MFG 46 - Move Together
Saat ini terlihat Lucy tengah menata makanan diatas kain yang tadi sudah digelarnya diatas hamparan rumput luas didepan villa keluarga Darriel yang berada didekat danau.
Ya, akhirnya dengan susah payah tadi Darriel dan Gabi berhasil membujuknya untuk keluar rumah. Meski Lucy hanya mau pergi jika tempat itu sepi dari orang, tapi yang terpenting adalah akhirnya mereka jadi pergi piknik bersama.
Terdengar manja memang tapi, setiap kali melihat orang luar, terutama pria, Lucy langsung merasakan ketakutan yang berlebih hingga rasanya bernafaspun menjadi sulit. Ia tak mampu berkata apa-apa dan tubuhnya seakan membeku ditempat.
Entah kapan perasaan itu akan hilang dari dalam dirinya. Lucy sendiri juga merasa tersiksa memiliki kelainan seperti itu.
Saat ini terlihat Darriel berlarian mengejar Gabi kesana kemari dengan tertawa lepas disana. Melihat itu Lucy tersenyum bahagia dan bersyukur karena masih diberi kesempatan melihat semua kejadian menyenangkan itu.
"Huh... Gabi lelah..." ucap gadis kecil itu setelah tadi langsung berbaring terlentang didekat Lucy, dengan nafas yang terengah karena lelah berlarian sejak tadi.
"Ini minum jus jeruknya dulu, sayang. Daddymu kemana ?" ucap Lucy pada putrinya itu yang kemudian terlihat Gabi langsung bangun dan meminum jus pemberian Mommynya disana.
"Daddy sedang bersembunyi. Ayo kita cari bersama. Aku takut pergi mencari Daddy sendirian, Mommy." ucap Gabi dengan memasang ekspresi lucunya disana membuat Lucy langsung mencubit gemas pipinya.
"Tidak mau. Biasanya jika seperti ini, kalian sudah bekerja sama untuk mengerjai Mommy. Benar, 'kan ?" ucap Lucy yang kemudian langsung menggelitiki putrinya disana berharap putrinya itu akan segera mengaku disana.
"Haha.. tidak, Mommy. Daddy tadi bilang mau____"
"Surprise !!!!!!!!!"
Lucy langsung membalikkan badannya saat mendengar suara Darriel dan, lihatlah. Betapa manisnya pria itu saat ini memakai topi ulang tahun anak kecil dengan membawa kue yang lumayan besar ditangannya.
"Astaga ?! Lagi-lagi aku lupa hari ulang tahunku. Sudah kubilang setiap tahunnya untuk tidak melakukan semua ini. Aku bukan anak kecil, Darriel." ucap Lucy yang kemudian mendapat pelukan dari putrinya dari belakang.
"Aku yang meminta Daddy melakukannya, Mommy." ucap Gabi sambil memeluk leher Lucy sayang dari belakang.
Lucy tersenyum sambil mengelus tangan putrinya yang melingkar dilehernya itu.
"Terima kasih, sayang. Lihatlah Daddymu, bukankah dia tampan memakai topi kekecilan itu. Bagus sekali kau sudah memaksanya memakai itu." ucap Lucy yang tentu saja langsung membuat Darriel memberengut kesal.
"Kata putri kecilku yang nakal itu, ini adalah bagian dari kostum. Jadi, mau bagaimana lagi ? Dia bossnya disini." ucap Darriel dengan wajah pasrah yang langsung membuat Lucy dan Gabi tertawa bersama saat melihatnya.
"Sudah-sudah. Kemarilah. Ayo kita potong kuenya. Sepertinya ada seseorang yang sudah tidak sabar ingin memakannya disini ?" ucap Lucy saat melirik putrinya yang terlihat menaruh minat pada kue yang dibawa Darriel disana.
"Memang dia juga yang memilih kue ini. Tentu saja dia tidak sabar ingin memakannnya. Tapi sebelum itu tiup lilinnya dan katakan apa permohonanmu." ucap Darriel setelah dia duduk didepan Lucy disana.
"Gabi juga mau tiup lilin !!!!!!" teriak gadis kecil lucu itu dengan suara yang melengking keras.
"Jangan sayang, ini untuk Mommy." ucap Darriel tidak memperbolehkannya disana.
"Sudahlah, tidak papa. Sini sayang. Kita tiup bersama, ya. Mintalah sesuatu untuk Mommy." ucap Lucy sambil memangku putri kecilnya itu dengan nyaman disana.
"Apakah bisa begitu ?" tanya Gabi sambil menatap lapar kue didepannya.
"Tentu saja bisa. Cepatlah buat permohonan dan tiup lilinnya agar kau bisa segera memakan kue ini. Hmm.. pasti lezat." ucap Darriel yang sengaja membuat putrinya itu semakin ingin memakan kue yang dipegangnya disana.
"Hmm.. aku mau kuenya. Baiklah, aku akan membuat permohonan untuk Mommy, sekarang." ucap Gabi terlihat tidak sabar ingin segera makan kue disana. Gadis kecil yang cantik itu kemudian terlihat menutup matanya dan menyatukan tangannya disana.
Lucy dan Darriel yang melihat itu terlihat menahan tawanya disana.
'Tuhan... Gabi ingin Mommy dan Daddy selalu bersama dan bahagia selamanya, amin.'
Gadis kecil lucu itu terlihat langsung membuka matanya setelah selesai mengucapkan permohonannya dan meniup lilin yang menyala diatas kue yang dibawa Daddynya disana.
"Yeayyyyy !!!! Sekarang ayo potong kuenya."
"Dasar gadis nakal. Mommymu bahkan belum sempat ikut meniup lilinnya tadi. Lihat, Mommymu sampai mau menangis." ucap Darriel membuat Gabi mengerucutkan bibirnya sedih disana.
"Tidak papa, sayang. Jangan dengarkan Daddy, ya. Gabi mau kue, 'kan ? Sini biar Mommy memotongnya untukmu, ya. Kau itu kenapa suka sekali menggodanya, sih." ucap Lucy yang terlihat memukul lengan Darriel disana sebelum mengambil alih kue dari tangan pria itu.
"Daddy hanya bercanda, sayang. Jangan merajuk begitu." ucap Darriel mencoba membujuk Gabi disana. Tapi gadis kecil itu terlihat membuang mukanya membuat Lucy tertawa kecil melihatnya.
"Gabriella Amber... putri Daddy yang paling cantik dan manis... bagaimana kalau setelah ini kita naik perahu. Kau mau ? Kita ajak Mommy juga, bagaimana ?" ucap Darriel lagi yang kali ini tentu saja berhasil.
"Naik perahu ? Benarkah ? Daddy tidak bohong, 'kan ?" ucap Gabi terlihat antusias disana membuat Darriel menghembuskan nafasnya lega disana.
"Memangnya kapan Daddy pernah bohong padamu, sayang." ucap Darriel yang langsung membuat Gabi berdiri dari duduknya dan,
"Hore !!!! Kita akan naik perahu. Bersama Daddy dan Mommy. Yey yey yey yey... Terima kasih Daddy. Aku sangat menyayangimu !!" ucap Gabi terlihat meloncat-loncat kegirangan disana dan kemudian memeluk Darriel erat.
"Tapi Mommy tidak mau ikut. Kau pergilah naik perahu dengan Daddy saja, ya. Mommy akan menunggu kalian disini. Ini kuenya, sayang. Kau mau memakannya sendiri atau mau Mommy suapi, hmm ?" ucap Lucy bersamaan dengan dirinya selesai memotong kue untuk putrinya disana.
"Menangislah." bisik Darriel pada Gabi yang masih memeluknya itu.
Dan ya tentu saja gadis kecil itu langsung menurut.
"Huaaaaaaaa..."
"Lihatlah. Sekarang kau membuatnya menangis. Memangnya kenapa jika kau ikut kami naik perahu ? Hanya sebentar, kok. Kau tidak kasihan padanya ?" ucap Darriel sambil terlihat menepuk-nepuk punggung putrinya disana pelan.
Lucy terlihat menatap Gabi yang tengah memeluk Darriel erat disana dengan tatapan iba.
"Baiklah. Iya. Mommy akan ikut." ucap Lucy yang langsung membuat Gabi melepaskan pelukannya pada Darriel, lantas menatap Mommynya disana dengan senyum lebarnya disana.
"Oh.. jadi Gabi tadi hanya berpura-pura menangis dan membohongi Mommy ? Rasakan ini." ucap Lucy yang kemudian langsung menyerang putrinya itu dengan menggelitikinya disana.
"Aaaa !!! Geli, Mommy !!! Daddy tadi yang menyuruhku menangis." ucap gadis kecil itu jujur membuat Lucy langsung menatap tajam Darriel dan,
"Mau kemana kau ?!!!! Hei !!! Jangan lari !!!!!!!"
Setelahnya Lucy dan Darriel terlihat terlibat aksi kejar-kejaran yang tentu saja menjadi tontonan seru bagi gadis kecil yang saat ini lebih memilih duduk manis dan memakan kuenya.
"Ayo Mommy !!!! Tangkap Daddy !!!!!!!"
• • • • •
Malam harinya...
"Aku tidak mau membawa Gabi pergi bersama kita tapi, aku juga tidak tega meninggalkannya dan menitipkannya pada Sarah." ucap Lucy sambil terlihat mengemas baju-baju yang akan dibawanya ke NY nanti. Ya, meski mereka berencana hanya sebentar saja disana, siapa tahu sesuatu terjadi dan mengharuskan mereka tinggal lebih lama.
"Bawa saja dia. Gadis kecilku itu pasti senang karena untuk pertama kalinya dia merasakan bagaimana rasanya naik pesawat." ucap Darriel yang terlihat fokus pada ponselnya disana.
"Kau sedang apa, sih ?" tanya Lucy penasaran karena tidak biasanya Darriel fokus dengan ponselnya seperti itu.
"Bukan apa-apa. Tadi saat aku ijin untuk meminjam jet miliknya, dan mengatakan akan pergi ke NY bersamamu, Ayahku memintaku untuk menghadiri pameran seni ini. Dia mengincar sebuah lukisan yang akan dilelang disana. Jika bisa aku diminta untuk mendapatkannya dan membawanya pulang. Bagaimana menurutmu ? Jika aku menghadirinya nanti kau harus pulang sendiri kesini. Atau apa kau mau ikut aku kesana ? Kata Hillary terapi penyembuhan yang paling ampuh adalah dengan hadir ditengah-tengah keramaian. Siapa tahu kau merasa lebih baik setelah ikut denganku, nanti ? Kita belum pernah mencobanya selama ini dan kurasa ini adalah kesempatan yang bagus." ucap Darriel sambil menunggu Lucy yang saat ini terlihat tengah berpikir sambil memegangi ponsel milik yang menampilkan undangan keacara seni yang dimaksudkannya tadi.
"Emm... aku merasa ragu. Bagaimana jika nanti aku justru merepotkanmu saat berada disana. Bagaimana jika aku malah jatuh pingsan disana, nanti ? Dan Gabi. Gadis kecilmu itu pasti rewel karena merasa bosan disana." ucap Lucy yang selalu panik saat Darriel mengajakknya untuk ikut menghadiri sebuah acara.
Tapi kali ini Darriel bertekad kuat dan akan mencobanya dengan lebih keras.
"Ayolah. Kita tidak akan tahu jika tidak mencobanya. Hanya sekali ini saja dan kita lihat bagaimana hasilnya. Kita tidak akan tahu jika belum mencobanya. Kau juga tidak akan pernah bisa sembuh jika terus keras kepala dan tenggelam dalam rasa takutmu sendiri seperti ini. Bukankah berulang kali Hillary bilang untuk mencoba mengendalikan rasa takutmu. Jangan biarkan rasa takut itu terus mengendalikanmu, Luc." ucap Darriel yang terdengar kesal dan juga serius saat mengatakannya disana.
Lucy terdiam sebentar.
"Lagi lagi dan lagi kau berhasil meyakinkanku, Riel. Baiklah ayo kita datang kesana bersama. Aku juga tidak ingin putriku merasa takut melihat orang lain seperti Mommynya ini, karena aku tidak pernah membawanya pergi bertemu dengan orang-orang. Jadi ayo kita lakukan bersama." ucap Lucy sambil kini terlihat menggenggam sebelah tangan Darriel erat disana.
Cup
Darriel mencium punggung tangan Lucy singkat disana.
"Aku berjanji tidak akan melepaskan tanganmu disana, nanti. Sudah ya, aku tadi sudah berjanji mau menemani putri kecilku itu tidur malam ini. Jika besok pagi dia bangun dan melihatku tidak ada disampingnya, pasti akan terjadi perang dunia ketujuh." ucap Darriel yang kemudian berdiri dari duduknya.
"Kau tidak mau berolahraga dulu ? Atau mungkin minum susu ?" tanya Lucy tepat sebelum Darriel melangkah keluar dari kamarnya disana.
"Hoam... aku terlalu mengantuk untuk melakukan semua itu. Lagipula, aku sudah berolahraga penuh seharian ini. Tidak. Lebih tepatnya aku terpaksa berolahraga karena pelatih kecilku itu tidak berhenti berlarian dan menyuruhku mengejarnya kesana kemari. Aku sungguh sangat mengantuk dan mau tidur saja. Selamat malam." ucap Darril yang kemudian keluar dan tak lupa menutup pintu kamar Lucy kembali disana.
"Ya, aku tahu benar jika dia pasti sangat lelah menuruti semua keinginan Gabi hari ini. Putri kecilku itu, dia semakin manja saja setiap harinya pada Darriel." ucap Lucy sendiri sambil terlihat memilah baju-bajunya kembali karena ia akan menghadiri sebuah acara penting nanti.
"Apa aku harus membawa dress atau aku membelinya saja disana, nanti. Sayang sekali rasanaya jika koleksi dress mahal yang dibelikan Darriel kumasukkan kedalam koper ini. Bagaimana, ya ?" ucap Lucy bingung disana dan akhirnya memutuskan untuk duduk sebentar dipinggiran ranjangnya sambil berpikir.
"Aku akan mencari tahu dulu, dress model seperti apa yang sedang tren disana, sekarang." ucap Lucy yang kemudian mengambil ponselnya dan membuka pencarian google.
"Oh.. jadi dress seperti ini yang sedang menjadi tren disana. Baiklah. Nanti akan kucoba mencari dress yang seperti ini. Dan ini, siapa ini ya ? Dia cantik juga memakai dress ini." gumam Lucy sendiri kemudian karrna penasaran, iapun mencari tahu siapa wanita cantik yang tengah berada di red carpet dan berpose anggun didepan kamera paparazi disana.
Dan muncul lah banyak foto lainnya mengenai wanita itu yang membuat Lucy tersenyum masam disana. Ya, meski itu bukan pertama kali dirinya melihat foto-foto itu. Sempat sekali ia melihatnya secara sekilas dimajalah saat itu.
'Tentu saja. Dia pasti melanjutkan kehidupannya dengan bahagia sekarang.' batin Lucy dalam hati sambil terus melihat satu persatu foto itu.
'Aku tidak bisa terus seperti ini. Benar kata Darriel, kehidupan diluar sana terus berlanjut dan hanya aku sendiri saja yang tersiksa dengan rasa takut konyol itu disini. Tapi tidak. Itu tidak akan terjadi lagi. Semuanya harus kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Aku tidak ingin membuat putriku malu karena memiliki ibu yang tidak berguna sepertiku. Bagaimana saat nanti dia sudah bersekolah ? Aku tidak bisa terus mengandalkan Darriel sampai nanti. Aku harus belajar melakukan semuanya sendiri. Aku harus bisa membaur bersama orang-orang asing lagi. Memangnya apa susahnya, dulu itu adalah bagian dari pekerjaanku. Aku bertemu dengan banyak orang-orang baru dan bekerja sama dengan mereka. Ya. Aku pasti bisa melakukannya. Pasti.'
Bersambung.....
• • • • •
Kurang baik apa aku coba ? Nih aku tetep up meski votenya gak sampe 400 🙄🙄🙄
Kalo ada yang mau tanya, kapan ketemunya ? Kapan ketemunya ? 😋😋😋😋😋
Jariku lagi males ketik nama Anthony nih. Gimana dong ? 😅😅😅😅😅😅
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top