MFG 60 - Party On
Malam harinya...
"Tidakkah menurutmu pesta ulang tahun ini terlalu berlebihan untuk Gaby, An." ucap Lucy yang masih belum menyerah juga untuk mengomentari tindakan suaminya yang menurutnya berlebihan itu sejak beberapa jam yang lalu.
"Sayang, bukankah sudah kukatakan padamu jika aku tidak bisa menolak permintaan putri kecil kita itu. Dia yang meminta semua ini. Dia ingin merayakan pesta ulang tahun dengan meriah dan juga dihadiri semua orang. Permintaannya itu tidak salah sama sekali, 'kan ? Dan ya, lihatlah dia. Dia terlihat bahagia sekali disana. Aku rela melakukan apapun demi melihat tawa bahagianya itu setiap waktu." ucap Anthony santai membuat Lucy merasa ingin sekali mencekik leher suaminya itu dengan kuat karenanya.
"Saat Gaby tumbuh menjadi seseorang yang tidak bisa diatur dan tidak terkendali, kau akan tahu nanti jika semua usaha yang kau lakukan untuk memanjakannya seperti ini adalah tindakan yang salah besar. Sudahlah aku mau bergabung dengan para wanita saja. Kau terlalu keras kepala untuk diajak bicara." ucap Lucy yang kemudian terlihat pergi begitu saja dengan membawa gelas berisi jusnya itu.
Ya, betapa malangnya wanita itu yang harus terpaksa menajdi satu-satunya orang dewasa disana yang meminum jus disana. Mau bagaimana lagi ? Itu demi kesehatan janinnya, 'kan ?
Anthony hanya tersenyum melihat kepergian istrinya yang merajuk itu dan disaat yang bersamaan dikejauhan sana ia melihat Darriel mengangkat segelas wine sedikit tinggi bermaksud menyapanya disana.
"Jadi dia marah lagi ?" ucap Darriel saat sudah berada didekatnya disana.
"Entahlah, kawan. Dia sering sekali mengomel akhir-akhir ini. Atau mungkin memang aku yang salah." ucap Anthony yang kemudian terlihat meminum gelas berisi anggurnya itu dengan santai.
"Kau mau kuberi tahu rahasia bagaimana menangani wanita hamil ? Tapi kurasa percuma saja mengatakannya padamu. Mentalmu terlalu lemah untuk itu." ucap Darriel terlihat sekali ingin mengejek Anthony disana.
"Sial, kau. Sungguh jika tidak ada siapapun disini aku akan dengan senang hati meninju wajahmu itu." ucap Anthony yang entah bagaimana bisa mengendalikan dirirnya dengan baik kali ini.
"Kau tahu, karena menjaga Lucy dulu, aku menjadi tahu banyak tentang ibu hamil. Kau ingin mendengarnya ?" ucap Darriel yang terlihat santai sambil sesekali melihat istrinya yang masih berada dalam jangkauan pandangannya disana.
"Memangnya apa yang kulakukan sedari tadi jika tidak mendengarkanmu, bodoh ?" ucap Anthony sambil melirik malas Darriel didekatnya itu.
"Baiklah, kawan. Santai saja kenapa, sih ? Begini ada dua kata ajaib yang harus selalu kau gunakan untuk menghadapi ibu hamil. Dua kata itu adalah IYA dan MAAF." ucap Darriel yang langsung membuat Anthony menatapnya bingung disana.
"Ck, memang benar kata Lucy jika kau itu pria bodoh. Jadi begini, ibu hamil itu mengalami masa dimana hormon didalam tubuhnya mengalami perubahan yang tidak menentu dan kau tidak akan pernah bisa menebak itu. Terkadang ibu hamil marah tanpa sebab meski kau tidak melakukan kesalahan apapun, dan saat itu mau atau tidak, perlu atau tidak, tetap kau harus katakan maaf padanya. Dan juga ya, mengenai semua keinginan ibu hamil itu, itu adalah bagian dimana seorang ibu hamil merasa ingin selalu mendapat perhatian dan dimanja, karenanya apapun yang dimintanya usahakan untuk selalu menjawab iya. Atau jika memang kau tidak bisa memenuhi keinginannya, sebisa mungkin untuk memberinya pengertian yang sangat-sangat halus. Kau mengerti ?" ucap Darriel membuat Anthony terlihat melamun sebentar sambil mengangguk pelan seolah memikirkan semua penjelasan Darriel dengan keras disana.
"Mendengarkanmu mengatakan semua ini, aku penasaran apakah Lucy pernah meminta sesuatu yang aneh darimu dulu ?" ucap Anthony sambil menaikkan sebelah alisnya seolah tertarik dengan jawaban Darriel selanjutnya.
"Kau tidak akan percaya ini, tapi demi dua wanita kesayanganmu itu, aku pernah hampir terkena serangan jantung karena harus menahan rasa takutku saat Lucy menyuruhku berenang bersama hiu. Tidak, jangan berpikir hiu itu jinak, kawan. Itu adalah hiu paling besar yang pernah kutemui selama hidupku dan aku bersumpah tidak akan mau lagi melakukan itu, meski siapapun yang memintaku. Sungguh." ucap Darriel bergidik ngeri membuat Anthony tertawa senang membayangkan betapa tersiksanya Darriel dulu.
"Jangan senang dulu. Siapa tahu Lucy memintamu melakukan hal yang lebih menyeramkan dari itu, nanti. Kau siap-siap saja, haha.." ucap Darriel lagi membuat tawa Anthony langsung terhenti disana.
"Sial, kau. Jangan menakut-nakutiku, bodoh. Oh iya, ngomong-ngomong selamat atas pernikahanmu, ya. Meski aku tidak yakin kau benar-benar menikah karena aku tidak melihatnya secara langsung." ucap Anthony kemudian menuangkan anggur lagi kedalam gelasnya yang sudah kosong.
"Kau meragukan pernikahanku ? Sebentar. Kau harus melihat ini. Kau akan tahu nanti betapa bahagianya aku dan Gisell dipernikahan kami." ucap Darriel kemudian terlihat sibuk dengan ponselnya dan,
"Ini. Lihat. Bukankah kami berdua terlihat serasi bersama." ucap Darriel saat menunjukkan foto pernikahannya kepada Anthony disana.
"Ya, istrimu itu memang cantik. Aku penasaran apa yang dilihatnya darimu." ucap Anthony terlihat mengejek Darriel untuk kesekian kalinya disana dan kali ini Darriel tidak tinggal diam saja.
"Sial, kau. Itu karena aku tampan. Dan dia mencintaiku." ucap Darriel setelah meninju lengan Anthony sedikit keras disana.
Darriel kemudian terlihat kembali memasukkan ponselnya kedalam saku.
"Baiklah-baiklah. Sekarang mari bersulang untuk kehidupan keluarga kita yang semoga akan selalu bahagia dan baik-baik saja." ucap Anthony samabil mengisi ulang gelas Darriel disana.
"Cheerss"
Ting
Setelahnya keduanya terlihat meminum anggur mereka masing-masing dengan santai sambil sesekali bertukar opini hingga,
"Hei, apa aku mengganggumu, sayang." ucap istri Darriel yang tiba-tiba mendantangi mereka disana.
"Tidak, kami hanya mengobrol santai, sayang. Ada apa ?" ucap Darriel yang dengan posesif langsung merangkul pinggang istrinya disana.
"Tidak, hanya saja...."
Darriel dan istrinya kemudian pergi dari sana meninggalkan Anthony sendiri, membuat pria itu seketika terlihat melihat kesana kemari untuk mencari dimana keberadaan istrinya sekarang.
"Mencariku, hm ?"
Anthony langsung saja membalikkan badannya saat mendengar suara indah istrinya yang selalu tak pernah membuatnya bosan itu.
"Ya. Kau darimana, hm ?" ucap Anthony kemudian merangkul pinggang Lucy posesif disana.
"Aku dari toilet, tadi. An, aku ingin meminta sesuatu." ucap Lucy terlihat lansung mengeluarkan jurus kerlingan mata manjanya pada Anthony disana.
"Apa, hm ? Tapi sebelum itu cium aku dulu." ucap Anthony sambil menyodorkan pipinya membuat Lucy mengerucutkan bibirnya kesal disana.
"Jadi kau mau menuruti keinginanku jika aku memberimu imbalan ? Menyebalkan sekali." ucap Lucy yang jujur sana membuat Anthony bingung dimana letak kesalahannya ?
"Baiklah-baiklah. Aku tidak akan meminta apapun untuk perminataanmu itu. Sekarang katakan apa maumu, sayangku ?" ucap Anthony terlihat berusaha untuk bersikap semanis mungkin pada istrinya disana dan,
Cup
"Kau manis sekali. Jadi begini... emm... aku ingin berdansa denganmu selagi perutku belum membuncit. Kau tau, aku tidak akan bisa berdansa dengan baik saat perutku sudah membesar nanti. Kau mau, 'kan ?" ucap Lucy sambil menatap Anthony dengan mata puppy eyes nya disana membuat Anthony merasa bingung setengah mati.
'Tadi aku minta dicium dia tidak memberikannya. Saat aku tidak memintanya, dia malah menciumku. Dan tadi setelah dia memasang wajah garang yang berarti tidak bisa dibantah, sekarang kenapa dia memasang ekspresi semanis itu ? Oh astaga, ingin sekali kucubit pipinya itu. Tapi tidak. Jangan bertindak aneh-aneh Anthony, atau dia akan marah.' batin Anthony dalam hati.
"An ! Kau mendengarkanku atau tidak sih ?" ucap Lucy kesal saat melihat suaminya itu malah melamun.
"Iya sayang, iya. Aku mendengar semuanya. Kalau begitu tunggu disini sebentar, aku akan melakukan sesuatu untukmu." ucap Anthony kemudian terlihat langsung pergi darisana menyisakan Lucy yang akhirnya terpaksa menunggu disana dengan sabar.
"Hei, kau sedang apa disini sendirian ? Dimana suamimu yang selalu mengawasimu itu ?" ucap Nathan yang entah bagaimana tiba-tiba berada disana membuat Lucy sedikit terkejut.
"Kakak sendiri sedang apa disini ? Bukankah aku minta untuk mengawasi anak-anak yang sedang bermain tadi. Jadi, kau serahkan pada siapa tugas itu akhirnya ?" ucap Lucy yang dengan santai kemudian memakan kacang almond yang ada didekatnya.
"Tentu saja pada Connor. Siapa lagi ? Dia kan yang akhir-akhir ini berusaha sekali untuk bisa merawat anak kecil ? Sekarang biar saja dia rasakan bagaimana rasanya mengurus anak-anak." ucap Nathan dengan nada suara yang terdengar kesal dan Lucy langsung saja tahu itu.
"Oh, kakakku yang manis... kau lucu sekali jika sedang kesal seperti ini. Emm.. bagaimana jika kukenalkan kakak pada seseorang yang menurutku pasti akan cocok untuk kakak, nanti. Ya, dia memang sedikit lebih muda dariku tapi dia sangat lembut dan baik hati. Coba saja berkenalan dulu dengannya. Siapa tahu kalian cocok nanti." ucap Lucy dengan harapan kakaknya akan sejutu dengan rencananya itu tapi,
"Oh, sayangku yang cantik. Terima kasih atas kemurahan hatimu itu tapi sudah cukup dengan rencana perjodohanmu itu, Lu. Lagipula aku sedang tidak mau berurusan dengan wanita dulu, sekarang." ucap Nathan kemudian terlihat meminum red wine nya dengan santai disana.
"Ya sudah. Padahal dia orang orang Eropa. Kakak tahu sendiri kan bagaimana sifat wanita disana. Lembut dan menyenangkan. Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali kakak tahu ?" ucap Lucy yang langsung saja membuat Nathan merasa penasaran disana dan,
"Kau berbohong lagi padaku, 'kan ?" ucap Nathan dengan matanya menyipit seolah tidak percaya pada adiknya itu.
"Memangnya kapan aku pernah______"
"Maaf mengganggu kak, tapi bisa kita berbicara sebentar ?"
Begitulah ucap seseorang disana menginterupsi pembicaraan antara kakak beradik itu.
"Oh, kau sayang ? Tentu saja bisa. Katakan ada apa, hm ? Apa Darriel memarahimu lagi ? Atau_____"
"Tidak-tidak. Begini, bisakah aku meminjam mobil kakak untuk keluar sebentar, kak ?" ucap Adelle dengan suara pelan yang lembut seperti biasa.
Lucy tersenyum mendengar itu sementara Nathan terlihat berpura-pura tidak peduli tapi tentu saja pria itu terang-terangan mencuri pandang kepada Adelle melalui sudut matanya disana.
"Tentu saja. Tapi ini sudah terlalu malam untukmu berkendara sendiri dan karenanya aku tidak mengizinkannya. Tapi jangan khawatir, pria tua ini akan dengan senang hati mau mengantarmu kemana saja. Benar, 'kan kak ? Kau tidak akan tega membiarkan wanita secantik dia berkendara malam-malam sendiri, 'kan ? Bagaimana jika dijalan nanti dia_____"
"Yaya baiklah. Berhentilah mengomel adikku yang manis. Baiklah aku akan menunggu diluar." ucap Nathan yang terlihat sedikit salah tingkah dari apa yang Lucy dilihat disana. Membuat wanita itu tertawa kecil karenanya.
"Kakak... kenapa merepotkan orang seperti itu. Aku menjadi tidak enak karenanya." ucap Adelle merasa bersalah disana.
"Ayolah sayang, dia kakakku. Dan sejauh yang kutahu dia memang baik dan suka direpotkan. Sudahlah, santai saja. Sekarang pergilah dan hati-hati, ok ?" ucap Lucy yang terlihat mengelus lengan Adelle lembut disana.
"Terima kasih, kak. Kau memang yang terbaik. Oh ya, tolong tangani si batu itu nanti jika dia bertanya dimana aku, ok ? Aku pergi dulu. Dah..." ucap Adelle kemudian berlari pergi keluar dengan terlihat terburu-buru disana.
Lucy terlihat memandangi kepergian Adelle disana dengan tersenyum misterius. Ya, dia berharap akan ada kabar baik begitu keduanya pulang nanti.
'Kurasa mereka akan cocok. Aku yakin.' batin Lucy bersorak dalam hati.
"This is for you, my Queen."
Awalanya Lucy terkejut saat tiba-tiba sebuah tangan melingkari perutnya dari belakang, namun sedetik kemudian pipinya merasa terbakar saat mendengar bisikan lembut suaminya itu.
Detik berikutnya terdengar alunan lagu indah entah dari mana yang memenuhi seluruh rumah membuat Lucy tersenyum bahagia disana.
The very thought of you makes my heart sing
Like an April breeze on the wings of spring
And you appear in all your splendor
My one and only love
"An.. kau_____"
"Aku memaksamu untuk berdansa denganku, tuan putri yang cantik." ucap Anthony dengan mengulurkan tangannya kepada Lucy disana.
"Dengan senang hati, tuan pemaksa." ucap Lucy dengan membungkuk anggun disana sebelum kemudian meraih uluran tangan Anthony.
Keduanya kemudian memposisikan diri bersiap berdansa disana.
"Bagaimana ? Kau suka ?" tanya Anthony yang terlihat membuat Lucy menatapnya dalam disana.
"Kau sungguh sangat mencintaiku, ya. Kenapa ?" ucap Lucy membuat Anthony mengecup pipinya gemas disana.
"Itu pertanyaan yang sulit, sayang. Andai hatiku bisa berbicara." ucap Anthony teelihat menatap istrinya itu dengan penuh cinta disana.
"Tapi maksudku berdansa tadi, cukup hanya kita berdua dan didalam kamar saja, An. Ini terlalu berlebihan." ucap Lucy membuat Anthony menggeleng pelan sambil tersenyum.
"Tidak ada yang berlebihan didalam cinta, sayang. Aku bahkan merasa bersalah karena hanya bisa melakukan ini, untukmu. Ini terasa terlalu sederhana untuk kupersembahakan kepada wanita yang sangat spesial dan berarti sepertimu." ucap Anthony membuat Lucy tersenyum bahagia mendengarnya.
Wanita itu kemudian terlihat mengalungkan kedua tangannya dileher suaminya itu dengan manja.
"Ya, kau benar. Ini memang terlalu sederhana." ucap Lucy membuat Anthony menunduk sedih disana.
"Tapi jika suamiku yang melakukannya dengan sepenuh hati, itu akan terasa amat sangat spesial melebihi hadiah apapun didunia. Terima kasih atas usahamu ini, sayang." tambah Lucy membuat Anthony tersenyum bahagia mendengarnya.
"Seharusnya aku tahu sejak lama jika Tuhan tidak mempertemukan kita secara percuma, sayang. Bagaimana bisa aku membiarkan separuh jiwaku jauh dariku selama ini ? Kau hidupku, setiap tarikan nafasku, detak jantungku, oksigen bagiku. Kumohon, apapun yang terjadi di masa depan nanti, alih-alih meninggalkanku, tolong tunjukkan jalan yang benar padaku seandainya aku tersesat didalam perjalanan cinta ini. Kau bersedia, 'kan ?" ucap Anthony terdengar sangat romantis membuat Lucy terlihat berkaca-kaca dan hanya mampu mengangguk disana.
My one and only love
My one and only love
Sungguh, lagu dansa itu membuat Lucy berkali-kali lipat merasa spesial disana. Seolah Anthony memilih lagu itu khusus untuknya. Untuk mengekspresikan rasa cintanya.
"Menunduklah sedikit." ucap Lucy pelan dan ya, tentu saja Anthony menurutinya.
Dan selanjutnya terjadilah ciuman panas yang romantis disana. Sungguh, meski didalam rumahnya itu ada banyak orang, Lucy merasa hanya ada dirinya dan suaminya saja saat ini. Waktu seolah berhenti untuk mereka.
Anthony menarik mendekat pinggang istrinya dan membalas ciuman itu dengan tidak kalah manisnya disana.
Keduanya terlihat menikmati setiap detik pagutan lembut itu dengan hati dan perasaan yang berbunga-buunga hingga,
Sreeet
Sreeet
Terasa ada sesuatu yang menarik celananya, membuat Anthony langsung melepaskan ciuman itu duluan dan,
"Gaby mengantuk dan ingin Daddy yang menemani Gaby tidur malam ini." ucap Gaby dengan wajah mengantuknya juga bibirnya yang terlihat cemberut entah karena apa.
"Uh.. kemarilah putri Daddy yang manis. Kau mengantuk, hm ? Baiklah. Ayo kita tidur, sekarang. Ucapkan selamat malam pada Mommy dan semua orang dulu." ucap Anthony setelah membawa putrinya itu kedalam gendongannya.
"Tidak mau. Gaby mau ke kamar, sekarang." ucap gadis kecil itu kemudian terlihat menyembunyikan wajahnya dileher Anthony disana.
"Tapi, sayang itu______"
"Sudahlah, An. Mungkin saja dia lelah. Tidurkan dia. Biar aku yang menemani orang-orang disini." ucap Lucy sambil mengelus punggung putrinya lembut disana.
"Aku akan segera kembali." ucap Anthony kemudian mencium kening Lucy sayang sebelum akhirnya berjalan menaiki tangga menuju lantai atas.
'Dan ya, begitulah suasana romantis itu berakhir. Aku sungguh lupa dengan si kecil manis kesayangan Daddy itu. Dan sebentar lagi akan ada si kecil manis yang lainnya. Huh... persiapkan dirimu, Lucy.'
Bersambung.....
• • • • •
Judul lagu :
My one and only love - sting
Coba dengerin deh. Romantis sumpah 😁
Lalalalala... 😁
Tolong dong kasih tahu sebaiknya cewek tuh nikah diumur berapa sih ? 😅
Covernya belom jadi maaf ya. Di part selanjutnya paling 😁
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top