk memberikan laporan, sambil menghidupkan mesin mobilnya.

"APA ?!!! IYA AKU TAHU KAU AKAN PERGI. SUDAH PERGI SANA !!"

Tut.. tut.. tut..

Sejak teriakan pertama istrinya itu, Anthony langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya dan ya, ia sungguh tak menyangka istrinya itu masih marah padanya.

"Jadi dia melampiaskan amarahnya padaku dan bukannya pada Gaby ? Baiklah. Begitu lebih baik. Aku bisa menangani istriku yang cantik itu besok pagi. Sekarang ayo kita pergi. Oh tunggu dulu," ucap Anthony sendiri kemudian memasukkan ponselnya kembali kedalam saku jasnya. Setelahnya Anthony terlihat menurunkan kaca mobilnya dan terlihat mengkode seseorang disana untuk menghampirinya.

"Ya, tuan ?"

"Kupercayakan keamanan keluargaku malam ini padamu. Jangan kecewakan aku, Greg," ucap Anthony pada orang kepercayaannya yang sengaja ia panggil kerumahnya untuk pertama kali untuk menjaga keluarganya malam ini.

"Tenang saja tuan, saya akan melindungi mereka bahkan jika perlu dengan nyawa saya sendiri," ucap Greg sopan seperti biasa membuat Anthony merasa lega.

"Baiklah. Aku pergi dulu sekarang," ucap Anthony kemudian menutup kembali kaca mobilnya dan melajukannya pergi dari kawasan rumahnya.

'Here we go... antara kau disana yang terbunuh atau aku yang kehilangan nyawa, kawan lamaku. Aku tidak datang bersama anak buahku lagi sekarang. Aku hanya datang seorang diri tanpa bekal dan senjata apapun kali ini. Kita lihat, apa cara licik yang akan kau gunakan kali ini ?'

• • • • •

"Kau hebat, Simon. Kau bisa dengan mudah memancingnya. Mari kita sambut tamu kita nanti dengan meriah, hahahahah ...."

"Tidak tuan. Aku hanya berusaha melakukan tugas yang kau berikan dengan sebaik-baiknya. Itulah arti dari pengabdian yang sesungguhnya. Kali ini dia akan benar-benar tamat ditangan anda," ucap Simon pada seseorang yang saat ini tengah duduk dengan santai dikursi putarnya dengan tersenyum puas seolah telah mendapatkan kemenangannya.

"Aku tahu kau bisa diandalkan. Aku akan memberikan imbalan yang kau inginkan. Selebihnya kau masih mau disini atau pergi, itu terserah padamu. Tugasmu sudah selesai disini," ucap pria itu penuh percaya diri seolah dia sudah mendapatkan semua yang dia inginkan didalam genggaman tangannya.

Sedangkan Simon, pria itu terlihat diam sebentar ditempatnya seraya memikirkan sesuatu.

'Pasti menyenangkan melihat Anthony disiksa samoai matai disini. Aku akan menikmati bagaimana nanti seorang Anthony yang angkuh dan sombong itu mengerang kesakitan dan meminta pertolonganku. Lebih baik aku tinggal saja,'

Bersambung.....

• • • • •

Hihihi... 😁😁

Gara-gara liat komen yang ngomong berasa udah kayak 1000 abad aku ga up, nih kukebut buat kamuuuuu 😉

Satu aja dulu ya. Satunya besok. Kalo inspirasiku lancar besoknya lagi satu 😁😁

Comment and Vote Guys ❤

Thanks for reading

LailaLk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top