MFG 41 - My Fantasy
"Apa aku sudah cukup membahagiakanmu hari ini, nyonya Baxter ?" ucap Anthony pada Lucy yang kini tengah berdansa dengannya itu.
Ya, itu adalah firstdance mereka setelah pagi tadi keduanya resmi menjadi suami istri.
"Aku sangat bahagia. Tak pernah terbayang sebelumnya acara pernikahanku akan semenakjubkan ini. Terima kasih." ucap Lucy yang kemudian terlihat mengecup bibir suaminya itu singkat kemudian tersenyum manis disana.
"Aku mencintaimu."
"Aku juga sangat mencintaimu."
Anthony langsung mencium bibir istrinya itu dengan ciuman mesra dan manis.
Ya, tak pernah terpikir olehnya jika acara pernikahan yang biasanya membuatnya bosan, kali ini justru membuatnya merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
Hidupnya.
Cintanya.
Wanitanya.
Istrinya.
Anthony berjanji tidak akan melapaskan wanita yang saat ini tengah berada dalam pelukannya itu sampai kapanpun.
Dan ya, Lucy duluan disana yang melepaskan ciumannya karena merasa sudah kehabisan napas.
"Aku memeiliki hadiah pernikahan kecil untukmu." ucap Anthony sambil terlihat merogoh saku jasnya dan mengeluarkan benda yang ada didalam sana. Diangkatnya benda itu tinggi membuat Lucy menganga tak percaya melihatnya.
"Ini, 'kan___"
"Aku berhasil mendapatkan kalung ini untukmu. Ya, cukup sulit memang tapi demi melihat senyum cantik ini, aku siap melakukan apapun." ucap Anthony sambil terlihat meraih pipi Lucy dan mengelusnya lembut dengan satu tangannya disana.
Lucy terlihat berkaca-kaca dan langsung memeluk suaminya itu erat disana.
Ya, ia tidak menyangka ucapan bercandanya saat itu dianggap serius oleh prianya itu hingga lihatlah, bahkan benda itu ada nyata didepannya saat ini.
"Akan kupakaikan, ya." ucap Anthony saat istrinya sudah melepaskan pelukannya disana.
Lucy hanya diam dan tersenyum sambil menunggu suaminya itu selesai. Dan, saat itu juga Lucy juga berpikir untuk memberitahukan kehamilannya disana tapi,
"Cantik sekali." ucap Anthony yang kemudian mengecup kening istrinya itu lembut dan sayang.
"Hei, sayang. Ayo kita ganti bajumu sekarang. Kini waktunya kami harus melepaskan kalian pergi." ucap Lara yang terlihat datang menghampiri Anthony dan Lucy disana.
"Baiklah, Mom. Aku akan segera kembali." ucap Lucy bergantian pada Mommynya dan juga Anthony sebelum akhirnya ia langsung pergi bersama Mommynya disana meninggalkan Anthony yang terlihat masih tak bisa lepas pandang sedikitpun darinya.
'Dia sungguh sangat cantik hari ini. Dan harumnya, oh, aku sudah tidak bisa membayangkannya lebih lama lagi. Dia terlalu memabukkan.'
Beberapa saat kemudian...
"Dengar, Daddy akan selalu ada disini jika kau membutuhkan sesuatu, sayang. Jika ada masalah apapun itu, kau bisa membaginya denganku. Hati-hati selama disana, ya. Pakai pakaian yang hangat agar kau tidak terkena flu lagi, nanti." ucap Adrian yang terlihat jelas sekali menjadi orang yang paling berat untuk melapaskan kepergian putrinya itu.
Lucy memeluk Daddynya erat disana. Entah mengapa tapi, ia merasa akan sangat merindukan Daddynya itu, nanti.
"Jaga kesehatan Daddy baik-baik. Jangan bekerja lembur hingga larut malam." ucap Lucy yang terlihat berkaca-kaca sambil menatap Daddynya penuh sayang, disana.
Cup
Adrian mencium kening putrinya itu penuh kasih dan memeluknya erat disana.
"Pergilah, Anthony sudah menunggumu disana." ucap Adrian setelah melepaskan pelukannya disana.
Diraihnya tangan Daddynya dan digenggamnya erat tangan yang selalu memberikannya ketenangan itu.
"Sampai jumpa, Daddy." ucap Lucy yang kemudian terlihat dengan perlahan melepaskan tangan Daddynya dan berjalan menuju Anthony yang sudah menungguinya didekat mobil.
Setiap langkah yang dilewatinya terasa berat terasa, saat ia mulai berjalan menjauhi semua anggota keluarganya disana.
Sekali lagi Lucy terlihat menatap kembali satu persatu orang tersayangnya disana.
"Masuklah." ucap Anthony yang memang sudah membukakan pintu mobil untuk istrinya itu sejak tadi.
Dengan berat akhirnya Lucy masuk kedalam mobil dan mencoba melepaskan semua perasaan yang mengganggunya itu.
Ia tidak ingin perjalanan bulan madunya menjadi tidak menyenangkan.
"Kau siap ?" tanya Anthony pada istrinya.
"Ya, tentu saja." ucap Lucy mencoba bersikap santai disana dan bukannya Anthony tidak mengetahui itu.
Anthony sangat tahu jika istrinya itu tengah bersedih karena harus berpisah lama dengan keluarganya. Ya, ia merencanakan perjalanan bulan madu 3,5 minggu lamanya di Italy.
Tapi kini Lucy adalah sepenuhnya miliknya dan sudah menjadi haknya secara penuh. Ia tidak mau mengalah kali ini karena sudah terlalu lama Anthony tidak menyentuh wanitanya itu.
Ia sungguh sangat merindukannya.
Sangat.
'Kali ini kau sepenuhnya milikku dan tidak ada siapapun yang bisa mengambilmu dariku, sayang.'
• • • • •
After 10 hours long time flight...
"Sayang, ayo bangun. Kita sudah sampai." ucap Anthony mencoba membangunkan Lucy yang terlihat masih tertidur lelap diranjang besar dalam pesawat miliknya sambil memeluk erat selimut yang menutup tubuh tak berbusananya itu.
Ya, tentu saja Anthony tak mau menyia-nyiakan kesempatan begitu saja dengan menganggurkan istrinya yang cantik selama didalam pesawat. Pria itu tak memberikan ampun sedikitpun pada Lucy dan terus memuaskan nafsunya tanpa henti.
Dan karenanya, Lucy belum memberitahukan tentang kehamilannya itu karena, ia takut Anthony akan merasa terbatasi geraknya dalam bercinta dengannya.
"Aku sungguh sangat lelah, An. Biarkan aku tidur sebentar." ucap Lucy yang sebenarnya merasakan perutnya sedikit kram mungkin karena dia belum makan apapun sejak dipesta pernikahannya kemarin.
"Ayolah, sayang. Kita harus mencari makan untukmu. Kau belum makan sejak kemarin. Dan ya, aku bersumpah daripada membuatmu sakit lebih baik kita batalkan saja acara bulan madu kita ini." ucap Anthony yang langsung membuat Lucy bangun terduduk sambil memegang selimutnya didada.
"Jangan !! Kau tidak tahu betapa aku sudah menantikan hari ini." ucap Lucy tidak terima sambil sesekali menguap disana.
"Kalau begitu cepat ganti bajumu. Aku akan menunggumu diluar." ucap Anthony yang kemudian terlihat berjalan keluar dari kamar.
Lucy menghela nafasnya lelah. Dilihatnya keluar jendela pesawat, dan ya, kelihatannya pesawat mereka memang sudah mendarat dengan aman dibandara sekarang.
Jadi dengan cepat akhirnya Lucy langsung mengikat rambutnya asal dan langsung memakai kembali celana dalamnya yang terlihat ada disisi lain ranjangnya.
Diambilnya baju hangat dari dalam kopernya tanpa sempat untuk memilih lagi dan langsung dipakainya. Sebagai sentuhan terakhir ia menggunakan boots panjangnya dan menggunakan kacamata hitamnya. Bukan untuk gaya ia memakai kacamata, itu untuk menutupi matanya yang terlihat mengantuk dan lelah.
Akhirnya tibalah hari ini. Hari dimana untuk pertama kalinya Lucy tidak menggunakan riasan sama sekali diwajahnya. Karena ya, sekali lagi ia masih mengantuk dan juga perutnya yang sudah sangat kelaparan sekarang.
Tapi sudahlah. Dia tetap cantik ini.
"Biarkan saya bawakan barang-barang anda, nona." ucap seorang pria yang Lucy yakin adalah orang suruhan Anthony saat ia baru saja keluar dari kamarnya.
Ia sedikit terkejut sebenarnya.
"Baiklah. Kau bisa membawa koper ini, tapi aku akan bawa tasku sendiri." ucap Lucy yang terlihat ramah meski sudah dibuat terkejut tadi.
"Baik, nona." ucap pria yang kalau dilihat cukup lumayan menurutnya.
Lucy kemudian terlihat berjalan cepat untuk mencari keberadaan suaminya yang tadi mengatakan akan menunggunya diluar.
"Sudah ?" ucap Anthony saat melihat istrinya itu berjalan mendekatinya disana.
"Aku lapar..." rengek Lucy setelah merangkul pinggang suaminya itu.
"Iya, aku tahu, sayang. Kita memang akan langsung pergi ke restoran sekarang. Masuklah." ucap Anthony sambil membukakan pintu untuk Lucy disana.
"Benarkah ?! Kalau begitu ayo cepat kita berangkat !!!!!!" ucap Lucy antusias kemudian masusk kedalam mobil yang disusul Anthony setelahnya.
"Minum susu ini dulu. Aku memesannnya dari pramugari tadi sebelum turun dari pesawat, kurasa masih cukup hangat." ucap Anthony yang menurut Lucy sangat perhatian sekali padanya tapi,
'Kemarin aku minum susu untuk sarapan dan membuatku mual setengah mati setelahnya. Bagaimana jika kali ini juga terjadi hal yang sama ? Anthony akan menjadi khawatir nanti.' batin Lucy dalam hati.
"Kenapa ? Kau tidak suka susunya ?" ucap Anthony membuat Lucy menjadi tidak enak dan,
"Tidak. Hanya saja aku ingin memakan apel merah utuh. Bisakah kau membelikannya untukku, nanti ?" ucap Lucy yang kemudian terl8hat meminum susunya sambil berdoa agar tidak merasa mual kali ini.
"Kau semakin banyak maunya setiap hari. Tapi baiklah, sayang. Hanya apel saja, 'kan ? Akan kubelikan nanti." ucap Anthony sambil tersenyum manis membuat Lucy juga membalas dengan tersenyum disana.
Sebenarnya Lucy juga teesenyum karean hal lainnya. Hal lain itu adalah secara ajaibnya kali ini ia tidak merasakan mual sama sekali. Mungkin karena babynya itu tahu jika Mommynya sedang lapar dan hanya ada susu saja untuk mengganjal perutnya saat ini.
Lucy bahagia sambil mengelus pelan perutnya disana. Dengan cepat akhirnya ia habiskan susu yang diberikan Anthony padanya tadi.
'Aku yakin kau akan tumbuh menjadi anak yang pintar dan pengertian padaku, nanti. Terima kasih, sayang.'
• • • • •
"Dengarkan aku dulu, sayang. Dia disini hanya sebagai staff pemilik resort yang akan memastikan kebutuhan kita selama disini terpenuhi. Lagipula dia sahabatku sejak kecil. Ada apa denganmu sebenarnya, hmm ?" ucap Anthony berusaha memberikan pengertian pada Lucy yang tengah merajuk padanya disana.
"Tapi ini bulan madu kita, An. Kukira kita hanya akan berdua saja selama disini tanpa siapapun yang akan ikut. Jika tahu begitu, kenapa tidak kuajak saja kakak-kakakku dan juga teman-temanku sekalian dalam bulan madu kita ini. Sudahlah. Kau tidak akan mengerti perasaanku." ucap Lucy yang memilih langsung pergi keluar restoran itu. Entah kemana yang jelas, ia sangat ingin jauh dari pria yang Anthony sebut sebagai teman kecilnya itu.
Ya, bukannya apa-apa. Hanya saja Lucy merasa tidak nyaman saat sejak tadi ia sampai di restoran hingga saat sedang makan, teman Anthony itu terus saja menatapnya dengan pandangan yang aneh.
Memang dulu Lucy sudah pernah bertemu dengan teman Anthony itu secara tidak sengaja dipesta, tapi sungguh ia tidak tahu jika akan bertemu lagi dan saling berkenalan seperti ini.
Pria yang sedari tadi dimaksud Lucy adalah Johny.
Dan Anthony, meski tahu temannya itu menatapinya sejak tadi, suaminya itu terlihat bersikap santai dan biasa saja. Tidakkah suaminya itu tahu kalau saat itu dirinya merasa sangat tidak nyaman.
Sudahlah. Lucy merasa sangat kesal, sekarang.
'Sayang, sebaiknya kita kemana, sekarang. Aku sungguh tidak mau kembali pada Daddymu. Dia sungguh sangat tidak pengertian sama sekali. Apa jika temannya itu berlaku kurang ajar padaku, nanti dia juga hanya akan diam dan melihatnya saja ?' batin Lucy dalam hati sambil mengelus perut ratanya itu.
Akhirnya dengan perasaan kesal itu Lucy berjalan entah tak tentu arah dan tujuan dikeramaian kota Roma disana.
Tapi ya, meski begitu, Lucy merasa senang bisa melihat keindahan kota yang sudah lama ia ingin datangi itu.
Terakhir dia kesana sekitar satu tahun lalu untuk melakukan pemotretan dengan brand Adidas dan juga untuk mengikuti fashion show rutin tahunan Victoria Secret saat itu.
'Oh, kurasa aku mengenal deseorang yang tinggal disini. Tina. Saat itu aku sempat diajaknya menginap di Apartementnya. Apa dia masih tinggal disini, ya ?' batin Lucy dalam hati.
Akhirnya Lucy dengan cepat bergegas mencari taxi untuk mengantarnya pergi ketempat tujuannya itu.
Tidak sulit mendapatkan taxi disini. Terlihat sebuah taxi datang dan menghampiri tempat Lucy berdiri saat ini. Tapi,
Tepat sebelum taxi itu sampai, Lucy dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memukul belakang kepalanya disana.
Pukulannya tidak terlalu keras memang, tapi cukup membuat kepala Lucy terasa berputar dan pening.
"Maafkan aku, sayang."
Begitulah yang didengar Lucy sebelum akhirnya wanita cantik itu tak sadarkan diri dipelukan orang yang dengan sigap menangkapnya dibelakang itu.
Bersambung.....
• • • • •
Dikit dulu yak 😋
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top