MFG 50 - Hopeless

"Anthony ? Kau disini ? Tumben sekali kau mau datang ke rumahku ? Kau sudah lama ?" tanya seorang wanita yang baru saja datang disana.

Anthony sendiri memilih diam dan tidak menjawab. Pria itu terlihat menikmati rokoknya disana. Ya, Anthony berubah menjadi seorang pemabuk dan perokok berat setelah hari itu.

"Kau baru pulang dari syuting di Brazil, 'kan ? Jadi kau pasti belum tahu apa yang sudah terjadi disini ? Bukankah aku benar ?" ucap Anthony sambil terlihat mengisap dan menghembuskan kepulan asap rokok dari hidung dan mulutnya dengan santai disana.

"Ya, aku lelah sekali. Memangnya ada apa ? Apa ada hal penting yang harus kuketahui ?" ucap wanita itu terlihat duduk dikursi panjang didekat kolam renang disana, menunggu Anthony menjawab petanyaannya.

"Bergabunglah bersamaku. Kemarilah. Aku bosan sedari tadi berenang sendiri." ucap Anthony terlihat santai seperti biasa disana.

"Baiklah. Tapi tunggu sebentar, aku akan mengganti bajuku du_____"

"Tidak perlu. Cukup sisakan pakaian dalammu dan masuklah kesini. Aku tidak suka menunggu." ucap Anthony yang kemudian terlihat mematikan rokoknya dan memilih kembali berenang.

Dan ya, tentu saja si wanita itu langsung menuruti kemauan Anthony. Karena ya, siapa yang berani menolak Anthony selama ini ?

Wanita itu terlihat melucuti semua bajunya dengan cepat dan kemudian masuk kedalam air.

"Bagaimana pekerjaanmu disini ? Semuanya lancar ?" ucap Wanita itu saat melihat Anthony terlihat beristirahat dari acara berenangnya.

"Ya.. kurasa semuanya lancar dan bahkan mendekati sempurna. Mendekatlah, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu." ucap Anthony sambil mencuci wajah dan rambutnya dengan air kolam memperlihatkan kesan seksi yang menggairahkan disana.

"Ada hal penting dan serius apa ? Sepertinya kau____"

Belum sempat wanita itu menyelesaikan ucapannya, Anthony langsung meraih kepala wanita iti dan ditenggelamkannya kedalam air begitu saja.

"Anthony ? Apa yang____"

Baru sesaat wanita itu akhirnya bisa mengeluarkan kepalanya dari dalam air tapi, Anthony langsung menenggelamkan kepalanya lagi dengan tanpa perasaan disana.

"Tunggu dulu. Hentikan semua ini. Apa salahku ?" ucap wanita itu sambil terbatuk-batuk dan kemudian berjalan mundur berusaha menjaga jaraknya dari Anthony karena takut pria itu akan menenggelamkannya lagi.

Anthony langsung melepas kacamata yang dipakainya disana dan terlihatlah tatapan tajam layaknya seseorang yang siap membunuh itu. Tubuh wanita itu terlihat bergetar ketakutan melihatnya disana.

"Kau sungguh tidak tahu salahmu apa ? Baiklah akan kujelaskan." ucap Anthony yang kemudian terlihat terus berjalan mendekati wanita itu dan langsung mengapit pipi wanita itu dengan satu tangannya dengan kuat disana.

"Setinggi itukah mimpimu untuk menggantikan posisi Lucy disisiku ? Begitukah caramu membalas budi setelah kuselamatkan dulu ? Dengar, dulu aku menyelamatkanmu hanya karena namamu mengingatkanku kepada Mamaku. Kukira kau adalah wanita baik yang tak sengaja tersesat dalam perjalanan hidupnya dan sedang membutuhkan pertolongan saat itu. Tapi tidak. Aku sekarang merasa sangat menyesal karena sudah memungutmu dari tempat hina itu. Mungkin akan lebih baik jika kau kubiarkan tetap berada disana hingga akhirnya kau mati karena siksaan para pria haus gairah itu." ucap Anthony lagi yang kemudian terlihat mendorong tubuh wanita itu kuat hingga wanita itu kehilangan keseimbangannya disana dan jatuh masuk kedalam air.

Rahang pria itu masih terlihat mengeras dan tatapannya juga tetap tajam tanda jika pria itu masih marah sekarang.

"Tunggu, An. Aku sungguh sama sekali tidak mengerti apa-apa disini. Apa salahku ?" ucap wanita itu terlihat menatap Anthony was-was dan ketakutan disana.

"Hebat sekali, Carol. Hebat. Kau bersandiwara dengan sangat hebat padaku. Bagaimana kau bisa membuatku tertipu dengan rencanamu saat itu ? Bagaimana bisa kau memanfaatkan rasa kehilanganku demi untuk mengambil semua keuntungan yang bisa kau peroleh dariku ? Katakan apa tujuanmu sebenarnya setelah semua ini ? Setelah kau memalsukan kematian istriku saat itu ? Entah bagaimana bisa kau membawa mayat orang yang berwajah Lucy kehadapanku saat itu, sedangkan kemarin, dengan mataku sendiri aku masih melihatnya hidup dan dalam keadaan sehat tanpa kekurangan apapun. Dia bahkan terlihat hidup dengan bahagai bersama dengan putriku. Kurasa semua kemewahan yang sudah kuberikan padamu selama ini, membuatmu buta dan lupa jika seorang Anthony benci dengan pengkhianatan. Sekecil apapun itu." ucap Anthony yang kemudian terlihat mengangkat tangannya dan bersiap memukul Carol disana tapi,

"Tunggu, An. Tunggu dulu. Aku bisa menjelaskannya. Aku melakukan itu karena ingin melihatmu melanjutkan hidupmu. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena_____"

"Melanjutkan hidup apa yang kau maksud, Hah ? Hidup bagaikan zombi penghasil uang untuk kesejahteraan hidupmu ? Apa yang tidak kulakukan untukmu selama ini, Carol ? Kau memintaku mengenalkanmu pada agensi model. Kulakukan. Akhirnya sekarang kau sudah menjadi model terkenal dan bahkan dibeberapa foto kau memaksaku untuk ikut sebagai pasangan modelmu. Aku juga melakukannya. Kau tahu, karenanya Lucy menjadi salah paham melihat foto-foto itu !!! Kau senang aku menjadi bonekamu, 'kan ? Kau senang memilikiku yang bisa mewujudkan setiap keinginanmu, 'kan ? Sungguh, jika aku terus bertahan dengan kebodohanku ini sampai nanti, aku yakin sekali bahkan nanti, saat kau memintaku untuk menikah denganmu, maka aku dengan bodohnya akan mengiyakan ajakanmu itu. Aku sudah tidak tahan lagi denganmu. Mulai sekarang jangan pernah menampakkan wajahmu lagi dihadapanku, atau kuanggap kemunculanmu nanti berati kau telah menyerahkan nyawamu padaku." ucap Anthony yang kemudian naik, keluar dari kolam renang.

Anthony terlihat berjalan kearah kursi santai dipinggiran kolam sana dan mengambil handuk untuk mengelap tubuhnya.

"Anthony. Tunggu, Anthony. Dengarkan aku dulu." ucap Carol yang terlihat juga langsung naik dan menyusul Anthony disana.

"Aku mengenalmu sudah sejak lama, An. Bahkan lebih dulu dari wanita itu. Aku yang lebih dulu mencintaimu daripada wanita itu. Kau tahu, aku sungguh bersyukur saat mendengar kabar jika dia hilang dilaut saat itu. Bahkan aku terus berdoa agar wanita itu mati dan tidak kembali, karena lebih baik memang begitu. Bukankah wanita itu terus merepotkanmu. Bukankah bebanmu langsung hilang setelah dia hilang dilaut saat itu. Kau menjadi bebas. Kau menjadi Anthony yang tangguh dan tak termakan oleh cinta lagi seperti dulu. Aku lebih suka kau yang seperti ini. Anthony yang menatap orang dengan tajam dan_____"

Jlebbbb

Sreeeet

Kraakk

Anthony terlihat langsung menusuk perut Carol dengan pisau buah yang terlihat menancap pada buah-buahan yang memang tadi disajikan pelayan rumah Carol untuknya.

"Aaaarrgghhhh !"

"Wanita itu punya nama dan dia adalah istriku. Tidak ada siapapun yang berhak memutuskan ikatan pernikahanku dengannya. Tidak kau atau bahkan Tuhan sekalipun." ucap Anthony terdengar kejam memang kemudian terlihat membelah perut Carol hingga membentuk garis vertikal dan terdengar beberapa bunyi menyerupai tulang dan daging yang tersobek.

Byurrr

Setelahnya Anthony langsung mendorong tubuh Carol itu kedalam kolam dan seketika air kolam itu menjadi merah karena darah yang keluar dari perut dan mulut Carol disana.

Anthony kemudian mencuci tangan dan kakinya yang terkena darah Carol dengan air kolam itu, sebelum akhirnya kembali berjalan kearah kursi santai tadi dan meminum jus jeruknya.

Dan sebelum dia pergi darisana, dipandangnya sekali lagi tubuh Carol yang mengambang dikolam renang itu dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

'Itu adalah hukuman karena kau sudah membuang 4 tahun berhargaku yang seharusnya bisa kuhabiskan bersama istri dan putriku. Jika saja aku tidak menghentikan pencarianku saat itu, jika saja aku tidak langsung mempercayai mayat berwajah Lucy begitu saja, mungkin aku bisa menemukannya dan meminta maaf lebih cepat padanya atas semua kesalahanku dulu. Tapi kurasa belum terlalu terlambat. Akan kucoba memperbaiki hubunganku dengannya meski mustahil kemungkinan dia akan kembali padaku. Aku akan berusaha sebaik mungkin. Setidaknya, aku berharap dia masih membiarkanku untuk terus bertemu dengan putriku itu, nanti.'

• • • • •

Malam harinya...

"Daddy !!!!!!" ucap Gabi sambil terlihat berlari mencari Daddynya diseluruh penjuru rumah itu.

Darriel sendiri yang mendengar putrinya berteriak memanggilnya langsung bergerak cepat mencari dimana keberadaan putrinya disana.

"Ada apa, Princess ? Kenapa kau menangis ?" ucap Darriel saat setelah menemukan Gabi disana dan gadis kecil manis itu langsung memeluknya dalam keadaan menangis hebat.

Karena tak tega Darriel langsung membawa putrinya itu kedalam gendongannya dan mencoba menenangkannya.

Tak lama kemudian terlihat Lucy yang datang dengan wajahnya yang terlihat kesal.

"Biarkan saja dia menangis. Dia harus tahu jika kita tidak bisa berhubungan dengan Anthony lagi. Tidak boleh." ucap Lucy membuat Darriel disana langsung tahu bagaimana duduk permasalahannya.

"Jangan berkata seperti itu. Kau tidak boleh mengajarkan padanya untuk____"

"Kita harus pulang besok pagi. Aku tidak mau terlalu lama disini." potong Lucy yang langsung membuat Gabi menangis lebih keras disana.

Darriel yang mendengar itu tentu saja juga tak begitu senang. Beruntung keluarga Lucy sedang keluar semua sekarang, atau jika tidak mereka pasti akan tersinggung mendengar ucapan Lucy yang seperti itu.

Darriel terlihat menutup kedua telinga putrinya itu disana sebelum berkata,

"Sifatmu yang seperti ini. Sifat inilah yang pertama kali kulihat saat kau melihat mata putrimu untuk pertama kalinya setelah kau melahirkannya saat itu. Saat kau menolak untuk menggendongnya saat itu, hanya karena melihat matanya. Kebencian itu. Kau harus segera menghilangkan perasaan itu atau jika tidak, kau akan terus hidup dibawah bayangan kebencian itu selamanya. Memang apa salahnya jika seorang anak ingin berkomunikasi dengan Daddynya ? Memang mungkin saja dulu kesalahan itu bisa terjadi dan membuat kalian akhirnya terpisah tapi, apakah kau tahu bagaimana dia selama 4 tahun ini ? Tidakkah kau berpikir jika mungkin saja Anthony sudah berubah ? Lihatlah bagaimana dia merawat putrimu ini dengan sangat baik tadi pagi. Lihatlah ketulusan dan kebaikannya itu. Sesekali daripada memikirkan dirimu sendiri, seharusnya kau bisa sedikit mengalah dan lebih memikirkan perasaan putrimu ini. Dia masih kecil, Luc. Apa salah jika anak sekecil ini merindukan ayahnya ? Tidak, 'kan ? Sudahlah. Tetap diam disini dan pikirkan apa keinginanmu sebenarnya. Pikirkan apa yang harus kau putuskan demi kebahagianmu dan terutama putrimu ini. Sungguh Luc, gadis kecil ini tidak seharusnya menerima hukuman atas kebencian yang tercipta antara kau Anthony. Kalian tidak bisa menempatkan Gabi ditengah-tengah dan memaksanya untuk memilih antara kau atau Anthony. Dia ingin mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya. Dan apa salahnya dengan itu. Pikirkan semua itu baik-baik." ucap Darriel yang kemudian pergi membawa Gabi darisana dan mencari tempat lain untuk menenangkan putrinya itu.

Lucy terdiam setelah mendengarkan ucapan Darriel padanya itu. 

Ya, masalah yang seharuanya tidak pernah terjadi kini menghampirinya secara bertubi-tubi setelah ia memutuskan untuk kembali kesana. Ketempat semua benih kehidupan barunya sekarang berawal.

Gabi yang awalnya tidak tahu tentang Anthony, kini gadis kecilnya itu terlihat tak ingin berpisah dengan pria itu.

Dan Darriel, pria itu sama sekali terlihat tidak mau membantu, karena mungkin Darriel ingin dirinya untuk memutuskan semuanya sendiri, sekarang. Tapi sungguh Lucy sangat membutuhkan dukungan pria itu saat ini. Seperti waktu itu, waktu Darriel meyakinkannya jika bayi yang baru dilahirkannya saat itu tidaklah berniat jahat dengan memiliki mata Anthony. Darriel terus meyakinkannya bahwa bayi itu sama sekali tidak tahu apa masalah antara dirinya dan Anthony hingga harus menerima kebencian dan amarahnya hanya karena memiliki mata abu-abu itu. Sungguh, jika mengingat itu lagi Lucy merasa bodoh dan meruntuki kebodohannya sendiri karenanya. Bagaimana bisa dia pernah menolak putrinya sendiri seperti itu. Bahkan setelah ia melewati perjuangan keras mengandung dan melahirkan putrinya sendirian tanpa didampingi seorang suami.

'Maafkan Mommy, sayang. Tapi rasanya berat untuk membiarkanmu terlalu dekat dengan Daddy kandungmu seperti itu. Mommy takut kau akan dilukainya seperti yang dilakukannya pada Mommy dulu. Baik kekerasan fisik ataupun batin, Mommy tidak mau kau merasakannya. Lagipula, untuk apa mengharapkan perhatian dari seseorang yang sudah memiliki keluarga baru sekarang. Mommy tidak mau kau mengharapkan sesuatu yang mustahil seperti itu, sayang. Karena itu lebih baik mulailah untuk melupakannya, sekarang. Kita bisa hidup bahagia bersama bahkan tanpanya.'

Sementara itu...

"Hai, sayang... kau habis menangis, ya. Ada apa, hmm ? Kau habis jatuh ?"

Mendengar sapaan Anthony divideo call dalam ponsel Darriel itu, Gabi langsung saja senang dn teramat gembira disana.

"Gabi rindu Daddy. Daddy dimana ? Daddy kemarilah dan bermain dengan Gabi. Gabi juga mau berkenalan dengan anjing lucu itu." ucap gadis kecil itu sambil terlihat memegang ponsel ditangannya itu dengan sedikit kesulitan disana.

"Jadi kau menangis karena merindukan Daddy, hmm.. ? Maaf sayang, tapi Daddy sedang tidak bisa datang kesana, sekarang."

Terlihat gadis kecil lucu itu langsung cemberut merasa sedih mendengar ucapan Daddynya itu.

"Tapi Daddy janji akan mengajakku jalan-jalan, 'kan ? Mommy mau mengajak Gabi pulang. Gabi tidak mau. Gabi mau pergi jalan-jalan bersama Daddy. Daddy cepat kesini dan bicara pada Mommy. Gabi tidak mau pulang dulu. Gabi mau bersama Daddy." ucap gadis kecil itu dengan memasang wajah penuh harap dan memandang Anthony lekat disana.

"Tapi sayang, Daddy tidak bisa me_____"

"Apa yang kau lakukan, Darriel ?!! Sudah kubilang untuk membuat Gabi berhenti berhubungan dengannya. Ayo, sekarang Gabi ikut Mommy." ucap Lucy marah yang kemudian langsung membawa putrinya pergi darisana secara paksa.

Gabi sendiri terlihat meronta minta diturunkan dan menangis hebat didalam gendongan Lucy disana.

Sementara itu, Darriel langsung mengambil ponselnya yang jatuh dan ternyata panggilan video call itu masih tetap terhubung.

"Maaf, tadi Lucy_____"

"Tidak masalah, aku mengerti. Terima kasih sudah membiarkanku berbicara dengan Gabi meski hanya sebentar saja tadi."

Darriel tersenyum kecil mendengar itu.

"Tidak. Dia adalah putrimu. Dia darah dagingmu. Wajar jika dia menyukaimu dengan cepat dan selalu merindukanmu. Sungguh, gadis kecil itu layak menerima kasih sayangmu, Anthony." ucap Darriel yang memang selalu bersikap bijaksana tak peduli pada siapapun itu.

"Aku bisa memberikan putriku itu kasih sayang sebanyak yang dia mau hanya saja kau tahu, Lucy sangat membenciku. Apalagi yang kutahu, dia bahkan berpikir jika aku sudah memiliki istri lagi sekarang. Sempat aku berpikir untuk membuatnya mengerti jika semua anggapannya tentangku itu tidak benar. Tapi jika kupikir lagi, untuk apa semua itu. Pada akhirnya Lucy tetap enggan menerimaku karena kesalahanku yang fatal padanya dulu. Kumohon, jika memang kaulah tempat Lucy dan Gabi mendapatkan kebahagiaan maka tolong jaga mereka untukku. Jika selama ini Gabi tumbuh dengan sangat baik bersama dengan kasih sayangmu, teruslah berikan semua kasih sayang itu padanya. Aku tahu kau pria baik dan pasti bisa melakukannya. Aku percaya padamu. Sudah dulu, ya. Aku harus mengerjakan pekerjaanku untuk besok. Sampaikan salamku pada putri kecilku itu jika bisa. Selamat malam."

Tut tut tut....

Darriel terlihat menghembuskan nafas beratnya setelah sambungan video call itu terputus.

Ya, hanya sesama pria yang bisa mengerti perasaan mereka satu sama lain dan setelah berbincang dengan Anthony tadi, Darriel tahu benar jika pria itu tidaklah seburuk yang dipikirkan Lucy selama ini. Mungkin memang benar jika Anthony dulu pernah melakukan kesalahan sefatal itu tapi, jika dipikirkan lagi mungkin saja Anthony saat itu melakukannya karena rasa cintanya yang teramat besar pada Lucy. Pria itu merasa sangat terluka saat melihat Lucy bersama pria dan hilang kendali saat itu juga.

Dan ya, pria mana yang bisa rela melihat wanitanya bersama pria lain. Apalagi tepat sehari setelah keduanya menikah.

'Tidak. Ini tidak benar. Aku memang sangat menyayangi Gabi tapi aku tidak bisa memaksa gadis kecil itu untuk terus menganggapku sebagai Daddynya sedangkan sekarang dia sudah tahu kebenaran tentang Anthony. Tuhan sungguh memberikanku tugas yang sulit sekarang. Aku menjadi sangat bingung harus melakukan apa. Apa yang baik untuk Lucy dan apa yang baik untuk Gabi, keinginan kedua anak dan ibu itu terlihat sangat jauh bersebrangan.'

Bersambung.....

• • • • •

Update spesial dihariku menetas 22 tahun yang lalu 😂🤣😂🤣😂🤣😂🤣

Padahal rencana up masih 2 hari lagi. Tapi tengok lah. Aku kasih hadiah ke kalian padahal harusnya aku yang dapet hadiah ini 😁😁😁😁

Kalo mood, besok update lagi ok 😉😉😉😉😉😉

Comment and Vote Guys ❤

Thanks for reading

LailaLk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top