MFG 56 - Insecure
Malam harinya...
"Ini obat yang kau minta. Kata Felix obat itu akan membuatmu dapat keluar dari rumah sakit dalam 3 hari jika kau meminumnya dengan teratur. Oh ya, aku juga sudah mengurung orang pengendara mobil yang hampir menabrakmu hari itu dan aku masih membiarkannya hidup sampai sekarang, karena aku tahu kau sendiri yang akan menghukumnya nanti. Dan ini adalah foto juga data lengkap bosnya. Ngomong-ngomong kemana istri cantikmu itu ? Aku tidak mau ketahuan lagi kali ini. Terkahir kali dia membuatku harus keluar lewat balkon." ucap seorang pria sambil terlihat memperhatikan jendela dan pintu dibelakangnya, seolah tengah dalam kondisi siaga.
"Tenang saja Bratt, aku menyuruhnya pulang dan dia baru akan kembali besok. Putriku juga sedang sakit jadi aku ingin dia dirumah saja dan merawatnya. Lalu katakan bagaimana bisa orang ini mengetahui identitasku. Siapa orang yang pertama kali membocorkannya ?" ucap Anthony terlihat tetap tenang disana namun percayalah, dibalik sikap tenangnya itu ada singa terluka yang siap menerkam balik mangsanya kapan saja.
"Entahlah, mungkin kau sendiri yang tidak berhati-hati selama ini. Ingat-ingat saja lagi apa kau pernah membuat kesalahan dimasa lalu yang membuatmu bertindak gegabah tanpa menggunakan otak." ucap Bratt santai yang kemudian terlihat langsung mengambil duduk dan memakan buah apel milik bosnya itu.
"Ayolah, jangan bermain teka teki seperti itu, aku_____"
Anthony tiba-tiba berhenti bicara dan diam sesaat disana.
"Ya. Itulah kesalahanmu. Tepat seperti yang kau pikirkan." ucap Bratt seolah mengetahui isi kepala Anthony disana.
"Aku tidak menyangka mereka akan sungguh mewujudkan ancaman itu. Kukira itu hanya sekedar ucapan saja." ucap Anthony sambil terlihat menampilkan senyumnya yang penuh arti.
"Bagaimana mungkin kau bisa meremehkan mereka seperti itu ? Kau sudah merenggut nyawa satu-satunya pewaris keluarga mereka, An. Bahkan kau juga membuat mereka tidak bisa melihat jasadnya selama ini. Tentu saja mereka murka dan marah." ucap Bratt yang sudah terlalu kesal dengan sikap acuh bosnya itu akan keselamatannya sendiri.
"Aku masih menghargai keluarganya selama ini karena kupikir, hanya Johny lah yang bersalah disini. Dia membuatku kehilangan cintaku saat itu dan bagaimana mungkin aku membiarkannya hidup melihatku tersiksa perasaan bersalah ini. Dan ya, setelah kupikirkan lagi menurutku saat itu keluarganya tidak perlu merasakan murkaku juga. Tapi, aku berubah pikiran sekarang. Bereskan mereka. Satu persatu dan dimulai dari kakeknya yang suka uang dan wanita. Kau tahu bagaimana cara membereskannya kan ? Atau aku perlu mengajarimu lagi ?" ucap Anthony kemudian melempar map dan amplop coklat besar itu kepada Bratt asal dan seolah Anthony memang sengaja berniat mengenai wajah pria itu, membuat Bratt memasang wajah kesalnya disana.
"Sial kau ! Kubilang berapa kali untuk jangan bersikap seenaknya padaku !! Aku ini juga______"
"Jika kau keberatan dengan sikapku, kuminya kembalikan $1.500.000 dollar ku yang kau habiskan untuk menggelar pesta pantai 3 minggu lalu. Kau terlihat bersenang-senang disana dengan dikelilingi banyak sekali wanita sexy berbikini. Aku ingin uangku kembali dalam 2 jam dan waktunya dimulai dari sekarang." ucap Anthony sengaja ingin menyudutkan Bratt sebelum akhirnya dirinya kembali berbaring nyaman disana.
"Ba-bagaimana kau______"
"Kau pikir aku sebodoh itu ?!! Kau kira aku akan mempercayakan sepenuhnya kerajaan bisnisku padamu ?! Pergilah sekarang sebelum aku melampiaskan amarahku padamu, dasar bodoh !! Bagaimana bisa kau berpesta saat bosmu sedang koma disini ?? Kau mendoakan ku agar cepat mati, ya ?!!! Kemari kau, sialan !!" ucap Anthony semakin murka membuat Bratt akhirnya bersiap melarikan diri dari sana tapi,
Saat hendak membuka pintu, kejadian itu terulang lagi.
Seseorang terlihat berusaha membuka pintu itu dari luar membuat Bratt kebingungan disana.
"Kau mengerjaiku, bos ?! Sial kau !!" ucap Bratt yang dengan cepat berlari menuju balkon dan terpaksa keluar dari sana. Lagi.
Tapi sebelum itu, Anthony masih sempat melempar Bratt menggunakan apel dengan tepat sasaran membuat Bratt terlihat sedikit terpeleset dan entahlah apa pria itu berhasil mendarat dengan baik atau tidak dibalkon dibawah kamarnya ini.
"Kau sedang melihat apa, sayang ?" tanya Lucy dengan suara lembut yang membuat amarah Anthony yang berapi-api tadi menjadi padam seketika.
"Tidak. Tadi kurasa ada beruang hitam yang suka uang lewat dibalkon itu. Sudahlah. Apa Gaby sudah tidur ? Bagaimana keadaannya ?" ucap Anthony dengan suara sedikit keras karena sengaja agar Bratt mendengar ejekannya itu.
Lucy sendiri yang mendengar bualan aneh Anthony itu hanya bisa mengangkat bahunya acuh sambil terus berjalan mendekati ranjang rawat pria yang dicintainya itu.
"Kau tahu, sebenarnya aku sudah tertidur dengan nyenyak disebelah Gaby tadi. Aku rindu sekali tidur dengan memeluk putri manisku itu sebenarnya tapi, apa kau tahu apa yang terjadi ?" ucap Lucy setelah duduk didekat Anthony disana,
Anthony hanya tersenyum manis sambil menggelengkan kepalanya pelan disana.
"Putrimu ! Dia yang membangunkanku dan menyuruhku kesini. Katanya 'Mommy tidak boleh meninggalkan Daddy sendiri dirumah sakit, kasihan Daddy'. Huh... aku sebenarnya saat itu merasa ingin marah tapi aku tidak bisa. Bagaimanapun ucapannya itu benar juga. Tunggu ?! Apa itu ? Kenapa aku tidak tahu jika dokter memberimu obat baru ?" ucap Lucy yang terlihat penasaran dengan obat yang baru dilihatnya itu dan hendak mengambilnya tapi,
"Sebenarnya aku ingin mengakui sesuatu padamu. Ini sedikit serius dan menyangkut kehidupanku. Tapi aku takut kau akan marah dan pergi meninggalkanku." ucap Anthony membuat Lucy mengurungkan niatnya tadi dan langsung menjadi diam seraya menatapnya dengan mata yang menyipit lucu.
"Mengakui apa ? Apa sebenarnya kau sudah menikah lagi setelah mencampakkan ku ? Atau ternyata kau sudah memiliki anak dari hubungan gelap dengan seorang jalang ? Katakan saja tanpa ragu. Aku pasti memang akan terkejut tapi, aku tidak akan langsung meninggalkanmu seperti yang kau pikirkan itu. Aku akan memikirkan semuanya lebih dulu." ucap Lucy santai sambil kini tengah memainkan ponsel Anthony itu.
"Emm.. sebenarnya.. aku adalah seorang bandar narkoba."
Hening.
Lucy terlihat terpatung sambil menatap Anthony dengan pandangan yang tak bisa diartikan disana.
Anthony sendiri merasa jantungnya terasa akan berhenti saat itu juga melihat ekspresi aneh Lucy yang membuatnya takut itu. Tapi sungguh ia sudah sepenuhnya siap untuk menerima semua amarah dan umpatan Lucy padanya disana.
"Hahahahah... jadi itulah pekerjaanmu sebenarnya ? Kau tahu, sebelumnya aku selalu bingung dan bertanya-tanya bagaimana kau bisa menjadi sekaya itu dengan hanya pekerjaan kantoran, sedangkan Daddyku saja tidak sekaya itu. Akhirnya aku tahu sekarang apa rahasia suksesmu itu tuan Anthony." ucap Lucy yang terlihat mengatakan semua itu dengan santai membuat Anthony menatapnya tak percaya.
'Dia sungguh tidak marah ? Benarkah ?' batin Anthony dalam hati.
"Kau tidak marah ? Atau mungkin mau memakiku ?" ucap Anthony berusaha memancing Lucy disana tapi,
"Dengar An, dihari saat aku memutuskan untuk menyerahkan seluruh hidupku dengan meraih tanganmu dialtar pernikahan bertahun-tahun lalu, aku sudah mengatakan pada diriku sendiri untuk menerima semua kelebihan dan kekuranganmu sejak hari itu. Apa adanya dirimu sekarang, bagaimana keadaan keuanganmu, apa pekerjaanmu, aku sungguh tidak peduli semua itu. Lagipula dalam janji pernikahan, kita sudah berjanji untuk selalu bersama apapun yang terjadi, bukan. Atau kau memang sengaja mengakui itu agar aku meninggalkanmu, sekarang ? Kau menginginkan itu ?" ucap Lucy terlihat menggoda Anthony diakhir membuat pria itu menjadi gemas dan,
Cup
"Aku tahu aku sudah memilih wanita yang tepat untuk menjadi pasangan hidupku. Aku mencintaimu, sayang. Aku sungguh-sungguh sangat mencintaimu." ucap Anthony membuat Lucy tersenyum manis saat melihat kesungguhan dimata pria itu saat mengatakannya.
"Sebenarnya aku juga mencintaimu dan kau tahu, aku sungguh-sungguh sangat merindukanmu sekarang, An." ucap Lucy sengaja menggoda Anthony disana dengan memasang wajah innocentnya yang dibuatnya seimut mungkin membuat Anthony tentu daja merasa tersiksa dan frustasi karenanya.
"Oh ayolah, sayang. Jangan lakukan itu. Kau tahu aku juga sungguh sangat merindukanmu, sekarang. Jangan menyiksaku seperti ini. Aku bisa gila rasanya." ucap Anthony terdengar putus asa membuat Lucy tertawa kecil mengejek disana.
"Begitukah ? Kau merasa begitu tersiksa ? Sungguh ?" ucap Lucy yang kali ini berbuat lebih jauh dengan sengaja mengelus rahang Anthony lembut hingga turun kearea dada bidang pria yang dicintainya itu.
"Sungguh. Jika aku sudah melupakan kewarasanku sekarang, aku pasti akan menyerangmu disini tak peduli apapun lagi, tapi bersyukurlah kepadaku karena selain tampan aku juga pandai mengendalikan diri kau tahu." ucap Anthony yang terlihat berusaha terlihat biasa meskibdalam dirinya Lucy yakin sekali hasrat itu tidak bisa dibendung lagi karenanya akhirnya ia memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
"Emm.. jika kau memang adalah bandar narkoba, pasti selama ini kau juga berhubungan dengan banyak wanita penggoda juga, 'kan ? Dan apa sejak pertama kita bertemu, kau juga sebenarnya hanya berniat bermain-main saja denganku ?" tanya Lucy yang merasa marah saat memikirkan semua itu.
Anthony diam sebentar.
"Ya... dulu memang aku sedikit nakal sayang, tapi sejak bertemu denganmu aku tidak pernah lagi bermain dengan wanita penggoda kecuali saat pesta bujangku saat itu. Dan mengenai dirimu itu, kau tahu perasaan ingin menaklukkanmu dan menjadikanmu sebagai satu-satunya milikku adalah apa yang kurasakan sejak pertama kali kita bertemu. Menurutmu apa itu niat untuk bermain-main ? Jika iya sayangnya niatku itu ternayata berujung dengan aku yang tidak bisa melepaskanmu lagi sekarang. Tidak akan pernah kulakukan meski hanya sedetik saja." ucap Anthony yang jujur saja membuat Lucy merasa tersanjung karenanya disana.
"Kurasa itu bukan niat bermain-main. Itu adalah perasaan obsesi gila yang berubah menjadi cinta." ucap Lucy yang kemudian tertawa kecil membuat Anthony tersenyum melihatnya.
"Entah apapun namanya perasaan itu, yang jelas mulai sekarang meski sedetik saja kau dilarang pergi dari sisiku. Aku akan memberikan apapun untukmu agar kau mau tetap bersamaku disini. Meskipun harus menghabiskan uangku untuk itu. Aku tidak peduli." ucap Anthony yang kemudian mencium kedua tangan Lucu disana bergantian.
"Emm.. sebenarnya aku menginginkan sesuatu sekarang dan kau harus memberikannya padaku saat ini juga entah bagaimana caranya." ucap Lucy membuat Anthony terlihat menatap wanitanya itu dengan mata menyipit sedikit merasa tegang.
"Apa memangnya, sayang ? Kau menginginkan apa malam-malam begini ?" ucap Anthony berusaha untuk tetap terlihat santai disana.
Lucy terlihat menatao Anthony dengan tersenyum lebar sebelum,
"Aku ingin tidur diranjang yang nyaman tapi aku tidak berani pulang, karena putrimu itu pasti akan mengomel. Kalau begitu datangkan saja ranjang yang nyaman kemari untukku tidur. Sekarang juga bagaimanapun caranya." rengek Lucy terlihat seperti anak kecil membuat Anthony tertawa kecil melihatnya.
"Memangnya kenapa jika kau tidur disisiku sini seperti biasa ?" tanya Anthony yang sengaja berniat menggoda wanitanya itu, karena ya, sebenarnya ia sendiri tahu pasti kurang nyaman rasanya tidur diranjang sesempit itu berdua.
"Aku tidak mau menjawabnya. Yang kuinginkan sekarang hanyalah ranjang. Cepatlah. Aku sudah mengantuk sekali." ucap Lucy mendesak Anthony disana membuat pria itu akhirnya mengiyakannya.
"Baiklah, sayang. Ranjangmu akan datang dalam 15 menit." ucap Anthony sambil terlihat melakukan sesuatu dalam ponselnya. Sepertinya mengirimkan pesan pada seseorang.
"Benarkah ?!!! Bagus kalau begitu." ucap Lucy terlihat senang membuat Anthony ikut tersenyum karenanya.
"Kau aneh sekali sayang, padahal kau bisa meminta sesuatu yang lain seperti tas, atau baju, atau mungkin juga perhiasan mahal kepadaku. Tapi kenapa kau hanya meminta ranjang ? Kau sungguh lucu sekali." ucap Anthony membuat Lucy terdiam sebentar setelah mendapat cubitan dihidungnya disana.
"Karena yang kubutuhkan sekarang hanya ranjang. Jika aku membutuhkan yang lainnya pasti aku akan memintanya darimu nanti. Waktu seumur hidupku akan kugunakan untuk meminta semua yang kuinginkan padamu. Dan ya, tentu saja aku juga tidak akan lupa dengan hutang 5 tahun hidup bahagiaku yang sudah kau renggut. Tenang saja aku pasti akan membalasmu untuk itu nanti. Kau hanya harus diam dan menerima semua hukumanmu nanti. Kau dengar ?" ucap Lucy terdengar seperti seorang ibu yang memarahi anaknya disana membuat Anthony menatapnya dengan tersenyum manis dan,
Cup
"Aku tentu akan menerima dan menikmati pembalasanmu itu, sayang. Apalagi jika pembalasan yang kau maksudkan itu berhubungan dengan ranjang. Sungguh aku akan dengan senang hati menerimanya setiap hari nanti." ucap Anthony dengan matanya yang berkilat nakal, membuat Lucy mencubit perutnya kecil dan meninggalkan sensasi geli saja tapi, lagi-agi Anthony menggunakan hal itu untuk menggoda wanitanya itu.
"Aw !!! Sakit sekali sayang. Coba lihat apa terluka disini ?!" ucap Anthony sambil terlihat menaikkan baju pasiennya untuk memperlihatkan perutnya pada Lucy disana.
"Pfttt... hahahahahah lihatlah perutmu itu. Kau lucu juga jika buncit begini. Uhh... gemasnya." ucap Lucy yang langsung menggelitiki oerut Anthony yang dilihatnya mulai membuncit itu.
"Hentikan, sayang. Itu geli sekali. Tapi apakah perutku terlihat sebuncit itu ? Kurasa 2 bulan disini membuat ketampananku perlahan terkikis. Aku harus secepatnya keluar darisini jika tidak mau berakhir menua dengan cepat karena obat." ucap Anthony terlihat frustasi saat mengatakannya membuat Lucy menahan tawanya disana.
"Kau tidak bisa menghindar dari perutmu yang suatu saat nanti itu pasti akan membuncit karena usia, An. Apalagi jika kau ingin memiliki lebih banyak anak lagi. Tapi aku akan tetap mencintaimu meski kau buncit atau berubah menjadi bagaimanapun juga. Jadi alih-alih berusaha untuk terlihat sempurna, berusahalah untuk menikmati hidupmu dengan bahagia saja sekarang. Aku akan lebih senang melihat itu terjadi." ucap Lucy membuat Anthony terlihat kembali tersenyum disana.
"Tapi aku ingin menjadi merasakan menjadi Hot Daddy. Kau tahu ? Masih terlihat tampan dan gagah saat mengantar dan menjemput Gaby sekolah nanti. Pasti menyenangkan dikelilingi oleh_______"
"Begitukah ? Kau masih ingin menikmati dikelilingi ibu2 muda, Huh ? Jadi aku juga boleh bersama pria lain, 'kan ? Baiklah. Jadi kita______"
"Jika kau berani melakukannya aku akan membunuh pria itu. Kau tahu, 'kan jika seorang bandar narkoba itu memiliki kejam dan tak manusiawi ?" ucap Anthony dengan suara dinginnya yang mengancam tapi, bukannya membuat Lucy takut, wanita itu justru terlihat tertawa kecil disana.
"Ya, aku pernah sekali melihat dan merasakan kekejamanmu itu. Tapi kuingatkan padamu ya, setelah menikah, seorang wanita menjadi seorang penguasa dirumahnya dan menjadi sangat kejam kepada suaminya. Jadi berhati-hatilah, tuan." ucap Lucy dengan nada suara mengancam yang sexy membuat Anthony langsung saja tidak tahan untuk menciumnya tapi,
Lucy menahan wajah Anthony dengan tangannya membuat pria itu mengaduh kesal.
"Kenapa kau menghentikanku, sayang ?" tanya Anthony bingung,
Lucy menatap Anthony malas disana sebelum akhirnya menyuarakan kekesalannya disana.
"Ranjangku !!! Mana ranjangku ?!!"
Bersambung.....
• • • • •
Udah mau tamat nih 😁😁😁
Mau cerita apalagi kalian ? Kubuatin sini 😊
Saran ide mungkin ?
Cerita kayak apa yang belom kalian baca sebelumnya. Imajinasi apa yang belum terwujud. Ceritain ke aku sini 🤗🤗🤗🤗🤗
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top